Choctaw
Choctaw (ejaan alternatif Chahta, Chactas, Tchakta, Chocktaw, dan Chactaw) adalah penduduk asli Amerika. Tempat tinggal tradisional mereka terletak di Mississippi, Florida, Alabama, dan Louisiana di Amerika Serikat tenggara. Mereka menuturkan bahasa Choctaw, yang tergolong dalam rumpun bahasa Muskogean. Choctaw merupakan keturunan budaya Hopewell dan Mississippi, yang tinggal di sebelah timur lembah Sungai Mississippi dan anak sungainya. Sekitar 1.700 tahun yang lalu, rakyat Hopewell membangun Nanih Waiya, gundukan besar yang masih dianggap suci oleh suku Choctaw. Penjelajah Spanyol pada pertengahan abad ke-16 bertemu dengan desa dan kepala suku budaya Mississippi.[2] Menurut antropolog John Swanton, nama Choctaw berasal dari salah satu pemimpin pertamanya,[3] sementara sejarawan Henry Halbert menyatakan bahwa nama tersebut berasal dari frasa Choctaw Hacha hatak yang berarti "orang sungai".[4] Choctaw mulai muncul sebagai suku pada abad ke-17, dengan tiga pembagian politik dan geografis: timur, barat, dan selatan, masing-masing terkadang memiliki hubungan tersendiri dengan bangsa Eropa tertentu, seperti Prancis, Inggris, dan Spanyol. Selama Revolusi Amerika, sebagian besar Choctaw mendukung upaya Tiga Belas Koloni untuk memperoleh kemerdekaannya dari Imperium Britania. Pada abad ke-19, Choctaw dikenal sebagai salah satu "Lima Suku Beradab" karena mereka menerapkan berbagai adat bangsa Eropa. Choctaw dan Amerika Serikat menandatangani sembilan traktat, dan berdasarkan tiga traktat terakhir Amerika mengambilalih tanah mereka dan memaksa sebagian besar Choctaw untuk pindah ke Teritori Indian di Oklahoma. Mereka adalah penduduk asli Amerika pertama yang dipaksa pindah berdasarkan Undang-Undang Pemindahan Indian. Choctaw dipindah karena Amerika Serikat ingin memperluas wilayahnya untuk diduduki oleh bangsa Eropa,[5] untuk menyelamatkan suku tersebut dari kepunahan,[6] dan untuk mengambil sumber daya alam mereka.[7] Choctaw berhasil memperoleh wilayah terbesar dan yang paling diinginkan di Teritori Indian. Pemerintahan mereka di wilayah tersebut awalnya terdiri dari tiga distrik, masing-masing dengan kepala sukunya sendiri, yang duduk bersama dengan kepala kota di Dewan Nasional. Mereka mengangkat Delegasi Choctaw untuk mewakili mereka di Washington, DC. Berdasarkan Traktat Dancing Rabbit Creek pada tahun 1831, Choctaw yang memilih untuk tetap tinggal di Mississippi menjadi salah satu etnis non-Eropa pertama yang memperoleh kewarganegaraan Amerika Serikat.[8][9][10] Selama Perang Saudara Amerika, Choctaw di Oklahoma dan Mississippi mendukung Konfederasi Amerika. Konfederasi memberi isyarat bahwa mereka akan mendukung pendirian negara bagian Indian bila memenangkan perang. Setelah perang saudara berakhir dan Amerika Serikat kembali bersatu, Choctaw diharuskan untuk membebaskan semua budaknya dan memberinya kewarganegaraan penuh. Setelah diloloskannya Undang-Undang Dawes, Amerika Serikat membubakan pemerintahan kesukuan dan membagi-bagi tanah kepada individu untuk memecah ikatan kesukuan. Selama Perang Dunia I, tentara Choctaw mengabdi kepada militer Amerika Serikat sebagai penyampai pesan dengan menggunakan bahasa Choctaw. Undang-Undang Reorganisasi Indian pada tahun 1934 membatalkan Undang-Undang Dawes dan pemerintahan kesukuan Choctaw kembali didirikan. Suku Choctaw masih mampu mempertahankan budaya mereka meskipun bertahun-tahun menghadapi tekanan asimilasi. Sebagai suku terbesar ketiga yang diakui dalam tingkatan federal, semenjak pertengahan abad ke-20 mereka telah mendirikan institusi baru, seperti pendidikan tinggi kesukuan, otoritas perumahan, dan sistem hukum. Saat ini, Bangsa Choctaw Oklahoma dan Gerombolan Indian Choctaw Mississippi adalah dua suku Choctaw yang diakui dalam tingkatan federal; Mississippi mengakui satu gerombolan lain, dan kelompok-kelompok Choctaw yang lebih kecil dapat ditemui di Alabama, Louisiana, dan Texas. Lihat pulaCatatan kaki
Pranala luar
Sejarah dan budaya
|