Ampelopteris prolifera

Ampelopteris prolifera
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Divisi:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Ampelopteris
Spesies:
A. prolifera
Nama binomial
Ampelopteris prolifera
(Retz.) Copel. (1947)
Sinonim

Hemionitis prolifera Retz. (1791)
Goniopteris prolifera (Retz.) Presl (1836)
Ampelopteris elegans Kunze (1848).

Ampelopteris prolifera adalah sejenis tumbuhan paku yang biasa tumbuh di pekarangan, kebun, tepi kolam, danau, atau sungai. Tumbuhan ini mudah tumbuh dan ditemukan di daerah berketinggian rendah maupun pegunungan. Pucuk entalnya dapat dimakan.

Pertelaan

Pakis berukuran cukup besar, menjelajah mencapai 2–4 m, dengan kuncup anakan sering kali ditemukan di tangkai ental utama yang dapat menjadi tumbuhan baru. Rimpang pendek, diameter 4–10 mm. Daun (ental) melengkung; kuncup anakan biasa tumbuh pada ketiak anak ental (pinnae); tangkai ental 12=50 cm, coklat pucat, licin; helai memanjang sempit sampai bulat telur sempit, 27–150 cm × 9–26 cm, menyirip tunggal, ujung tumbuh terus, kesat seperti kertas, dengan kedua permukaan tanpa bulu; tangkai utama ental berambut maupun tidak; urat daun di bawah, dengan rambut pendek tetapi rontok ketika menua, juga memiliki sisik. Sori berbentuk lingkaran atau memanjang, sebanyak 4-12 pada setiap sisi urat daun utama, di ujung, tanpa indusium, jika dewasa sori dapat menyatu. Spora bertonjolan rapat dan tak teratur.

Jenis paku ini memiliki banyak sinonim dan juga sering kali ditempatkan pada takson yang berbeda-beda, tergantung bagaimana para ahli memandang suku Thelypteridaceae. Namun, ciri khas A. prolifera sebenarnya yang membedakan dari spesies lain yang juga memiliki pola peruratan daun yang serupa adalah adanya kuncup-kuncup anakan yang dapat tumbuh menjadi tumbuhan baru dan sorinya yang memanjang tanpa indusium.

A. prolifera menyukai tumbuh di tempat dengan cahaya penuh di tepi kolam atau sungai, baik di tempat ketinggian rendah maupun sampai 1000 m. Tumbuhan ini kurang suka memunculkan daun peridi (fertil).

Ekstrak daunnya diketahui memiliki khasiat antivirus terhadap CMV (virus mosaik mentimun).

Kegunaan

Daun mudanya dimakan mentah atau diolah, seperti juga paku sayur (Diplazium esculentum). Sebagai obat, dilaporkan digunakan sebagai laksatif di India, sementara di Tanzania cairan daunnya dijadikan bahan ramuan minuman obat untuk meningitis dan ensefalitis.

Persebaran

Jenis pakis ini tersebar luas di kawasan tropika Dunia Lama sampai Australia dan Kaledonia Baru.

Rujukan

Kembali kehalaman sebelumnya