Bandar Udara Internasional Raja Shaka

Bandar Udara Internasional Raja Shaka
Informasi
JenisPublik
PengelolaAirports Company South Africa
Worldwide Flight Services
LokasiDurban
Zona waktuUTC+2
Koordinat{{{coordinates}}}

Bandar Udara Internasional Raja Shaka, juga dikenal sebagai Bandar Udara La Mercy (mana wilayah yang menjadi lokasinya) dan disingkat sebagai KSIA, adalah bandar udara utama yang melayani kota Durban, Afrika Selatan. Berlokasi di La Mercy, sekitar 35 kilometer (22 mi) sebelah utara pusat kota Durban. Bandara ini dibuka untuk penumpang pada 1 Mei 2010, hanya sekitar sebulan sebelum pelaksanaan Piala Dunia FIFA 2010. Bandara ini menggantikan Bandar Udara Internasional Durban yang kemudian ditutup.[1] Bandara dirancang oleh Osmond Lange Architects and Planners dan menghabiskan biaya sebesar R6.8 miliar.[2]

Bandara ini menjadi bagian dari Dube Tradeport, yang terdiri dari sebuah zona perdagangan yang terhubung dengan terminal kargo bandara, fasilitas pendukung bandara seperti kantor terdekat dan akomodasi transit bagi wisatawan, dan zona eksport agrikutur terintegrasi dengan sebuah platform IT.[3]

Sejarah

Konsepsi proyek dan pembangunan awal

The passenger terminal under construction on August 28, 2009, taken from the airside and showing the domestic airbridges
pembangunan terminal penumpang pada bulan Agustus 2009

Bandar Udara Internasional Raja Shaka pertama kali direncanakan pada tahun 1970an, dengan pembangunan dimulai pada tahun 1973. Pada tahun 1975, pengerjaan tanah dan sistem drainase bada berhasil diselesaikan. Namun, proyek ini dihentikan pada tahun 1982 karena perlambatan ekonomi pada waktu tersebut.[2]

Proyek ini dibangkitkan kembali pada akhir tahun 1990an saat keterbatasan dari Bandar Udara Internasional Durban menjadi serius.[2] Landasan pacu bandara sepanjang 2.400 m (7.874 ft) terlalu pendek untuk memungkinkan pesawat besar seperti Boeing 747 mengoperasikan rute antar benua dari Durban; yang menyebabkan penurunan arus penumpang internasional yang menyebabkan Durban menjadi terpnggirkan dari Johannesburg dan Cape Town.[4] Pengembangan Bandar Udara Internasional Durban mulai dipertimbangkan, tetapi sebuah studi yang dipublikasikan pada tahun 2007 menemukan bahwa bandara yang ada akan menemui permasalahan lebih lanjut dan akan mencapai kapasitas maksimumnya pada tahun 2025, di mana setelah itu tidak ada pilihan lagi selain mengembangkan KSIA.[5] Ditemukan juga bahwa akan lebih mahal 95 % untuk mengoperasikan bandar Udara Internasional Durban hingga potensi penuhnya dan baru kemudian mengembangkan KSIA, sehingga KSIA perlu segera dikembangkan.[5] Namun, sengketa antara Airports Company South Africa (ACSA) dan firma Dube Tradeport (yang dilindungi oleh pemerintah provinsi KwaZulu-Natal) menghambat proyek ini hingga menteri transportasi nasional Jeff Radebe melakukan intervensi untuk memulai proyek pada tahun 2004.[6]

Proyek ini kemudian digangggu oleh perang tender antara Konsorsium Illembe (dipimpin oleh Group Five dan Wilson Bayly Holmes-Ovcon) dengan Konsorsium Indiza (dipimpin oleh Grinaker-LTA). Kedua konsorsium lolos kualifikasi untuk tender pada April 2006; namun, tender dihadiahkan kepada konsorsium Illemb, karena konsorsium Indiza tidak dipertimbangkan karena gagal memenuhi beberapa persyaratan tender.[7] Grup Indiza melakukan banding terhadap keputusan tersebut, mangklaim bahwa proses tender yang benar tidak diikuti dan penawaran mereka secara tidak fair telah diabaikan;[7][8] Namun, pengajuan keberatan pengadilan mereka ditolak oleh Pengadilan Tinggi Pietermaritzburg pada bulan Februari 2007.[9]

Penghambat terakhir adalah penundaan persetujuan Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) oleh Departemen Permasalahan Lingkungan dan Pariwisata Afrika Selatan.[2] AMDAL akhirnya disetujui pada bulan Agustus 2007; kondisi yang mempengaruhi persetujuan adalah penunjukan petugas pengendali lingkungan, isu pembangunan jalan akses bebas hambatan N2, dan isu fauna dan flora; secara spesifik, adalah pengaruh pembangunan dan operasi bandara terhadap koloni burung layang-layang di dekatnya.[10]

Pembangunan bandara dimulai pada 24 Agustus 2007, segera setelah persetujuan AMDAL.[11] Pembanguna tumbuh secara stabil hingga dua tahun berikutnya, dengan uji coba operasi bandara dimulai pada bulan Desember 2009.[12] Bandara menangani penerbangan perdananya pada 1 Mei 2010.[13]

Masih belum jelas masa depan dari Bandar Udara Internasional Durban yang sudah ada setelah dibukanya KSIA. Sebelumnya diharapkan bahwa bandara akan ditutup dan situsnya (di dalam wilayah industri) akan dikembangkan kembali, kemungkinan akan diubah menjadi pelabuha yang melayani pabrik perakitan dan komponen mobil,[14] namun Comair menunjukkan ketertarikan untuk membeli bandara ini dan menjadikannya sebagai bandara alternatif atau sekunder.[15]

Proses penamaan

Meskipun sudah muncul harapan luas bahwa bandara akan diberi nama "Bandar Udara Internasional Raja Shaka", diputuskan pada bulan Oktober 2009 bahwa bandara perlu melakukan sebuah proses pemberian nama formal.[16] Mantan perdama menteri KZN, S'bu Ndebele, menyatakan proses pemberian nama sangatlan penting, menyatakan bahwa pilot tidak dapat terbang menuju tempat yang tidak memiliki nama.[16] Rapat umum untuk pemberian nama bandara dimulai pada awal November 2009, dengan sebagian besar pesarta setuju untuk menggunakan "Bandar Udara Internasional Raja Shaka" sebagai nama bandara.[17]

Pada 8 Desember 2009, dilaporkan bahwa "Bandar Udara Internasional Raja Shaka" menjadi nama paling populer untuk bandara baru ini.[18] Nama bandara baru ini disetujui pada 14 Januari 2010,[19] dan menjadi resmi pada 2 Februari 2010 saat Kementerian Seni dan Budaya memberikan persetujuan akhir terhadap nama tersebut.[20]

Bandara ini diberi nama sesuai dengan Shaka, pemimpin dari Kerajaan Zulu pada awal abad ke-19.

Lokasi

Bandara ini berada di La Mercy, sekitar 35 kilometer (22 mi) utara kota Durban. WIlayah bandara dibatasi oleh M43 di bagian utara, Sungai Mdloti di bagian selatan, R102 di bagian barat, dan jalan bebeas hambatan N2 di bagian timur.

Komunitas yang bersebelahan adalah Tongaat di bagian barat laut, Verulam di bagian barat daya, dan Umdloti d bagian tenggara; komunitas terkenal yang berada di dekat bandara adalah Umhlanga di sebelah selatan dan Ballito di sebelah utara. Komunitas ini umumnya mengalami masalah tingkat kebisingan akibat adanya bandara;[21] dan rekomendasi terhadap keberatan mereka juga diberikan dalam laporan Analisis Dampak Lingkungan.[22]

Layang-layang Gunung Moreland

Gunung Moreland, sebuah komunitas kecil yang berada di 26 km (16 mi) sebelah selatan bandara, merupakan tempat bersarang penting bagi burung Layang-layang Asia.[23] Wilayah tumbuhan merah seluas 250 m2 (2.700 sq ft)2 dimana burung bersarang berada tepat di bawah jalur pendaratan dari landasan pacu 06; saat bandara diumumkan dibangun, muncul kekhawatiran bahwa tumbuhan merah tersebut akan dihancurkan karena tingginya risiko tabrakan burung, membuat banyak keberatan daripada pemerhati lingkungan.[23]

Sebagai hasil dari semua keberatan tersebut, studi terhadap risiko tabrakan burung di KSIA dimulai, dengan perhatian khusus terhadap populasi Layang-layang Asia di Gunung Moreland. Studimenunjukkan bahwa pada aktivitas burung pada pagi hari umumnya terjadi sebelum kedatangan maupun keberangkatan berjadwal apapun (sebelum pukul 06:00), dengan aktivitas pada sore hari yang terjadi di bawah jalur pendaratan bandara mendapat gangguan dari 5% populasi burung dengan jangka waktu yang sangat pendek (sekitar 10 menit).[24] Hal lain juga dicatat bahwa spesies burung yang lebih besar, terbang dalam ketinggian lebih, akan memberikan ancaman lebih besar terhadap pesawat daripada Layang-layang; dimana spesies ini sudah menjadi ancaman di Bandar Udara Internasional Durban.[24] Studi ini menunjukkan bahwa sangat memungkinkan mempertahankan populasi Layang-Layang; dengan proposal mitigasi resiku dengan mengubah sedikit jalur pergerakan pesawat di sore hari, dengan sudut pendaratan di landasan pacu 06 menjadi 3,2 atau 3,5 derajat dibandingkan standard 3 derajat, dan pemasangan sistem radar yang akan memonitor pergerakan burung dan diitegrasikan dengan rencana operasi bandara.[24]

Sebagai respon dari studi ini, ACSA mengontrak De-Tect Inc. untuk memasang sebuah sistem radar yang akan mengawasi semua aktivitas burung di sekitar KSIA, memberikan peringatan kepada pengawas lalu lintas penerbangan terhadap bahaya burung dalam penerbangan. Sistem radar tiba pada bulan Januari 2009 dan langsung mengumpulkan data yang dibutuhkan saat bandara telah beroperasi.[25]

Terminal

Terminal penumpang

The departures concourse, showing the check-in islands and passengers checking in for their flights. Information is being displayed on LED and LCD display screens.
Area keberangkatan di terminal penumpang

Terminal penumpang berlokasi di ujung selatan badara dan dipisah dalam dua lantai: kedatangan ditangani di lantai bawah, keberangkatan di lantai atas. Dengan total lantai seluas 102.000 m2 (1.100.000 sq ft), terminal ini mampu menangani 7,5 juta penumpang setiap tahun.[26]

Wilayah cek in, yang berlokasi di lantai atas, memiliki 72 konter cek in dan 18 kois swalayan, bersama dengan kantor tiket untuk beberapa maskapai yang beroparasi di bandara. Penumpang kemudian melewati titik pemeriksaan keamanan, yang dipisahkan antara penumpang domestik dan internasional, sebelum menuju ke ruang tunggu dan gerbang keberangkatan. Bandara memiliki 34 ruang parkir pesawat dan 16 garbarata; empat diantaranya (gerbang A20-A23) dapat dikelompokkan untuk menangani dua pesawat kode F (seperti Airbus A380) atau secara sendiri menangani empat pesawat kode C (seperti Airbus A320 dan Boeing 737), sedangkan yang lain mampu menangani satu pesawat kode C.[26][27]

Kedatangan ditempatkan di lantai bawah, dengan aula pengambilan bagasi yang memiliki 5 konveyor yang dapat dialokasikan untuk penerbangan domestik dan internasional sesuai kebutuhan. Sebagian besar toko ritel di berlokasi di lantai bawah, selain di plasa terbuka di depan bangunan terminal. Jika digabungkan dengan ritel di ruang tinggu keberangkatan, bandara memiliki 52 otlet ritel denagn ruang seluas 6.500 m2 (70.000 sq ft).[26]

Terminal tidak memiliki ruang pandang publik, yang membuat banyak kritik dari masyarakat.[28] Namun kemudian ditunjukkan bahwa kesempatan melihat aktivitas pesawat dapat tersedia di jalan penurunan penumpang keberangkatan, dan tempat lain di luar bandara.[29]

Terminal kargo

A view of the cargo terminal from the main access road leading to it, showing bays for goods vehicles and the reception area.
Terminal kargo, dilihat dari jalan

Terminal kargo terletak di sebelah utara dari teminal penumpang, dan berada di sekitar bagian tengah bandara. Terminal kargo memiliki luas sekitar 15.000 m2 (160.000 sq ft) dengan kapasitas kargo 150.000 ton per tahun; dengan pengembangan jangka panjang dapat memperluas ruang kargo hingga seluas 100.000 m2 (1.100.000 sq ft) dan kapaistas hingga 1 juta ton kargo per tahun.[30] Worldwide Flight Services ditunjuk pada bulan Agustus 2009 dalam sebuah kontrak sebagai operator terminal kargo selama lima tahun.[31][32]

Terminal kargoakan menjadi satu komponen dari Dube Tradeport's Trade Zone Precinct, yang akan menjadi tempat penyimpanan logistik dan juga sebagai tempat aktivitas kargo dan industri ringan yang membutuhkan akses mudah ke layanan kargo udara, dan akan memiliki wilayah seluas 36 hektare.[33]

Salah satu tujuan dari pembangunan terminal kargo ini adalah untuk mengembalikan perusahaan kargo judara lokal yang pindah ke Bandar Udara Internasional OR Tambo di Johannesburg;[33] diperkirakan bahwa KwaZulu-Natal memproduksi sekitar 25.000 ton kargo udara yang harus dipindahkan melalui jalan darat menuju Johannesburg.[34] Bandara ini memiliki keuntungan karena berada di dekat permukaan laut dibandingkan dengan Johannesburg yang berada di ketinggian tinggi, dan kedekatan lokasinya dengan Pelabuhan Durban, yang merupakan pelabuhan tersibuk di belahan bumi selatan.[35] Terminal karog memiliki dua tempat untuk pesawat kode F (yang dapat menampung pesawat sekelas dengan Airbus A380), yang dalam jangka panjang dapat ditambahkan menjadi 10.[5]

Maskapai dan destinasi

Berikut merupakan maskapai yang mengoperasikan penerbangan berjadwal di Bandar Udara Internasional Raja Shaka:

Penerbangan berjadwal dari Bandar Udara Internasional Raja Shak.
A flight departing from King Shaka International Airport against the backdrop of a dawn sky
Pesawat meninggalkan bandara menuju arah selatan dari Bandara
MaskapaiTujuanTipe
1Time Cape Town, Johannesburg Domestik
Air Mauritius Mauritius Internasional
Airlink Maputo Internasional
Airlink Bloemfontein, George, Nelspruit Domestik
British Airways dioperasikan oleh Comair Cape Town, Johannesburg, Port Elizabeth Domestik
Emirates Dubai Internasional
Kulula.com Cape Town, Johannesburg, Lanseria Domestik
Mango Cape Town, Johannesburg Domestik
South African Airways Johannesburg Domestik
South African Express Cape Town, East London, Johannesburg, Port Elizabeth Domestik
Velvet Sky Cape Town, Johannesburg Domestik

Pranala luar

Referensi

  1. ^ Harrilall, Kavith (October 24, 2008). "KZN's new airport on track". The Witness. Diakses tanggal October 25, 2008. 
  2. ^ a b c d Naidoo, Suren (June 21, 2007). "New Durban airport waiting for green light". IOL. 
  3. ^ "Dube Tradeport website". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-09-29. Diakses tanggal 2011-07-21. 
  4. ^ Carnie, Tony (August 24, 2007). "'Durban will never be the same again'". IOL. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-10-16. Diakses tanggal October 15, 2008. 
  5. ^ a b c Institute of Natural Resources (August 2007). "Chapter 18 - Alternative: Upgrading & Expanding Durban International Airport" (PDF). Environmental Impact Assessment Report. Dube TradePort Environmental Impact Assessment Information Center. Diakses tanggal December 9, 2008.  [pranala nonaktif]
  6. ^ Enslin, Samantha (June 23, 2004). "Decisive Radebe ends impasse over R1.6bn Dube Tradeport". Business Report. [pranala nonaktif permanen]
  7. ^ a b Hill, Matthew (January 20, 2007). "King Shaka airport tender case postponed". Engineering News. Diakses tanggal October 15, 2008. 
  8. ^ Enslin, Samantha (January 9, 2007). "Grinaker-LTA to argue its case on La Mercy tender". Business Report. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-10-16. Diakses tanggal October 15, 2008. 
  9. ^ "Court dismisses Grinaker-LTA appeal over King Shaka airport". eprop.co.za. February 26, 2007. Diakses tanggal October 15, 2008. [pranala nonaktif permanen]
  10. ^ Sapa (August 23, 2007). "King Shaka airport gets a nod". iafrica.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-08-26. Diakses tanggal August 24, 2007. 
  11. ^ Hill, Matthew (September 14, 2007). "Construction takes off at new Durban airport, despite legal challenge". Engineering News. Diakses tanggal October 15, 2008. 
  12. ^ Naidoo, Suren (December 10, 2009). "New airport begins operational testing". IOL. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-06-10. Diakses tanggal January 24, 2010. 
  13. ^ "First flights leave King Shaka airport". Independent Online. Independent News & Media. 1 May 2010. Diakses tanggal 1 May 2010. 
  14. ^ West, Edward (February 13, 2007). "Toyota eyes Durban airport for growth plan". Business Day. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-09-27. Diakses tanggal 2011-07-21. 
  15. ^ Klein, Marcia (October 10, 2009). "Comair to the rescue". Times LIVE. Diakses tanggal October 13, 2009. [pranala nonaktif permanen]
  16. ^ a b "Wanted: a snappy name for new airport" (fee required). Daily News. October 14, 2009. Diakses tanggal December 16, 2009. 
  17. ^ "Shaka favoured for airport name" (fee required). The Mercury. November 2, 2009. Diakses tanggal December 16, 2009. 
  18. ^ "Airport name waits for cabinet" (fee required). Daily News. December 8, 2009. Diakses tanggal December 16, 2009. 
  19. ^ "New KZN airport named". News24. January 14, 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-01-17. Diakses tanggal January 15, 2010. 
  20. ^ Gabara, Nthambeleni (February 2, 2010). "New airport named King Shaka International". BuaNews Online. Diakses tanggal February 3, 2010. [pranala nonaktif permanen]
  21. ^ de Boer, Heinz (August 29, 2006). "Concern grows about King Shaka Airport". IOL. Diakses tanggal October 24, 2008. 
  22. ^ Institute of Natural Resources (August 2007). "Chapter 19 - Summary of Key Recommendations" (PDF). Environmental Impact Assessment Report. Dube TradePort Environmental Impact Assessment Information Center. Diakses tanggal October 24, 2008.  [pranala nonaktif]
  23. ^ a b "World Cup airport 'threatens swallow population'". The Guardian. November 16, 2006. Diakses tanggal July 10, 2009. 
  24. ^ a b c Froneman, Albert (April 2007). "Supplemental Fauna Study - Bird Aircraft Interaction" (PDF). Environmental Impact Assessment Report. Dube TradePort Environmental Impact Assessment Information Center. Diakses tanggal April 14, 2010.  [pranala nonaktif]
  25. ^ "New International Airport at La Mercy Update – January 2009". Airports Company South Africa. January 19, 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-07-20. Diakses tanggal July 10, 2009. 
  26. ^ a b c "King Shaka International Airport - advice for travellers". SouthAfrica.info. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-05-10. Diakses tanggal May 8, 2010. 
  27. ^ "King Shaka International Aerodrome (FALE) AD information" (PDF). South African Civil Aviation Authority. April 8, 2010: 4. Diakses tanggal May 8, 2010.  [pranala nonaktif]
  28. ^ "King Shaka Airport 'has no soul'". May 5, 2010. News24. Diakses tanggal May 8, 2010. 
  29. ^ Robert, Michael (December 5, 2010). "Viewing deck at King Shaka International Airport". Michael Robert. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-07-07. Diakses tanggal December 5, 2010. 
  30. ^ Institute of Natural Resources (August 2007). "Chapter 4 - Overview of Dube Tradeport". Environmental Impact Assessment Report. Dube TradePort Environmental Impact Assessment Information Center. 
  31. ^ Naidoo, Suren (August 27, 2009). "New Dube terminal operator named" (fee required). The Mercury. Durban: IOL. hlm. 2. Diakses tanggal August 28, 2009. 
  32. ^ "WFS concludes prestigious partnership agreement to operate Dube Tradeport Cargo Terminal at the new International Airport at La Mercy, Durban". Worldwide Flight Services. September 2009. Diakses tanggal September 19, 2009. [pranala nonaktif permanen]
  33. ^ a b "Dube Tradeport TradeZone and Associated Ventures". Dube Tradeport Company. Diakses tanggal September 19, 2009. [pranala nonaktif permanen]
  34. ^ Inggs, Margie (September 11, 2009). "Dube TradePort cargo terminal nearing completion". Engineering News. Diakses tanggal September 19, 2009. 
  35. ^ "King Shaka Intl Airport (Dube Tradeport/FADN/DUR) required air routes". The Route Shop. Diakses tanggal August 30, 2009. 
Kembali kehalaman sebelumnya