Antigonus II MatatiasAntigonus II Matatias (Antigonus II Mattathias; bahasa Ibrani: מתתיהו אנטיגונוס השני) (diketahui di dalam bahasa Ibrani sebagai Matityahu) (wafat 37 SM) merupakan raja terkahir Hasmonean, Yudea. Ia merupakan putra Raja Aristobulus II dari Yudea. Antigonus diserahkan oleh Herod untuk dieksekusi pada tahun 37 SM, setelah memerintah selama tiga tahun di mana ia memimpin perjuangan sengit Yahudi untuk kebebasan dari Romawi. BiografiAntigonus yang adalah suku Hasmonean merupakan putra kedua Aristobulus II, dan bersama dengan ayahandanya membawa tahanan ke Roma oleh Pompey pada tahun 63 SM. Ia melarikan diri dan kembali ke Yudea pada tahun 57 SM. Meskipun upayanya untuk menentang pasukan Romawi disana gagal, senat membebaskannya namun ia menolak untuk menyerahkan hak-hak leluhurnya. Setelah kematian kakandanya Alexander, Antigonus menyatakan bahwa pamandanya Hyrcanus adalah penguasa boneka ditangan Edom Antipater dan berusaha untuk menggulingkannya dengan bantuan dan persetujuan Romawi. Ia mengunjungi Julius Cæsar, yang berada di Siria pada tahun 47, dan mengeluh atas perampasan Antipater dan Hyrcanus. Pada tahun 42, ia berupaya untuk merampas pemerintahan Yudea secara paksa dengan bantuan kakak iparnya, Ptolemy Mennei namun dapat dikalahkan oleh Herod.[1] Pengenaan pajak yang berlebihan yang diperas dari rakyat untuk membayar kemewahan Antony dan Cleopatra telah memicu kebencian yang mengdalam terhadap Roma. Antigonus memperoleh kepatuhan dari kedua kelas bangsawan di Yerusalem dan para pemimpin Farisi. Bangsa Farisi yang menyerang Siria pada tahun 40 SM, lebih suka melihat penguasa anti-Romawi di atas tahta Yudea. Ketika Antigonus menjanjikan mereka sejumlah besar emas dan lima ratus budak perempuan, mereka menempatkan pasukan lima ratus prajurit dipembuangan. Hyrcanus dikirim ke Babylon setelah dipotong telinganya yang membuatnya tidak pantas bekerja sebagai imam besar. Herod melarikan diri dari Yerusalem. Pada tahun 40 SM Antigonus diresmikan sebagai raja dan imam besar oleh bangsa Farisi. Selama tiga tahun bertahta ia terus menerus menghadapi kendala.[1] Herod, yang sukses dijadikan raja Yudea oleh Roma. Sekembalinya Herod dari Roma pada tahun 39 SM ia melakukan sebuah kampanye melawan Antigonus dan menyerang Yerusalem. Dimusim semi tahun 38 SM, Herod mengendalikan provinsi Galilee dan akhirnya seluruh Yudea sampai ke Yerusalem. Mendekati musim dingin, Herod menunda penyerangannya ke Yerusalem, di mana Antigonus dan sisa-sisa pasukannya mengungsi, sampai musim panas. Herod menahannya sampai 3–5 bulan namun Romawi akhirnya memenangkan kota tersebut; namun para pendukung Antigonus berjuang sampai Romawi mencapai halaman utama kuil.[2] Antigonus dibawa ke Antiokhia dan dieksekusi,[3] mengakhiri pemerintahan Hasmonean.[1] Josephus menyatakan bahwa Marc Antony mengeksekusi Antigonus (Antiquities, XV 1:2 (8-9). Sejarawan Romawi Dio Cassius menyatakan bahwa ia disalibkan. Dari catatan Cassius Dio di Roman History dituliskan: "Orang-orang ini [bangsa Yahudi] yang dipercayakan Antony pada yang bernama Herod untuk memerintah; namun Antigonus ia terikat dikayu salib dan dicambuk, sebuah hukuman yang tidak pernah dialami raja lain telah menderita ditangan bangsa Romawi, dan juga membunuhnya."[4] Di dalam catatannya Life of Antony, Plutarch menyatakan bahwa Antony memenggal Antigonus, "contoh pertama dari hukuman yang dijatuhkan pada seorang raja."[5] Arkeologi baruPada tahun 1971, beberapa buldoser menggali tanah di Yerusalem untuk sebuah proyek konstruksi dan menemukan sebuah makam dengan sebuah prasasti yang menurut sebagian ulama adalah makam Raja Antigonus, raja Hasmonean terakhir.[6] Namun pada tahun 1977 hanya dilaporkan oleh satu-satunya tim ilmiah untuk meneliti sisa-sisa kesimpulan mereka bukan dari orang-orang Antigonus.[7] Hubungan LitererPenulis Robert Graves di dalam novel sejarahnya King Jesus menceritakan Raja Hasmonean, Antigonus sebagai ayahanda Santa Maris, ibunda Yesus, kakek dari pihak ibundanya Yesus Kristus. Graves mengaku memiliki bukti yang mendukung hubungan ini namun tidak pernah mempublikasikan bukti tersebut. Penulis Joseph Raymond di dalam bukunya Herodian Messiah berupaya untuk memberikan sebuah kasus untuk Yesus sebagai cucu Raja Antigonus.[8] SilsilahReferensi
Pranala luar
|