WusunWusun (Hanzi: 烏孫; Pinyin: Wūsūn; Wade–Giles: Wū-sūn; harfiah: 'cucu/keturunan gagak') adalah sekelompok masyarakat semi-nomaden Indo-Eropa yang disebutkan oleh sumber-sumber China dari abad ke-2 SM hingga abad ke-5 M. Wusun pada mulanya menghuni wilayah antara Pegunungan Qilian dan Dunhuang (Gansu) di dekat bangsa Yuezhi. Sektiar tahun 176 SM, bangsa Yuezhi diserang oleh Xiongnu yang kemudian juga menyerang Wusun. Serangan Xiongnu menewaskan Raja Wusun dan menguasai daerahnya. Putra sang raja kemudian diangkat anak oleh penguasa Xiongnu dan dijadikan seorang jenderal Xiongnu dan pemimpin bangsa Wusun. Setelah bangsa Yuezhi sekitar tahun 162 SM pindah ke wilayah Sungai Ili di Zhetysu, Dzungaria, dan Tian Shan yang sebelumnya dihuni oleh bangsa Sai, bangsa Wusun bermukim kembali di Gansu sebagai vasal dari Xiongnu. Pada tahun 133-132 SM, Wusun mengusir Yuezhi dari Sungai Ili dan menghuni wilayah tersebut. Wusun kemudian menjadi sekutu dekat dari Dinasti Han dan bangsa yang kuat di wilayah tersebut selama beberapa abad. Dengan tekanan dari Rouran, Wusun terakhir kali disebutkan di dalam sumber China menghuni wilayah Pegunungan Pamir pada abad ke-5 M. Mereka kemungkinan juga ditaklukkan oleh Hun Putih. Asal namaWusun adalah pelafalan modern dari huruf "烏孫". Nama Tionghoa "烏孫" (Wūsūn) secara harfiah berarti "gagak" wū dan "cucu, keturunan" sūn.[1] Terdapat beberapa teori mengenai asal dari nama tersebut.[2] Sinolog Victor H. Mair membandingkan Wusun dengan kata bahasa Sanskerta áśva "kuda", aśvin "kuda betina", dan kata bahasa Lithuania ašvà "kuda betina". Nama tersebut dengan demikian dapat berarti "bangsa kuda". Ia kemudian mengajukan hipotesis bahwa bangsa Wusun menggunakan bahasa centum dari rumpun bahasa Indo-Eropa. Hipotesis tersebut ditolak oleh ilmuwan lain Edwin G. Pulleyblank.[3] Christopher I. Beckwith membuat analisis yang serupa dengan Mair namun dengan merekonstruksi Wusun menjadi bahasa Tionghoa Lama *âswin yang dapat dibandingkan dengan bahasa India Lama aśvin "para penunggang kuda", nama dari dewa kembar penunggang kuda di dalam Regweda.[4] SejarahSejarah awalWusun pertama kali disebutkan oleh sumber-sumber China sebagai vasal dari Yuezhi yang tinggal di wilayah antara Pegunugan Qilian dan Dunhuang,[5][6][7][8] meskipun terdapat pula pendapat lain dari nama wilayah-wilayah tersebut.[9] Beckwith menyebutkan bahwa Wusun adalah sisa dari bangsa Indo-Arya di wilayah timur yang telah terdorong ke arah Stepa Erasia oleh bangsa Iran pada milenium kedua SM.[10] Pangeran Modu Chanyu, bekas tahanan Yuezhi dan Pangeran Xiongnu, sekitar tahun 210-200 SM,[11] became leader of the Xiongnu and conquered the Mongolian Plain, menguasai beberapa suku di bawahnya.[12] Sekitar tahun 176 SM, ia meluncurkan penyerbuan terhadap Yuezhi.[8] Yuezhi kemudian membalas serangan Wusun sekitar tahun 173 SM.[8] Wusun pada saat itu merupakan sebuah negara kecil.[13] Raja Wusun yang bernama Nandoumi (Hanzi: 難兜靡) pun tewas.[13] Menurut legenda, putra Nandoumi yang masih bayi bernama Liejiaomi ditinggalkan di alam liar. Ia kemudian secara ajaib dapat bertahan berkat seekor serigala betina yang menyusuinya dan burung-burung gagak yang membawakannya daging.[14][15][16][17] Mitologi leluhur Wusun memiliki banyak kemiripan dengan mitologi yang dimiliki bangsa Hatti, Tionghoa Zhou, Skithia, Romawi, Koguryo, Turk, Mongol, Dzungar.[18] Berdasarkan kemiripan mitologi leluhur tersebut, Denis Sinor mengajukan ide bahwa Wusun dan/atau orang Sogdiana kemungkinan menunjukkan keberadaaan pengaruh bangsa Iran Indo-Eropa, atau juga menjadi asal dari klan Ashina Türk.[19] Pada tahun 162 SM, bangsa Yuezhi dapat dikalahkan oleh Xingnu yang membuat Yuezhi keluar dari Gansu.[8] Menurut Zhang Qian, Yuezhi berpindah ke arah barat, mengusir Sai dari Sungai Ili di wilayah Zhetysu dan Dzungaria.[20] Bangsa Sai kemudian bermigrasi ke wilayah Asia Selatan tempat mereka mendirikan berbagai kerajaan India-Skithia.[8] Setelah keluarnya Yuezhi, Wusun kemudian menghuni Gansu di lembah bernama Ushui-he (Sungai Air Gagak) sebagai vasal dari Xiongnu.[13] Migrasi ke Lembah Sungai IliPenguasa Xiongnu terkesan ketika mendengar kisah Liejiaomi. Ia mempercayainya sebagai makhluk supranatural dan mengangkatnya menjadi anak.[13] Liejiaomi dewasa dijadikan pemimpin Wusun oleh Chanyu serta seorang jenderal Xiongnu.[13] Ia berhasil memenangkan banyak pertempuran dan bangsa Wusun pun menjadi kuat.[13] Liejiaomi berkali-kali meminta perizinan dari penguasa Xiongnu untuk membalaskan dendam kematian ayahnya. Sekitar tahun 133-132 SM, ia berhasil menyerang Yuezhi di Lembah Ili.[6][8][13] Bangsa Yuezhi kemudian bermigrasi ke Sogdiana dan kemudian ke Baktria untuk bersatu di bawah Kujula Kadphises dan memperluas kekuasaannya di Asia Selatan sebagai Kekaisaran Kushan.[6] Wusun kini menduduki wilayah Ili dan meluaskan daerahnya sembari menjaga jarak dengan Xiongnu. Menurut Kitab Shiji, Wusun adalah sebuah negara di sebelah barat Xiongnu.[21] Ketika pengusa Xiongnu meninggal, Liejiaomi menolak untuk tetap melayani Xiongnu.[13] Xiongnu kemudian mengirimkan pasukan untuk melawan Wusun namun gagal. Setelah itu, Xiongnu lebih meyakini bahwa Liejiaomi adalah makhluk supranatural dan menghindari konflik dengannya di masa depan.[13] Wusun yang kuat kini menarik Dinasti Han untuk menjalin persekutuan.[22] Pada tahun 125 SM, Kaisar Wu dari Han mengutus Zhang Qian untuk mendirikan persekutuan antar Han dan Wusun melawan Xiongnu.[7][23] KeruntuhanPada abad ke-5, Wusun mendapatkan tekanan dari Rouran dan kemungkinan bermigrasi ke wilayah Pegunungan Pamir.[7][22][24] Wusun terakhir disebut di sumber-sumber sejarah China pad atahun 436 M, ketika ketika China mengirimkan utusan ke Wusun.[7] Hal yang dapat terjadi adalah Wusun kini telah ditaklukkan Hun Putih.[22] Nama Wusun kemudian terlihat menghilan dari catatan-catatan China, meskipun Kitab Liaoshi menyebutkan nama Wusun dalam sebuah upacara kekaisaran di masa Dinasti Liao pada 22 September 938.[25] Lihat pulaReferensi
|