Bunga bidal

Bunga bidal
Bunga bidal biasa (Digitalis purpurea)
Klasifikasi ilmiah Sunting klasifikasi ini
Kerajaan: Plantae
Klad: Tracheophyta
Klad: Angiospermae
Klad: Eudikotil
Klad: Asterid
Ordo: Lamiales
Famili: Plantaginaceae
Tribus: Digitalideae
Genus: Digitalis
Carolus Linnaeus
Spesies[1][2]

Digitalis atlantica
Digitalis canariensis
Digitalis cariensis
Digitalis cedretorum
Digitalis ciliata
Digitalis davisiana
Digitalis ferruginea
Digitalis fuscescens
Digitalis grandiflora
Digitalis ikarica
Digitalis isabelliana
Digitalis laevigata
Digitalis lamarckii
Digitalis lanata
Digitalis lutea
Digitalis mariana
Digitalis minor
Digitalis nervosa
Digitalis obscura
Digitalis parviflora
Digitalis purpurea
Digitalis sceptrum
Digitalis subalpina
Digitalis thapsi
Digitalis transiens
Digitalis viridiflora

Digitalis, atau bunga bidal (Inggris: Foxglove, Jerman: Fingerhut) adalah genus dari sekitar 20 spesies tumbuhan dua tahunan atau tahunan, yang dahulu digolongkan ke keluarga Scrophulariaceae. Menurut penelitian ilmiah baru dalam bidang genetika, tumbuhan ini dapat digolongkan dalam keluarga Plantaginaceae. Bunga dari tumbuhan ini berbentuk seperti lonceng kecil dan warnanya berbeda menurut species dari ungu, merah muda, putih atau kuning. Tumbuhan ini berasal dari Eropa, Asia bagian barat dan tengah, serta Afrika utara.

Spesies yang paling dikenal adalah Digitalis purpurea. Ini adalah tumbuhan dua tahunan dan sering dikembangbiakkan sebagai tanaman hias karena bunganya yang ungu. Tahun pertama, saat tanaman ini tumbuh, menghasilkan daun-daun dasar, sedangkan tahun kedua tumbuh daun-daun serta tangkai yang panjangnya sampai 0,5 - 2,5 meter.

Nama "digitalis" juga digunakan untuk obat penyakit jantung, terutama digoksin yang diekstraksi dari tanaman ini.

Kegunaan sebagai obat

Kegunaan ekstrak dari Digitalis purpurea sebagai obat diperkenalkan pertama kali oleh William Withering. Sebagai obat, glikosida dari tanaman ini digunakan untuk memperkuat kerja jantung (positif inotrop). Ekstrak dari digitalis biasanya diambil dari daun-daun tanaman yang tumbuh pada tahun kedua. Bagian-bagian yang murni dari tanaman ini juga dikenal dengan nama digoksin atau digitoksin.

Bunga bidal bekerja di tubuh dengan cara menghalangi fungsi enzim natrium-kalium ATPase sehingga meningkatkan kadar kalsium di dalam sel-sel otot jantung. Meningkatnya kadar kalsium di dalam otot sel-sel jantung inilah yang menjadi sebab meningkatnya kekuatan kontraksi jantung.

Reaksi sebagai racun

Apabila digunakan secara berlebihan, bunga bidal dapat berfungsi sebagai racun. Seluruh bagian tumbuhan ini mengandung glikosida, yang dapat menyebabkan keracunan. Reaksi-reaksi keracunan yang pertama mulai dari mual, muntah, diare, sakit perut, halusinasi, sakit kepala hingga delirium. Tergantung pada tingkat keracunan, korban keracunan juga mempunyai denyut nadi yang lemah, tremor, xanthopsis (apa yang dilihat terlihat kuning), kejang-kejang dan bahkan dapat menyebabkan gangguan irama jantung yang mematikan.

Galeri

Referensi

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya