Kambing hitam

The Scapegoat oleh William Holman Hunt, 1854. Hunt memuat kata-kata berikut dalam gambar ini: "Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah." (Yesaya 53:4) dan "Demikianlah kambing jantan itu harus mengangkut segala kesalahan Israel ke tanah yang tandus, dan kambing itu harus dilepaskan di padang gurun." (Imamat 16:22)

Kambing hitam adalah seekor kambing yang dilepaskan ke padang gurun sebagai bagian dari upacara Yom Kippur, Hari Pendamaian, dalam Yudaisme pada masa Bait Suci di Yerusalem. Ritus ini dilukiskan dalam Kitab Imamat 16.

Kata ini lebih banyak digunakan sebagai metafora, yang merujuk kepada seseorang yang dipersalahkan untuk suatu kemalangan, biasanya sebagai cara untuk mengalihkan perhatian dari sebab-sebab yang sesungguhnya. Misalnya orang Yahudi yang dijadikan kambing hitam oleh pemerintah Jerman Nazi untuk krisis ekonomi dan politik saat itu. Atau pemain sepak bola Kolombia Andrés Escobar yang dikambing hitamkan karena gol bunuh dirinya di Piala Dunia 1994 dan ditembak mati saat ia kembali ke tanah air.

Latar belakang

Kitab suci Ibrani

Dua ekor kambing jantan yang tampak sangat mirip dibawa ke halaman Bait Suci di Yerusalem pada hari Yom Kippur sebagai bagian dari Ibadat Suci pada hari itu. Imam Agung kemudian melemparkan undian atas kedua kambing itu. Salah seekor kambing dipersembahkan sebagai korban bakaran. Yang kedua adalah kambing hitam. Imam Agung meletakkan tangannya pada kepala kambing itu dan mengakui dosa-dosa bangsa Israel. Kambing hitam itu kemudian dibawa pergi dan dilepaskan di padang gurun sesuai dengan Imamat 16:22, meskipun Talmud menambahkan bahwa kambing itu didorong jatuh dari sebuah tebing yang jauh.

Dalam bahasa Ibrani modern Azazel digunakan sebagai ejekan, seperti dalam lekh la-Azazel ("pergi ke Azazel"), seperti "pergi ke neraka". (Azazel adalah kata yang diterjemahkan menjadi "scapegoat" atau kambing hitam dalam Alkitab Versi Raja James.)

Istilah "scapegoat" atau kambing hitam - yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan warna hitam - adalah akibat kekeliruan terjemahan oleh William Tyndale (sekitar 1530). Ia mengacaukan kata 'azazel' (nama tebing yang daripadanya kambing itu didorong) dengan 'ez ozel' (harafiah berarti kambing yang pergi). Azazel muncul dalam kitab suci sebagai penerima dari kambing [kedua] yang memikul dosa-dosa di kepalanya.

Agama Kristen

Dalam teologi Kristen, kisah tentang kambing hitam dalam Kitab Imamat ditafsirkan sebagai perlambang pendahuluan dari pengorbanan diri Yesus, yang memikul dosa seluruh umat manusia, setelah digiring ke 'padang gurun' di luar kota berdasarkan perintah Imam Agung.

Antropolog Kristen kontroversial René Girard, pernah memberikan rekonstruksi terhadap teori kambing hitam. Menurut pandanganan Girard, manusialah, dan bukan Allah, yang mempunyai masalah dengan kekerasan. Manusia didorong oleh keinginan atas apa yang dimiliki atau diingini oleh yang lainnya (keinginan mimetik). Hal ini menyebabkan konflik antara pihak-pihak yang mengingininya. Penularan mimetik ini meningkat hingga suatu titik di mana masyarakat terancam. Pada titik inilah mekanisme kambing hitam dipicu. Pada titik inilah satu orang ditetapkan sebagai penyebab masalah dan diusir atau dibunuh oleh kelompok. Orang inilah si kambing hitam itu. Tatanan sosial dipulihkan ketika orang puas bahwa mereka telah memecahkan sumber masalah mereka dengan menyingkirkan individu yang dikambinghitamkan itu, dan siklusnya pun kembali lagi. Girard berpendapat bahwa inilah yang terjadi dalam kasus Yesus. Perbedaan dalam kasus ini, demikian Girard percaya, ialah bahwa ia dibangkitkan dari antara orang mati dan dibuktikan tidak bersalah. Dengan demikian umat manusia disadarkan akan kecenderungan-kecenderungannya untuk melakukan kekerasan dan siklusnya pun dipatahkan. Setan, yang dianggap sebagai perwujudan dalam penularan itu, disingkirkan. Dengan demikian karya Girard menjadi penting sebagai rekonstruksi tentang teori pendamaian Christus Victor (Kristus yang Menang).

Metafora

Bila digunakan sebagai metafora, kambing hitam adalah orang yang dipilih untuk dituduh sebagai penyebab atas suatu bencana. Pengambinghitaman adalah tindakan yang menyatakan seseorang, sekelompok orang, atau sesuatu itulah yang bertanggung jawab atas sejumlah besar masalah.

Lihat pula

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya