Baptis darahDalam teologi Kristen, baptis darah (bahasa Latin: baptismus sanguinis[1][2]) atau pembaptisan oleh darah, juga disebut baptis martir,[3] adalah doktrin yang menyatakan bahwa seorang Kristen dapat memperoleh rahmat pembenaran, yang biasanya dapat diperoleh melalui baptis air, melalui kemartiran tanpa perlu menerima baptis air tersebut. Periode patristikSiprianus dari Kartago, dalam suratnya pada tahun 256 mengenai persoalan apakah seorang katekumen yang ditangkap dan dibunuh karena keyakinannya kepada Yesus Kristus "akan kehilangan harapan keselamatan dan upah pengakuan iman, karena dia sebelumnya tidak 'dilahirkan kembali dari air'", menjawab bahwa "mereka pasti tidak akan kekurangan sakramen baptis karena telah dibaptis dengan baptis darah yang paling mulia dan agung".[4] Sirilus dari Yerusalem, dalam katekesenya yang disampaikan pada Masa Prapaskah tahun 348, menyatakan, "Barang siapa tidak dibaptis, ia tak akan beroleh keselamatan; kecuali para martir, yang bahkan tanpa air pun memperoleh Kerajaan Allah."[5] Pendapat menurut denominasiRingkasanDoktrin ini dianut oleh Gereja Katolik, Gereja Ortodoks Oriental,[6][7][8][9] Gereja Ortodoks Timur,[3] dan Asosiasi Gereja Lutheran Amerika.[10] LutheranismeBagi umat Anabaptis dan umat Lutheran, mereka yang mati sebagai seorang martir Kristen dalam periode penindasan terhadap orang Kristen dianggap memperoleh manfaat baptis tanpa benar-benar menjalani ritual pembaptisan.[11] Pengakuan Iman Augsburg dalam Lutheranisme menegaskan bahwa "Baptis biasanya diperlukan untuk keselamatan". Dengan mengutip ajaran para Bapa Gereja mula-mula, umat Lutheran mengakui baptis darah dalam "keadaan penganiayaan dan penindasan".[12] AnabaptisSeperti yang disebutkan di atas, mereka yang mati sebagai martir Kristen dalam periode penindasan terhadap orang Kristen, bagi umat Anabaptis, dianggap telah memperoleh manfaat baptis tanpa benar-benar menjalani ritual tersebut.[11] Gereja KatolikDalam Gereja Katolik, baptis darah "dapat menggantikan Sakramen Baptis sejauh menyangkut hubungan dengan rahmat, tetapi tidak menyebabkan kesatuan dengan Gereja, karena [baptis tersebut] tidak memberikan meterai sakramental yang membuat seseorang terikat secara formal pada Gereja”.[13] FeeneyismeFeeneyisme menyangkal baptis darah serta baptis rindu.[14] Lihat jugaReferensi
|