BinterBinter adalah merek lokal dari sepeda motor Kawasaki di Indonesia. Nama Binter adalah kepanjangan dari Bintang Terang, yaitu nama perusahaan distributor sepeda motor ini. Binter adalah salah satu sepeda motor terawal yang mengusung merek lokal, meskipun tidak mengklaim sebagai motor nasional. Motor ini diedarkan oleh PT Tunas Bekasi Motor Company, perusahaan milik Eddy Tansil (yang lebih dikenal dengan kasus Bapindo) pada awal 1980-an. PT Tunas sebelumnya sudah menjadi agen Kawasaki sejak 1976, menggantikan PT Insan Apollo Motor (1969-1972).[1] Sebenarnya, bisa dikatakan Binter hanyalah motor Kawasaki yang di-rebadge, bahkan menurut Soebronto Laras, hampir semua komponen motor tersebut berasal dari luar negeri. Binter sendiri hanya berumur pendek, selain karena kalah saing dengan motor seperti Honda, pada era 80-an PT Tunas terjerat hutang US$ 25 juta ke BCA sehingga pabriknya harus diserahkan ke bank tersebut. Binter pun akhirnya berhenti diproduksi pada 1983-1985. Pabriknya kemudian diubah menjadi tempat produksi Indomobil.[2][3][4] Produk-produk Binter adalah:
Sepeda motor Kawasaki di kemudian hari membuka kembali usahanya di Indonesia tetapi tidak lagi menggunakan merek "Binter". Kembalinya Kawasaki baru terjadi pada tahun 1994, ketika di tanggal 4 Januari 1994 Kawasaki mengumumkan pembentukan kerjasama patungan Kawasaki (51%), PT Bimantara Cakra Nusa (anak perusahaan Bimantara Citra) 15%, PT Sumber Selatan Nusantara 5% dan PT Danmotors Vespa Indonesia (29%) untuk mendirikan pabrik Kawasaki di Indonesia.[5] Perusahaan yang didirikan pada 21 Februari 1994 ini,[1] kemudian kepemilikan Danmotors kemudian menghilang dan PT Sumber Selatan Nusantara memiliki 34%. Pada tahun 1990-an, Kawasaki memiliki 3% pasar sepeda motor di Indonesia, dengan pabrik di Pulogadung.[6] Rujukan
|