Antonin Scalia
Antonin Gregory Scalia (/ˌæntənɪn skəˈliːə/ ⓘ; 11 Maret 1936 – 13 Februari 2016)[1][n 1] adalah seorang yuris Amerika Serikat yang menjabat sebagai Hakim Agung Amerika Serikat sejak tahun 1986 hingga kematiannya pada tahun 2016. Ia digambarkan sebagai jangkar intelektual bagi pandangan orisinalis dan tekstualis di sayap konservatif Mahkamah Agung AS. Atas peranannya sebagai tokoh yang mendorong gerakan orisinalis dan tekstualis dalam hukum Amerika, ia digambarkan sebagai salah satu yuris paling berpengaruh di abad ke-20,[8] dan salah satu hakim terpenting dalam sejarah Mahkamah Agung.[9] Ia secara anumerta dianugerahi Presidential Medal of Freedom pada tahun 2018, dan Sekolah Hukum Antonin Scalia di Universitas George Mason dinamai untuk menghormatinya. Scalia lahir di Trenton, New Jersey. Sebagai seorang Katolik yang taat, ia bersekolah di SMA Xavier, sebuah sekolah Yesuit, sebelum menerima gelar sarjana dari Universitas Georgetown. Scalia kemudian lulus dari Sekolah Hukum Harvard dan menghabiskan waktu selama enam tahun di Jones Day sebelum menjadi profesor hukum di Universitas Virginia. Pada awal tahun 1970-an, ia menjabat dalam pemerintahan Nixon dan Ford, pada akhirnya menjadi Wakil Jaksa Agung di bawah Presiden Gerald Ford. Ia menghabiskan sebagian besar tahun-tahun pemerintahan Carter mengajar di Universitas Chicago, tempat ia menjadi salah satu penasihat pertama Federalist Society yang adalah anggota fakultas. Pada tahun 1982, Presiden Ronald Reagan menetapkan Scalia sebagai hakim di Pengadilan Tinggi Federal Amerika Serikat untuk Sirkuit Distrik Columbia. Empat tahun kemudian, Reagan menunjuknya ke Mahkamah Agung, di mana Scalia menjadi hakim agung Italia-Amerika pertama setelah konfirmasi dengan suara bulat oleh Senat AS 98-0.[n 2] Scalia memegang yurisprudensi dan ideologi yang konservatif, mengadvokasikan tekstualisme dalam interpretasi hukum dan orisinalisme dalam interpretasi konstitusi. Ia mengirimi rekan-rekannya dengan "Ninogram" (memo-memo yang dinamakan berdasarkan nama panggilannya, "Nino") berupaya mempersuasi mereka kepada sudut pandangnya. Ia adalah pembela kekuasaan cabang pemerintahan eksekutif dan meyakini bahwa Konstitusi AS memperbolehkan hukuman mati dan tidak menjamin hak baik untuk aborsi maupun pernikahan sesama jenis. Terlebih lagi, Scalia memandang tindakan afirmatif dan kebijakan-kebijakan lainnya yang memberikan status perlindungan khusus bagi kelompok minoritas sebagai inkonstitusional. Pandangan semacam itu memberinya reputasi sebagai salah satu dari hakim agung yang paling konservatif di Mahkamah Agung. Dalam banyak kasus, ia mengajukan opini terpisah, sering kali mengecam opini mayoritas di Mahkamah Agung—terkadang dengan pedas. Opini Scalia yang paling penting meliputi pendapat berbeda seorang dirinya dalam Morrison v. Olson (berargumen menentang konstitusionalitas dari sebuah hukum Penasihat Independen), dan opini mayoritasnya dalam Crawford v. Washington (mendefinisikan hak konfrontasi di bawah Amandemen Keenam) dan District of Columbia v. Heller (memegang bahwa Amandemen Kedua Konstitusi AS menjamin hak individu untuk kepemilikan senjata api tangan). Masa kecil dan pendidikanScalia lahir pada tanggal 11 Maret 1936, di Trenton, New Jersey.[10] Ia adalah anak tunggal Salvatore Eugenio (Eugene) Scalia (1903–1986), seorang imigran Italia dari Sommatino, Sisilia. Ayah Scalia lulus dari Universitas Rutgers dan adalah mahasiswa pascasarjana di Universitas Columbia dan klerek pada waktu anaknya dilahirkan.[11] Eugene Scalia kemudian menjadi seorang profesor rumpun bahasa Roman di Kolese Brooklyn, tempat ia adalah penganut mazhab kritik sastra baru formalis dari teori sastra.[12] Ibu Scalia, Catherine Louise (née Panaro) Scalia (1905–1985), lahir di Trenton dengan orang tua imigran Italia dan bekerja sebagai guru sekolah dasar.[11][13] Pada tahun 1939, Scalia dan keluarganya pindah ke Elmhurst, Queens, tempat ia bersekolah di Sekolah Clement C. Moore P.S. 13.[14][15] Setelah menyelesaikan kelas delapan,[16] ia mendapatkan beasiswa akademik ke SMA Xavier, sebuah sekolah militer Yesuit di Manhattan,[17] dari mana ia lulus dengan peringkat pertama di kelasnya pada tahun 1953.[18] Scalia mencapai nilai rata-rata 97.5 di Xavier, meraih penghargaan dalam bahasa Latin, Yunani, dan debat, di antara mata pelajaran lainnya, selain juga menjadi anggota terhormat dari klub Glee.[19] Ia di kemudian hari merenungkan bahwa ia menghabiskan sebagian besar waktunya untuk tugas sekolah dan mengakui, "Saya tidak pernah keren."[20] Sewaktu muda, Scalia juga aktif sebagai Pramuka dan menjadi bagian dari organisasi kehormatan nasional Pramuka, Order of the Arrow.[21] Teman sekelas yang kemudian akan menjadi pejabat Negara Bagian New York William Stern mengingat Scalia di masa SMAnya: "Anak ini adalah seorang konservatif ketika ia berumur 17 tahun. Seorang Katolik yang sangat konservatif. Ia bisa saja menjadi anggota Kuria. Ia adalah siswa terbaik di kelasnya. Ia brilian, jauh di atas semua orang lain."[10][22] Pada tahun 1953, Scalia mendaftar di Universitas Georgetown, tempat ia mengambil jurusan sejarah. Ia menjadi juara debat perguruan tinggi di Philodemic Society di Universitas Georgetown dan menjadi pemain yang mendapat pujian kritis.[23] Ia mengambil tahun keduanya kuliah ke luar negeri di Swiss di Universitas Fribourg.[10] Scalia lulus dari Georgetown pada tahun 1957 sebagai narawisuda kelas dengan gelar Bachelor of Arts, summa cum laude. Scalia kemudian studi hukum di Sekolah Hukum Harvard, tempat ia menjadi editor untuk Harvard Law Review.[24] Ia lulus dari Sekolah Hukum Harvard pada tahun 1960 dengan Bachelor of Laws, magna cum laude. Harvard memberi penghargaan kepada Scalia sebuah Sheldon Fellowship, yang mengizinkannya untuk bepergian ke luar negeri di Eropa selama tahun 1960 and 1961.[25] Karir hukum awal (1961–1982)Scalia memulai karirnya dalam dunia hukum di firma hukum Jones, Day, Cockley dan Reavis (sekarang Jones Day) di Cleveland, Ohio, tempat ia bekerja sejak tahun 1961 hingga 1967.[26] Ia sangat dihormati di firma hukum tersebut dan kemungkinan besar akan diangkat menjadi partner tetapi ia kemudian mengatakan bahwa ia telah lama berniat untuk mengajar. Ia meninggalkan Jones Day pada tahun 1967 untuk menjadi profesor di Sekolah Hukum Universitas Virginia, memindahkan keluarganya ke Charlottesville.[27] Setelah empat tahun di Charlottesville, Scalia memasuki pelayanan publik pada tahun 1971. Presiden Richard Nixon menunjuknya sebagai penasihat umum untuk Kantor Kebijakan Telekomunikasi, di mana salah satu tugas utamanya adalah merumuskan kebijakan federal untuk pertumbuhan televisi kabel. Dari tahun 1972 ke 1974, ia adalah ketua dari Konferensi Administratif Amerika Serikat, sebuah agensi independen kecil yang berupaya meningkatkan kinerja birokrasi federal.[25] Pada pertengahan tahun 1974, Nixon menominasi Scalia sebagai Wakil Jaksa Agung untuk Kantor Penasihat Hukum.[25] Setelah pengunduran diri Nixon, nominasi tersebut dilanjutkan oleh Presiden Gerald Ford, dan Scalia dikonfirmasi oleh Senat pada tanggal 22 Agustus 1974.[28] Setelah Watergate, pemerintahan Ford terlibat dalam sejumlah konflik dengan Kongres. Scalia berulang kali bersaksi di hadapan komite-komite kongres, membela pernyataan pemerintahan Ford tentang hak istimewa eksekutif mengenai penolakannya untuk menyerahkan dokumen-dokumen.[29] Di dalam pemerintahan, Scalia mengadvokasikan agar presiden memveto sebuah rancangan undang-undang yang mengamandemen Undang-Undang Kebebasan Informasi, yang akan sangat memperluas jangkauan undang-undang tersebut. Pandangan Scalia menang, dan Ford memveto RUU tersebut, tetapi Kongres membalikkan veto tersebut.[30] Pada awal tahun 1976, Scalia menyampaikan satu-satunya kasusnya di hadapan Mahkamah Agung, Alfred Dunhill of London, Inc. v. Republic of Cuba. Scalia, atas nama pemerintah AS, berargumen mendukung Dunhill, dan posisi tersebut berhasil.[31] Setelah kekalahan Ford oleh Presiden Jimmy Carter, Scalia bekerja beberapa bulan di American Enterprise Institute.[32] Ia kemudian kembali ke akademia, mengambil tempat tinggal di Sekolah Hukum Universitas Chicago dari tahun 1977 hingga 1982,[33] meskipun ia menghabiskan satu tahun sebagai profesor tamu di Sekolah Hukum Stanford.[34] Selama waktu Scalia di Chicago, Peter H. Russell mempekerjakannya atas nama pemerintah Kanada untuk menulis sebuah laporan mengenai bagaimana Amerika Serikat dapat membatasi aktivitas dinas rahasianya untuk Komisi McDonald, yang sedang menyelidiki pelanggaran yang dilakukan Angkatan Kepolisian Kerajaan Kanada (RCMP). Laporan tersebut—selesai pada tahun 1979—mendorong komisi untuk merekomendasikan agar ada keseimbangan antara kebebasan sipil dan kegiatan RCMP yang pada dasarnya tidak diawasi.[35] Pada tahun 1981, ia menjadi salah satu penasihat pertama yang adalah anggota fakultas bagi cabang Universitas Chicago dari Federalist Society yang baru saja didirikan.[33] Pengadilan Tinggi Federal AS untuk Sirkuit D.C. (1982–1986)Ketika Ronald Reagan terpilih menjadi presiden pada bulan November 1980, Scalia mengharapkan jabatan utama di pemerintahan yang baru. Ia diwawancarai untuk jabatan Jaksa Agung Muda Amerika Serikat, tetapi jabatan tersebut diberikan kepada Rex E. Lee, yang membuat Scalia sangat kecewa.[36] Scalia ditawarkan jabatan hakim di Pengadilan Tinggi Federal AS untuk Sirkuit Ketujuh yang berpusat di Chicago pada awal tahun 1982 tetapi ia menolaknya, berharap untuk ditunjuk kepada Pengadilan Tinggi Federal AS untuk Sirkuit Distrik Columbia yang lebih berpengaruh. Belakangan pada tahun itu, Reagan menawarkan Scalia kursi di Sirkuit D.C., yang ia terima.[37] Ia dikonfirmasi oleh Senat AS pada tanggal 5 Agustus 1982, dan disumpah pada tanggal 17 Agustus 1982. Di Sirkuit D.C., Scalia membangun rekam kerja yang konservatif sambil memenangkan pujian di kalangan hukum atas tulisan hukum yang kuat dan cerdas yang sering kali kritis terhadap preseden Mahkamah Agung yang ia merasa terikat sebagai hakim pengadilan yang lebih rendah untuk mengikuti. Opini-opini Scalia menarik perhatian pejabat pemerintahan Reagan, yang, menurut The New York Times, "menyukai hampir semua yang mereka lihat dan ... mendaftarkannya sebagai prospek terkemuka untuk Mahkamah Agung".[38] Pencalonan menjadi Hakim Agung Amerika Serikat (1986)Pada tahun 1986, Ketua Mahkamah Agung Warren Burger memberi tahu Gedung Putih akan niatnya untuk pensiun. Reagan pertama memutuskan untuk mencalonkan Hakim Agung William Rehnquist untuk menjadi Ketua Mahkamah Agung. Keputusan tersebut berarti bahwa Reagan juga harus memilih seorang calon untuk mengisi kursi Rehnquist sebagai hakim agung.[39] Jaksa Agung Edwin Meese, yang menasihati Reagan mengenai keputusan tersebut, dengan serius hanya mempertimbangkan Scalia dan Robert Bork, seorang hakim lainnya di Sirkuit D.C..[40] Merasa bahwa kali ini adalah kesempatan terakhir untuk memilih hakim agung, presiden dan para penasihatnya memilih Scalia daripada Bork. Banyak faktor yang mempengaruhi keputusan tersebut. Reagan ingin menunjuk hakim agung Italia-Amerika pertama.[41] Selain itu, Scalia sepuluh tahun lebih muda dan kemungkinan akan menjabat lebih lama di Mahkamah.[39] Scalia juga memiliki keunggulan karena tidak memiliki "jejak kertas" Bork;[42] hakim yang lebih tua tersebut telah menulis beberapa artikel kontroversial tentang hak-hak individu.[43] Scalia dipanggil ke Gedung Putih dan menerima pencalonan Reagan.[39] Ketika sidang Komite Yudisier Senat mengenai pencalonan Scalia dimulai pada bulan Agustus 1986, ia menghadapi sebuah komite yang baru saja berdebat sengit mengenai pencalonan Rehnquist. Para saksi dan senator Demokrat berpendapat bahwa sebelum menjadi hakim, Rehnquist telah terlibat dalam aktivitas yang dirancang untuk menghalangi kaum minoritas dari mengikuti pemilihan. Para anggota komite tidak berselera untuk pertarungan kedua kalinya mengenai Scalia dan dalam hal apapun enggan menentang calon hakim agung Italia-Amerika yang pertama.[44] Sang hakim tidak terlalu ditekan mengenai isu-isu kontroversial seperti aborsi atau hak-hak sipil.[45] Scalia, yang menghadiri sidang bersama istri dan sembilan anaknya duduk di belakangnya, sempat melakukan perbincangan penuh humor dengan Sen. Howard Metzenbaum (D-OH), yang telah ia kalahkan di sebuah pertandingan tenis dalam, sebagaimana dikatakan sang calon, "sebuah kasus di mana integritas saya mengalahkan penilaian saya".[46] Scalia tidak mendapatkan oposisi dari komite tersebut. Senat memperdebatkan pencalonan Scalia hanya sebentar saja, mengkonfirmasinya 98–0 pada tanggal 17 September, dengan demikian menjadikannya hakim agung Italia-Amerika pertama di Mahkamah. Pemungutan suara tersebut mengikuti konfirmasi Rehnquist sebagai Ketua Mahkamah Agung dengan suara 65–33 pada hari yang sama. Scalia mulai menjabat pada tanggal 26 September 1986. Salah satu anggota komite, Senator dan yang kelak menjadi President Joe Biden (D-DE), kemudian menyatakan bahwa ia menyesal tidak menentang Scalia "karena ia sangat efektif".[47] Mahkamah AgungStruktur dan kekuasaan pemerintahanPemisahan kekuasaanScalia berpandangan bahwa garis pemisahan yang jelas antara cabang legislatif, eksekutif, dan yudikatif mengikuti secara langsung dari Konstitusi, dengan tidak ada cabang yang diizinkan untuk menjalankan kekuasaan yang diberikan kepada cabang lain.[48] Pada hari-hari awalnya di Mahkamah, ia menuliskan pendapat berbeda yang kuat—dan sendirian—dalam Morrison v. Olson (1988), di mana opini mayoritas Mahkamah mempertahankan hukum Penasihat Independen. Draf tiga puluh halaman Scalia mengagetkan Hakim Agung Harry Blackmun atas isinya yang penuh emosi; Blackmun merasa "draf tersebut bisa dipotong menjadi sepuluh halaman jika Scalia menghilangkan teriakannya".[49] Scalia mengindikasikan bahwa undang-undang tersebut merupakan pelanggaran yang tidak beralasan terhadap cabang eksekutif oleh cabang legislatif. Ia memperingatkan, "Sering kali isu semacam ini akan datang ke hadapan Mahkamah, dapat dikatakan, berpakaian bulu domba ... Tetapi serigala ini datang sebagai serigala".[49] Kasus Mistretta v. United States tahun 1989 menantang Komisi Penjatuhan Hukuman Amerika Serikat, sebuah badan independen di dalam cabang yudikatif yang anggotanya (beberapa adalah hakim federal) dapat dicopot hanya untuk alasan yang baik. Pemohon berargumen bahwa pengaturan tersebut melanggar pemisahan kekuasaan dan bahwa Pedoman Penjatuhan Hukuman Amerika Serikat yang diterbitkan oleh komisi tersebut tidak sah. Delapan hakim agung bergabung dengan opini mayoritas yang ditulis oleh Blackmun, mempertahankan Pedoman tersebut sebagai konstitusional.[50] Scalia berbeda pendapat, Menyatakan bahwa penerbitan Pedoman adalah fungsi pembuatan undang-undang yang tidak dapat didelegasikan oleh Kongres[51] dan menjuluki Komisi tersebut sebagai “semacam Kongres tim junior universitas”.[49] Bibliografi
Catatan kakiReferensi
Daftar Pustaka
|