Air dadihAir dadih[1] atau laktoserum[2] (bahasa Inggris: whey) adalah cairan agak bening yang tertinggal selama proses pengendapan dalam pembuatan keju.[3] Air dadih memiliki warna kuning-kehijauan, rasa yang sedikit asam, dengan aroma yang agak harum.[3] Air dadih juga dapat ditemukan di dalam yoghurt, yang merupakan produk susu yang telah mengalami pengendapan protein.[3] Dalam pembuatan yoghurt, cairan bening yang berada di atas endapan susu merupakan air dadih.[3] Air dadih merupakan produk makanan yang mempunyai gizi yang cukup lengkap dan banyak dipakai dalam industri makanan sebagai pangan fungsional.[3] PembuatanCairan air dadih dapat diperoleh melalui pengendapan protein susu.[4] Pengendapan dapat dilakukan dengan pengasaman, pemanasan, atau dengan penambahan rennet.[4] Sebagai makanan manusia, air dadih dapat dipekatkan melalui penguapan untuk mendapatkan konsentrat yang lebih kental.[4] Penguapan juga dapat dilakukan untuk memperoleh air dadih bubuk.[4] ProteinKandungan protein utama dalam protein air dadih adalah beta-laktoglobulin, alfa-laktoglobulin, bovine serum albumin (BSA), immunoglobulin (IG), dan laktoferrin (LF).[5] Dari protein tersebut, beta-laktoglobulin merupakan komponen terbesar protein air dadih.[5] Secara umum, protein di dalam air dadih (whey) dapat mengendap pada kondisi asam (pH < 4).[5] KegunaanKesehatanKarena kandungan protein di dalam air dadih cepat diserap oleh tubuh, konsentrat protein air dadih banyak digunakan sebagai suplemen makanan untuk para atlet dan binaragawan.[6] Protein yang terkandung di dalam air dadih telah diketahui memiliki kemampuan untuk mengurangi risiko penyakit jantung dan kanker, serta mempunyai pengaruh dalam penurunan tekanan darah.[5] Industri makananDalam industri makanan, protein air dadih memiliki peran sebagai pangan fungsional.[5] Hal tersebut karena protein air dadih mempunyai kemampuan mengikat air, menciptakan emulsi (emulsifikasi), dan menciptakan buih (foaming).[5] Protein air dadih juga dapat ditambahkan ke dalam makanan olahan untuk meningkatkan nilai nutrisinya.[5] Protein air dadih dapat difungsikan sebagai materi pelapis yang dapat dimakan (edible coating) makanan.[5] Penggunaan pelapis tersebut bertujuan untuk meningkatkan masa simpan dan menjaga nilai kualitas dan nutrisi makanan.[5] Air dadih digunakan dalam pembuatan berbagai produk makanan olahan seperti roti, minuman, makanan kaleng, produk keju, makanan beku, selai, jeli, pasta daging, dan produk susu.[4] Keju air dadih, seperti keju ricotta, dibuat dengan mengentalkan dan mengendapkan protein air dadih tanpa penambahan susu dan lemak susu.[4] Teknologi peragianDalam teknologi peragian, air dadih dapat digunakan sebagai substrat untuk menghasilkan bioproduk.[7] Hal ini dimungkinkan karena air dadih memiliki kandungan laktosa yang relatif tinggi, sebagai sumber karbon.[7] Lebih lanjut lagi, karena kandungan mineral di dalam air dadih, penambahan mineral lebih lanjut umumnya tidak dibutuhkan.[7] Air dadih telah digunakan sebagai substrat dalam peragian Clostridium acetobutylicum dan Clostridium beijerinckii untuk produksi butanol.[7] Pakan ternakKarena memiliki nilai kecernaan yang tinggi, air dadih banyak diolah sebagai pakan ternak.[8] Zat giziPerbandingan komposisi gizi dalam 100 gram susu mentah, air dadih cair, dan air dadih padat ditunjukkan pada tabel berikut:[3]
Meskipun kandungan protein di dalam cairan air dadih cukup rendah, protein air dadih mudah diserap tubuh.[3] Lebih perinci lagi, di dalam cairan air dadih, terdapat berbagai komponen nutrisi.[3] Komponen tersebut adalah laktosa (4.7 gram per 100 gram cairan air dadih), asam laktat (0.5 gram per 100 gram cairan air dadih), lemak (0.3 gram per 100 gram cairan air dadih), protein (0.9 gram per 100 gram cairan air dadih), berbagai mineral (5.0 gram per 100 gram cairan air dadih), dan vitamin.[3] Referensi
|