Yohanes 13
Yohanes 13 (disingkat Yoh 13) adalah bagian Injil Yohanes pada Perjanjian Baru dalam Alkitab Kristen, yang disusun menurut kesaksian Yohanes, salah seorang dari Keduabelas Rasul Yesus Kristus.[1][2] Dalam pasal ini dicatat peristiwa-peristiwa pada malam terakhir penyaliban Yesus Kristus, menekankan kasih-Nya pada para murid, yang ditunjukkan dengan pelayanan pembasuhan kaki mereka, dan perintah agar mereka saling mengasihi sebagaimana Ia mengasihi mereka.[3][4] Teks
StrukturPembagian isi pasal (disertai referensi silang dengan bagian Alkitab lain):
Saat yang telah ditentukan"Paruh kedua" ("latter half")[5] atau "bagian penutup" ("closing part")[6] dari Injil Yohanes" dimulai dengan pasal ini. Komentator Alkitab abad ke-19 Alexander Maclaren menyebutnya "the Holy of Holies of the New Testament" ("Ruang Mahakudus dari Perjanjian Baru") dan "most sacred part of the New Testament" ("bagian paling kudus dalam Perjanjian Baru").[5] Naratif diawali dengan pernyataan bahwa Yesus tahu bahwa "saat-Nya (bahasa Yunani: η ωρα, hē hóra; "jam" atau "saat") sudah tiba", Ayat 1
Saat yang telah ditentukan, dinantikan di bagian awal kitab Injil ini (Yohanes 7:30) sekarang sudah tiba. Yesus telah mengumumkan di depan umum dalam Yohanes 12:23 bahwa "saatnya Anak Manusia dimuliakan" sekarang telah tiba, dan Ia telah menolak dalam Yohanes 12:27 untuk meminta Bapa-Nya untuk "menyelamatkan [Dia] dari saat ini" (bahasa Yunani: εκ της ωρας ταυτης). Heinrich Meyer mencatat, "Berapa lama sebelum perjamuan, tidak dinyatakan oleh perikop kita",[8] tetapi Bengel dalam "Gnomon" [9] dan Catatan John Wesley,[10] yang banyak mengambil dari tulisan Bengel, keduanya menghubungkan perikop ini dengan hari Rabu minggu menjelang Paskah. Ayat 2
Frasa "sedang makan bersama": diterjemahkan dari (bahasa Yunani: δειπνου γενομενου, deipnou ginomenou) yang dapat bermakna "makan malam sudah terjadi" atau "makan malam sedang terjadi". Dalam terjemahan bahasa Inggris, Versi Raja James memakai "supper being ended" ("makan malam sedang berakhir"), sedangkan American Standard Version mengatakan "during supper" ("selama makan malam") dan New International Version memuat "the evening meal was in progress" ("makan malam sedang berlangsung").[12] Dari bacaan, masih ada makanan untuk dibagi pada ayat Yohanes 13:26, sehingga penerjemahan sebagai "setelah makan malam" kurang harmonis dengan keseluruhan perikop. Pada waktu itu, "Iblis telah membisikkan rencana dalam hati" Yudas Iskariot", putra Simon (bahasa Yunani: ιουδα σιμωνος ισκαριωτου , Ioudas Simōnos Iskariōtou; "Yudas [bin] Simon Iskariot"), untuk mengkhianati Yesus. Cambridge Bible for Schools and Colleges berargumen "bacaan sejati τοῦ διαβόλου ἤδη βεβληκότος εἰς τὴν καρδίαν (tou diabolou ēdē beblēkotos eis tēn kardian) menunjukkan, "Iblis sekarang menempatkannya ke dalam hati, dan mempertanyakan "hati siapa?" Menurut gramatika, dapat dibaca baik sebagai "hati iblis" atau "hati Yudas", tetapi teks yang diterima (yaitu "hati Yudas") lebih dipilih [13] dan kebanyakan terjemahan mengikuti bacaan ini. Jerusalem Bible memuat "the mind of Judas" ("pikiran Yudas").[14] Dalam Injil Lukas tertulis "Iblis memasuki Yudas" (Lukas 22:3,4).[15] Ayat 3
Saat hampir mengakhiri makan malam, naratif menjelaskan bahwa Yesus "tahu...". Kata "tahu" diterjemahkan dari bahasa Yunani: εἰδὼς, eidōs, yang bermakna "melihat sehingga menyadari" (bahasa Inggris: know, aware, perceive). Sekalipun Yesus tahu benar bahwa segala kuasa baik di sorga maupun di bumi telah diberikan oleh Bapa kepada-Nya, sebagaimana dalam Matius 28:18; bahwa Ia adalah Tuhan atas para murid-Nya, bahwa Ia datang dari Allah, dan akan segera kembali kepada Allah; namun Ia merendahkan diri melakukan tindakan selanjutnya (membasuh kaki para murid) untuk menunjukkan betapa besar kasih-Nya kepada murid-murid, dan memberi teladan kerendahan hati kepada mereka, serta mengajarkan kasih persaudaraan, dan bahwa Ia datang saat itu bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani (Matius 20:28).[15] Yesus membasuh kaki murid-muridYesus membasuh dan mengeringkan kaki setiap murid-Nya. Penulis Injil Yohanes menceritakan secara detail tindakan-tindakan Yesus dalam ayat 4-14: Ayat 4
Ayat 5
Komentator Skotlandia, William Robertson Nicoll mengatakan, "Setiap langkah dalam seluruh adegan mencengangkan ini tercetak dalam pikiran Yohanes".[6] Yohanes 13:5 memuat bahwa Yesus mulai membasuh kaki mereka: pembasuhan diinterupsi oleh Simon Petrus yang awalnya menolak untuk mengizinkan Yesus membasuh kakinya, tetapi Yohanes 13:12 menunjukkan bahwa perbuatan itu kemudian diselesaikan dan semua kaki para murid, termasuk Yudas Iskariot, sudah dibasuh,[9] ketika Yesus memakai jubah luar-Nya kembali dan duduk bersandar [pada meja perjamuan] lagi. Interupsi itu berupa tiga perkataan dari Petrus yang semuanya mendapatkan tanggapan dari Yesus (ayat 6-10) Ayat 6
Ayat 7
Ayat 8
Ayat 9
Ayat 10
Ayat 11
Ayat 11 ini merupakan catatan tambahan penulis Injil Yohanes. Ayat 12
Ayat 13
Petrus menyebut Yesus 'Tuhan' (bahasa Yunani: κύριος, Kyrios) dalam dua dari tiga perkataannya,[9] dan Yesus (dalam [26]) menyatakan bahwa gelar itu digunakan dengan benar. Bahasa Yunani [27] υμεις φωνειτε με ο διδασκαλος και ο κυριος και καλως λεγετε ειμι γαρ Ayat 14
Gereja mula-mula rupanya mengikuti teladan Yesus Kristus sehingga benar-benar menaati peringatan-Nya untuk saling membasuh kaki dalam kasih. Sebagai contoh, dalam 1 Timotius 5:10 Paulus menyatakan bahwa janda-janda jangan dibantu oleh gereja kalau mereka tidak memenuhi syarat tertentu; salah satunya adalah membasuh kaki "saudara seiman".[29] Yesus mengungkapkan pengkhianat-NyaAyat 18
Nas yang diucapkan oleh Yesus dikutip dari Mazmur 41:10.
Pulpit Commentary berpendapat bahwa Mazmur 41 memaksudkan "Ahitofel yang pernah menjadi penasihat Raja Daud",[32] dan Cambridge Bible for Schools and Colleges mengamati bahwa "perkataan Mazmur mengenai pengkhianatan dan nasib Ahitofel meramalkan pengkhianatan dan nasib Yudas".[13] Jerusalem Bible menerjemahkan ayat ini "Someone who shares my table rebels against me" (John 13:18; "Orang yang duduk bersama di mejaku memberontak terhadap aku"). Francis Moloney melihat ayat ini bukan saja mengenai pengkhianatan Yudas terhadap Yesus, tetapi juga penyangkalan Petrus terhadap-Nya (Yohanes 18:15–27).[33] Ayat 19
Sesungguhnya, seluruh Injil Yohanes ditulis supaya [para pembaca] dapat "percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya [mereka] oleh iman [mereka] memperoleh hidup dalam nama- (Yohanes 20:31). Ayat 21
Yesus mengantisipasi akan dikhianati oleh seorang dari sahabat-sahabat-Nya (Yohanes 13:21), suatu hal yang sangat merisaukan-Nya sehingga dicatat bahwa "Ia sangat terharu". Para murid tidak mampu membayangkan siapa yang dimaksud oleh Yesus, dan bertanya "Tuhan, siapakah itu?" (Yohanes 13:25). Yesus tidak menyebut nama pengkhianat-Nya, melainkan hanya menjawab dengan suatu tanda, yaitu pemberian roti yang sudah dicelupkan (Yohanes 13:26).[6] Ayat 22
Ayat 23
Ayat 24
Ayat 25
Ayat 26
Kata "mencelupkan" diterjemahkan dari bahasa Yunani: βάψας (bapsas, bahasa Inggris: dipped), hanya muncul satu kali dalam Perjanjian Baru, di ayat ini saja. Teks mengkaitkan dengan sepotong ("the piece"[41] roti (bahasa Yunani: τὸ ψωμίον, to psómion). William Robertson Nicoll menyatakan "ada orang berargumen dari penyisipan kata sandang τὸ bahwa potongan (sop) ini terdiri dari sekerat daging domba, sepotong kecil roti tak beragi, dan dicelupkan dalam saus pahit, yang diberikan oleh kepala rumah tangga kepada setiap tamu sebagai bagian rutin peringatan Paskah Yahudi; and sehingga menganggap Injil Yohanes serta ketiga Injil Sinoptik menyiratkan ini adalah bagian dari makan malam Paskah. Namun sebenarnya merupakan kebiasaan Timur yang lazim bagi tuan rumah untuk menawarkan potongan kecil itu pada tamu terpandang manapun; dan kita sebaiknya melihat hal ini sebagai suatu tindakan peringatan terakhir pada perasaan baik Yudas. Tanda yang dipilih oleh Yesus untuk menyatakannya adalah apa yang dalam acara biasa merupakan tanda penghargaan khusus".[6] Dengan kata lain, pemberian sepotong roti kepada Yudas ini mungkin merupakan usaha terakhir agar Yudas berbalik dari dosanya. Akan tetapi, ia menolak untuk mengubah pikirannya dan ia dirasuki Iblis (Yohanes 13:27).[29] Ayat 27
Ayat 28
Sangat penting untuk memperhatikan bahwa para murid tidak pernah menduga ketidakjujuran Yudas. Kemunafikannya ditutupi dengan baik sekali. Dewasa ini pun ada anggota gereja yang di luar tampaknya rohani, namun dalam batinnya sama sekali tidak mempunyai iman yang sungguh dan pengabdian kepada Kristus.[29] Ayat 29
Ayat 30
Yudas segera pergi, dan dengan kebebasan kehendaknya sendiri.[13] Setelah kepergiannya, Yesus tidak memberi penjelasan lebih lanjut mengenai pengkhianatan. Sebaliknya, penulis Injil meneruskan naratif dengan mencatat bahwa "hari sudah malam" (Tzet Hakochavim) (Yohanes 13:30) yaitu hari Paskah sudah dimulai.[9] "Hari sudah malam" (bahasa Ibrani: צֵאת הַכּוֹֹכָבִים, Tzet Hakochavim; bahasa Inggris: nightfall) dideskripsikan dengan detail dalam Yudaisme. Setelah malam tiba, yaitu hari sudah menjadi gelap, dianggap hari baru benar-benar dimulai. Seluruh batasan yang berlaku pada hari sebelumnya sudah tidak berlaku lagi, dan semua Mitzvot yang harus dilaksanakan pada malam hari (misalnya doa Shema malam, Seder, atau Bedikas Chametz boleh dilaksanakan.[46] Perintah BaruPengajaran yang disampaikan Yesus ini dimulai setelah Yudas pergi - "the solemn valedictory discourse of our Lord" ("pidato perpisahan khidmat Tuhan kita")[32] - memuat tiga topik:
"(Kepergian) Yudas memulai rangkaian peristiwa yang berakhir dengan pengutusan Yesus pergi dari mereka kepada Bapa".[13] Sebagaimana Yudas pergi "dengan segera", (bahasa Yunani: ευθεως, eutheōs) [48] demikianlah pemuliaan Allah dimulai "dengan segera" (bahasa Yunani: ευθυς, euthys). Maclaren mengidentifikasi tiga bentuk pemuliaan yang dinyatakan di sini:
Ayat 31
Ayat 32
Ayat 33
Yesus menyebut murid-murid-Nya sebagai "anak-anak" bahasa Yunani: Τεκνία (teknia, "anak-anak kecil") - suatu kata yang sering digunakan oleh Yohanes dalam surat pertamanya [52] tetapi tidak dipakai di bagian lain Injil ini.[53] Banyak komentator melihat kelembutan kata ini.[54] Ayat 34
Ayat 35
Frasa "saling mengasihi": diterjemahkan dari bahasa Yunani: ἀγαπᾶτε ἀλλήλους, agapate allēlous. Teolog Harold Buls berpendapat "ini menunjukkan kemesraan. Mungkin juga mengindikasikan kekurangmatangan dan kelemahan para murid".[57] Yesus memperingatkan PetrusYesus mengatakan kepada para murid-Nya bahwa Ia akan segera meninggalkan mereka; dan ke mana Ia pergi, mereka tidak mungkin dapat datang (Yohanes 13:33), atau pada keadaan saat itu mereka "tidak dapat mengikuti sekarang, tetapi ... akan mengikuti kemudian" (Yohanes 13:36). Rasul Petrus (dalam ayat 37), Tomas dan Filipus (dalam pasal berikutnya) mengajukan pertanyaan mengenai ke mana Yesus akan pergi. Petrus tampaknya menyadari kaitan kepergian Yesus dan kematian.[13] Ayat 36
Ayat 37
Ayat 38
Penggenapan perkataan Yesus mengenai penyangkalan Petrus dicatat dalam pasal 18 (lihat Yohanes 18:27). Dalam Injil Lukas (Lukas 22:34) ramalan penyangkalan Petrus juga diucapkan di dalam ruangan tempat mereka makan, sementara dalam Matius 26:31–35 dan Markus 11:27–31, pengumuman mengenai nasib Petrus diberikan dalam perjalanan ke Taman Getsemani".[32] Lihat pula
Referensi
Pranala luar
|