Adi bin ZaidAdi bin Zaid al-Ibadi al-Tamimi (bahasa Arab: عَدِيُّ بْنُ زَيْدٍ العِبَادِيُّ التَمِيمِيُ , translit. ʿAdī bin Zaid al-ʿIbādī al-Tamīmī) adalah penyair bangsa Arab beragama Kristen pada abad ke-6 dari suku Ibadi di al-Hirah.[1] Dia menikah dengan cucu dari al-Nu'man III bin al-Mundhir, penguasa Lakhmid (m. 580–602), dan dikatakan telah membantu al-Nu'man mengambil alih kekuasaan sebagai penguasa al-Hirah.[2] Dia juga menjabat sebagai sekretaris (dabir) untuk urusan wilayah Arab di bawah raja Sasaniyah bernama Hormizd IV (m. 579–590).[3] Kehidupan PribadiAdi bin Zaid berasal dari keluarga yang sangat dekat dengan raja-raja Al-Hira dan Al-Akasara. Kakeknya, Hammad bin Zaid, adalah juru tulis terbesar Al-Numan, dan ia mewariskan putranya Zaid bin Hammad kepada salah satu temannya dari Al-Numan Dahqin (pedagang dalam bahasa Persia) sebelum kematiannya. Al-Dahqan mensponsori dia dan mengajarinya bahasa Persia sampai dia menguasainya. Al-Dahqan menyarankan Khosrau untuk menunjuk Zayd pada jabatan itu untuk kebutuhannya, yang terbatas pada putra-putra satraps. Adi Bin Zaid dapat berbicara dalam 5 bahasa yakni Ibrani, Aram, Arab, Persia, dan Yunani, namun ia lebih fasih berbahasa Arab dan Persia. Adi bin Zaid adalah orang pertama yang menulis dalam bahasa Arab di Chosroes, yang menjadikannya penerjemah pertama dari kalangan orang-orang Arab. Adi tinggal di Madinah dan menetap disana hingga Chosroes meninggal dan Hormizd IV mengambil alih kekuasaan, dia meninggikan statusnya dan menunjuknya sebagai utusan untuk raja Romawi Tiberius II.[4] Perjalanan karierAdi bin Zaid telah banyak menulis syair - syair pada zamannya. Sebagai seorang penyair beragama Kristen, tentunya Adi juga banyak menulis syair yang menceritakan tentang Kekristenan.[5] Syair-syair tulisan Adi bin Zaid populer dikalangan masyarakat Madinah pada zaman itu. Banyak yang mengapresiasi syair cuptaannya, namun banyak juga yang menganggap syair-syair karangannya menyeleneh. Bukan tanpa alasan kenapa syair syair karya Adi dianggap nyeleneh dan kontroversi. Alasan kontroversi tersebut adalah karena banyaknya syair hasil karyanya yang secara halus mengkritik para petinggi Arab zaman itu.[6] Salah satu syair ciptaannya yang paling kontroversi berbunyi; "Si fulan lidahnya halus, logikanya mudah, namun banyak yang dibebaninya, dengan cara mencuci kalimat". Lirik syair ini menggunakan kata Fulan yang dalam bahasa aram itu berarti Pejabat.[7] SilsilahBerikut adalah silsilah keluarga Adi Bin Zaid;[8] Adi bin Zaid bin Hammad bin Zaid bin Ayoub bin Mahrouf bin Aamir bin Asiya bin Imru' al-Qais bin Zaid Manat bin Tamim bin Marr bin Ad bin Tabkha bin Ilyas bin Mudar bin Nizar bin Ma'ad bin Adnan Al- Abadi Al-Tamimi Al-Hayri. ReferensiCatatan kaki
Daftar pustaka
Pranala luar |