Xingzhonghui
Xingzhonghui atau Hsing Chung Hui (興中會, "Perhimpunan Regenerasi Tiongkok" atau "Perhimpunan Tiongkok Dalam",[1] didirikan oleh Sun Yat-sen pada 24 November 1894, yang bertujuan untuk membangun kemakmuran bagi Tiongkok dan sebagai platform untuk melakukan kegiatan revolusioner di masa depan. Xingzhonghui dibentuk selama Perang Sino-Jepang Pertama, setelah serangkaian kekalahan militer Tiongkok yang mengungkapkan maraknya korupsi dan ketidakmampuan dalam pemerintahan kekaisaran dinasti Qing. Xingzhonghui mengalami beberapa reorganisasi politik di tahun-tahun berikutnya dan akhirnya menjadi partai yang dikenal dengan nama Kuomintang. Dengan demikian, Kuomintang kontemporer menganggap tanggal berdirinya Kuomintang sama dengan pembentukan Xingzhonghui. Karena Sun sedang berada di pengasingan pada saat itu, maka Xingzhonghui didirikan di Honolulu, Republik Hawaii. Mereka yang diterima menjadi anggota Xingzhonghui harus bersumpah sebagai berikut:
Ketika Sun Yat-sen kembali ke Hong Kong pada awal tahun 1895, dia bertemu lagi dengan Yeung Ku-wan, presiden Perhimpunan Sastra Furen (PSF) yang saat itu sudah berdiri, mereka pertama kali bertemu pada tahun 1891. Karena mereka berdua ingin memanfaatkan peluang dalam situasi politik yang tidak menentu akibat Perang Tiongkok-Jepang Pertama, pada tanggal 18 Februari 1895, PSF digabung menjadi Xingzhonghui,[3] dengan bantuan dari Yau Lit, teman dekat Sun yang juga anggota PSF. Yeung kemudian menjadi presiden Xingzhonghui dan Sun menjabat sebagai sekretaris Xingzhonghui. Mereka menyamarkan aktivitas mereka di Hong Kong dengan kedok menjalankan bisnis bernama "Klub Kuen Hang"[4] (乾亨行). Pada Oktober 1895, Xingzhonghui berencana untuk melancarkan pemberontakan di Guangzhou, dan Yeung yang akan memimpin pemberontakan di Hong Kong, dana dan lokasi pelatihan sudah disiapkan oleh Li Ki-tong. Namun, rencana itu bocor dan lebih dari 70 anggota termasuk Lu Haodong (perancang bendera Langit Biru dengan sebuah Matahari Putih), teman sekolah Sun Yat-sen, ditangkap oleh pemerintah Qing. Di bawah tekanan dari pemerintah Qing di Tiongkok Daratan, otoritas kolonial Britania Raya di Hong Kong memaksa Yeung dan Sun Yat-sen untuk pergi dan melarang mereka memasuki Hong Kong selama lima tahun ke depan. Yeung melakukan perjalanan ke Johannesburg, Afrika Selatan melalui Singapura dan kemudian tinggal di Jepang dari tahun 1896 hingga 1899, untuk mengembangkan Xingzhonghui dengan menyebarkan ide-idenya. Menurut "Sejarah Ringkas Hong Kong", Xingzhonghui mulai kehilangan pamornya setelah pemberontakan yang gagal pada tahun 1895 dan 1900, sehingga digabung ke dalam Tongmenghui yang di kemudian hari menjadi partai Kuomintang. Referensi
|