Arend Theodoor van Leeuwen
KarierPemikiran-pemikiran dari van Leeuwen sangat dipengaruhi oleh Karl Barth. Pengaruh pemikiran ini terasa ketika ia menjabat dalam kemenetrian di Belanda setelah Perang Dunia iI usai. Ia merupakan salah satu politikus yang mendukung politik sayap kiri. Van Leeuwen memiliki perselisihan dengan Partai Buruh karena dukungannya atas politik sayap kiri. Awalnya ia bekerja sebagai misionaris di Indonesia tetapi kembali ke Belanda setelah mengalami kecelakaan serius. Sekembalinya, ia memulai dedikasi dalam mempromosikan dialog antara teologi Kristen, Marxisme, dan ekonomi. Selain itu, van Leeuwen terlibat aktif dengan Dewan Gereja-Gereja Sedunia dan gerakan perdamaian yang dirintis di Praha.[1] PemikiranTeologi alamSama seperti Karl Barht, van Leeuwen juga mengkritik tentang teologi alam. Konsepnya adalah pendewaan atas segala kenyataan yang ada di dunia. Kenyataan ini meliputi alam, kapitalisme, kekuatan militer atau imperialisme. Van Leeuwen berbicara tentang kapitalisme modern sebagai sebuah agama sipil yang bersifat bagus sekali. Ia meyakini bahwa teologi harus menjadi radikal dalam hal kritik profetik terhadap teologi alam.[1] Teologi ekonomiTeologi ekonomi merupakan konsep yang dikemukakan oleh van Leeuwen dalam bukunya yang berjudul Critique of Heaven and Earth (1972) dan De Nacht van het Kapitaal (1984). Teologi ekonomi merupakan jenis teologi baru yang didasarinya dari pemikiran-pemikiran Karl Marx untuk memperoleh teologi baru yang radikal.[1] Karya tulisChristianity in World HistoryChristianity in World History diterbitkan pada tahun 1964. Buku ini membahas tentang sekularisasi di zaman modern. Van Leewuen tidak menganggap sekularisasi sebagai sesuatu yang harus ditakuti, melainkan sesuatu yang berpotensi positif bagi teologi Kristen dan niscaya akan terjadi.[1] Dalam buku ini, van Leewuen menjelaskan bahwa sekularisasi ikut menyebar bersama dengan penyebaran Kristen di Eropa. Hubungan antara kristenisasi dan sekularisasi terjadi secara dialektik. Sekularisasi ini kemudian menyebar akibat pertemuan budaya sekuler di dunia Barat dengan budaya religius di Timur Tengah dan Asia. Ia meyakini bahwa sekularisasi merupakan akibat dari keberadaan keyakinan Kristen di dunia.[2] Referensi
|