Banjir Padang 2012
Banjir Padang 2012 meupakan bencana banjir yang melanda beberapa kawasan di Kota Padang, Sumatera Barat pada 31 Mei 2012. Bencana ini disebabkan oleh hujan deras disertai petir dan angin kencang yang terjadi pada sore harinya. Bancana ini juga diperparah dengan tumbangnya sejumlah pohon dan tanah longsor di beberapa titik di kota Padang. Kawasan terparah yang dilanda banjir ini di antaranya adalah Pegambiran, Kampung Kalawi, Lubuklintah, Pampangan, Durian Tarung, dan Gunung Sarik. Kawasan-kawasan tersebut terendam banjir setinggi pinggang orang dewasa. Sementara, di kawasan lainnya banjir merendam hingga selutut orang dewasa, seperti di Lapai, Lubukbegalung, Kampung Nias, Jati, Bagindo Aziz Chan, dan Pasar Raya Padang. Sedangkan yang lainnya tidak terlalu parah seperti Jalan Juanda, Jalan Pemuda, Jalan S. Ratulangi, Patimura, Sawahan, dan Andalas. Selain banyaknya kawasan yang terendam sehingga membuat puluhan warga mengungsi, bencana ini juga menyebabkan terbelahnya satu rumah dan merusak beberapa papan reklame hingga jatuh menimpa badan jalan maupun benda lain terutama kabel listrik. Bahkan satu tanggul diketahui jebol, dan listrik di hampir separuh Kota Padang padam.[1][2] Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah memperkirakan bahwa cuaca ekstrem akan terjadi dalam beberapa minggu di pantai barat Sumatra, sehingga warga diimbau untuk waspada terhadap longsor, dan ancaman terjadinya puting beliung.[1] DampakDi Pegambiran, sebuah tanggul di dekat Bank Nagari jebol hingga membuat air melimpah setinggi 1,5 meter. Puluhan pegawai yang ketika itu masih terperangkap hujan di kantor, terpaksa diungsikan oleh tim Search and Rescue (SAR) dan tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang. Di Ampang, warga memprotes pihak pelaksana pembangunan Jalan Alai–Bypass yang dianggap tidak melakukan pengkajian terhadap pembangunan jalan sehingga menimbulkan banjir hingga memasuki rumah warga setinggi 75 cm.[1] Tingginya genangan air membuat angkutan kota tak bisa masuk ke Pasar Raya, sehingga banyak warga yang telantar karenanya. Sebagian memilih untuk berjalan kaki dari Pasar Raya menuju Andalas. Di SPBU Sawahan, terlihat pohon tumbang menghalangi jalan. Selain itu, kemacetan panjang juga terjadi dari Andalas sampai Sawahan. Kendaraan berjalan beringsut, akibat genangan air cukup tinggi terutama di simpang Azizi, Andalas.[1] Listrik juga padam di hampir separuh Kota Padang, karena dari 200 MW beban listrik puncak di Padang, sebanyak 75 MW di antaranya tidak tersalurkan. Kondisi tersebut terjadi akibat pohon dan papan reklame tumbang menimpa kabel jaringan PLN, dan banyaknya gardu hubung (GH) yang terendam banjir. Kawasan yang listriknya padam meliputi Padang Barat, Padang Selatan, Padang Timur, sebagian Kuranji, bahkan hingga perbatasan Kota Padang dengan kabupaten Pesisir Selatan.[1] Referensi
|