Yudhistira ANM Massardi
Yudhistira Andi Noegraha Moelyana Massardi (28 Februari 1954 – 2 April 2024) adalah sastrawan Indonesia. Pendidikan dan KarierIa pernah sekolah di SMA Taman Siswa, Yogyakarta.[1] Setelah itu, pada tahun 1972 ia sempat mengikuti pendidikan di Akademi Sinematografi LPKJ selama satu semester. Ia pernah menjadi redaktur majalah Le Laki (1976-1978), majalah Tempo (1979-1981), majalah Jakarta Jakarta (1985-1987), majalah Editor (1988), dan Gatra.[1] Tahun 1981 ia mengikuti konferensi Pengarang Asia di Manila. Tahun 1983 ia mengunjungi Jepang. Ia juga pernah mengikuti International Writing Program di Universitas Iowa, Amerika Serikat.[1] Yudhis banyak menulis lirik yang kemudian dilagukan duet kakak-beradik Franky dan Jane. KaryaMencoba Tidak MenyerahMencoba Tidak Menyerah merupakan novel yang mengisahkan penderitaan orang Indonesia yang diasingkan oleh masyarakat meskipun tidak berbuat salah. Dalam novel Mencoba Tidak Menyerah dikisahkan tentang kesengsaraan sebuah keluarga akibat anggotanya yang berstatus ayah dituduh oleh masyarkat mengikuti komunisme. Tuduhan ini membuat apar pemerintah memenjarakan sang ayah dan merobohkan rumah keluarga ini. AKibatnya, setiap anggota keluarga harus bekerja untuk dapat makan. Ketika sang ayah dikeluarkan dari penjara dan diizinkan pulang ke keluarganya, dirinya dibunuh dan tidak diketahui oleh keluarganya.[2] BukuPendidikan Karakter dengan Metode Sentra (2012) Cerpen
Novel
Sajak
PenghargaanNovel Arjuna Mencari Cinta meraih hadiah sebagai novel bacaan remaja terbaik tahun 1977 dari Yayasan Buku Utama.[1] Ketika cerita itu diangkat menjadi sebuah film, Departemen Penerangan RI tidak setuju akan penggunaan nama-nama wayang sehingga judulnya diganti menjadi Mencari Cinta Saja. Naskah dramanya Wot (1977) dan Ke (1978) mendapat hadiah harapan dalam Sayembara Penulisan Naskah Drama DKJ. Novel Mencoba Tidak Menyerah mendapat Hadiah Harapan Sayembara Mengarang Roman DKJ 1977.[1] Kumpulan puisi Sajak Sikat Gigi terpilih sebagai satu di antara empat buku puisi terbaik tahun 1976-1977, hasil pertimbangan dewan juri yang dibentuk oleh Dewan Kesenian Jakarta. Tiga buku lainnya ialah Amuk karya Sutardji Calzoum Bachri, Meditasi karya Abdul Hadi WM, dan Peta Perjalanan karya Sitor Situmorang. Pemilihan itu mengundang perdebatan. Sutardji dan Abdul Hadi melayangkan protes. “Mana bisa Yudhistira itu disejajarkan dengan Sitor Situmorang, Sutardji, Abdul Hadi dan yang besar-besar itu”, komentar seorang sarjana sastra. Yudhis sendiri tinggal tenang. Dia menanggapi,“Abdul Hadi tak sepantasnya menang.” Menurut penulis Sunardian Wirodono, yang pernah mengundang Yudhis pulang kandang untuk membacakan puisi-puisinya di Yogyakarta tahun 2022, Yudhis adalah tipe sastrawan yang mudah tergoda dengan tema-tema kehidupan kontemporer, dan tak punya problem dalam penulisannya. Pendidikan dan KarierIa beradik-kakak dengan Noorca Massardi dan Adhi Massardi. Ia adalah bapak dari musisi Iga Massardi. Referensi
Pranala luar
|