Adnan SjamniAdnan Sjamni adalah seorang penulis dan wartawan Indonesia yang pernah menjadi pemimpin redaksi majalah bulanan Angkatan Motor.[1][2] Karier wartawannya dimulai di majalah Hikmah milik Yayasan Hikmah pada 1949. Selanjutnya, ia menjadi pemimpin redaksi majalah Motor (1954-1955) milik Ikatan Motor Indonesia (IMI). Di organisasi terakhir, ia pernah didapuk sebagai direktur.[3] Lahir di Padang Panjang pada 21 Mei 1923, ia merupakan anak dari pasangan Muhammad Amin dan Jalisah asal Nagari Magek, Agam. Ia memiliki salah seorang adik bernama Aisyah Aminy. Adnan menempuh pendidikan di Hollandsch Inlandsche Kweekschool (HIK) Bandung.[1] Selanjutnya, ia menjadi mahasiswa angkatan pertama Sekolah Tinggi Islam (STI) milik Partai Masyumi yang didirikan pada 8 Juli 1945.[4] Ia sempat kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada 1951, tapi tidak selesai.[1] Bersama sejumlah mahasiswa STI, Adanan ikut mendirikan Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) yang dideklarasikan di Balai Muslimin Indonesia pada 2 Oktober 1945.[5][6] Pada awal revolusi fisik, Adnan menjadi utusan GPII berkeliling Sumatera menggalang persatuan rakyat menentang kembalinya Belanda. Aktivismenya di GPII membuat ia dekat dengan Mohammad Natsir sehingga ia dikirim ke Pakistan untuk mempelajari UUD negara tersebut.[7] Pada 1946, Adnan Sjamni mulai bekerja sebagai pegawai Jawatan Publisitet dan Organisasi Kementerian Penerangan. Empat tahun di sana, ia pindah ke Kementerian Perhubungan, Tenaga, dan Pekerjaan Umum dengan jabatan Penjabat Kepala Hubungan Masyarakat sampai 1951. Setelah itu, ia fokus dengan dunia jurnalistik, sembari berkegiatan di Yayasan Motor.[1] Karya tulis
Referensi
|