Yuliandre Darwis
Yuliandre Darwis, S.Sos., M.Mass.Comm., Ph.D. (lahir 21 Juli 1980) adalah seorang pakar komunikasi Indonesia. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Komisi Penyiaran Indonesia periode 2016–2019.[1] dan terpilih lagi menjadi komisioner pada periode 2019-2023. Yuliandre mulai dikenal luas oleh masyarakat saat mengikuti Uda Uni Sumbar pada 2004. Dalam ajang tersebut, ia menjadi Pemenang Pertama dan Pemenang Favorit "Uda Sumbar Duta Wisata". Setelah menyelesaikan pendidikannya, ia juga berprofesi sebagai akademisi menjadi dosen Ilmu Komunikasi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Andalas, Padang.[2] Yuliandre Darwis juga mengelola usaha dibidang perfilman dan menjadi produser di beberapa film yang tayang di bioskop. Kehidupan awalYuliandre Darwis yang akrab dipanggil Andre[3] lahir pada 21 Juli 1980 di Jakarta dari keluarga Minangkabau. Ia merupakan anak sulung dari pasangan Chairul Darwis dan Aidevita Rydas.[4] Ayahnya, Chairul Darwis merupakan seorang pegawai negeri Pemerintah Provinsi Sumatera Barat yang setelah pensiun aktif di Partai Golkar.[5] Yuliandre meraih gelar sarjana Ilmu Komunikasi (S-1) dari Universitas Padjadjaran, Bandung, pada 2004. Gelar Master (S-2) serta Doktor (S-3) bidang Mass Communication and Media Studies (Komunikasi Massa) ia dapatkan dari Universitas Teknologi Mara (UiTM), Shah Alam, Selangor, Malaysia, tepat pada usianya yang ke-30 pada tahun 2010.[6] Selama menempuh pendidikan di UiTM tersebut ia melakukan penelitian dan menghasilkan karya yang berjudul A History of Minangkabau Press (1849-1945), yang menjadi disertasinya untuk syarat kelulusan Doctorate in Mass Communication UiTM.[6] KiprahSebagai seorang aktivis, Yuliandre punya banyak pengalaman dalam berbagai organisasi, sehingga pernah dipercaya menjabat sebagai Presiden Mahasiswa Universitas Padjadjaran ketika ia menjadi mahasiswa di universitas ternama di kota Bandung tersebut. Ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Universitas Teknologi Mara (UiTM), Malaysia, dan aktif dalam kegiatan kebudayaan Minangkabau di Malaysia ketika menempuh pendidikan di negeri jiran itu.[6] Ia juga pernah mengikuti lomba "Uda Uni Sumbar" dan berhasil menjadi Pemenang Pertama dan Pemenang Favorit "Uda Sumbar Duta Wisata 2004". Ia terpilih menjadi Duta Muda UNESCO pada tahun 2007, dan mewakili Indonesia ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Paris, Prancis.[6] Sedangkan di berbagai organisasi profesi dan bisnis Yuliandre juga aktif, antara lain di KADIN dan BPP HIPMI.[7] Yuliandre juga banyak melakukan penelitian, di antaranya penelitian mengenai Tour de Singkarak dengan judul Analysis of West Sumatra Tourism Communication. Penelitian terhadap ajang internasional yang menjadi salah satu bentuk branding dari Sumatera Barat itu membuat ia diundang oleh Universitas Harvard, Boston, Massachusetts, Amerika Serikat, pada tanggal 26-30 Mei 2013 untuk mempresentasikan penelitiannya tersebut. Dalam Kongres ISKI ke-VI yang berlangsung di Padang pada 27 November 2013, Yuliandre terpilih sebagai Ketua Umum Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) periode 2013–2017.[8][9] Yuliandre mengungguli tiga calon lainnya, yaitu Pinky Triputra (Universitas Indonesia), Andi Faisal Bakti (Guru Besar Universitas Islam Negeri Jakarta), dan Henry Subiakto (Staf Ahli Kementerian Komunikasi dan Informatika Indonesia). Ia berhasil mendapatkan 36 suara dari total 42 suara yang berasal dari cabang-cabang ISKI di seluruh Indonesia.[9] Yuliandre menjadi ketua ISKI termuda yang pernah memimpin satu-satunya organisasi profesional yang menghimpun para pakar komunikasi di tanah air tersebut ketika masih berumur kurang dari 34 tahun.[7] Selanjutnya, Yuliandre dipilih sebagai Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia untuk periode 2016–2019 dan Ketua KPI Periode 2016–2019.[10] Penghargaan
Referensi
Pranala luar
|