Wiwiek Widiyastuti
Latar belakangWiwiek Widiyastuti lahir di Yogyakarta, 31 Juli 1952. Seni tari sudah menjadi bagian dari hidupnya. Keluarga ibunya ada yang menjadi penari keraton, sementara kakeknya adalah salah seorang pencipta tari pada masa Hamengku Buwono VII. Meski orangtuanya tak berkecimpung di dunia seni, Sejak kelas IV Wieiek SD dimasukkan ke bengkel tari milik Bagong Kussudiardja. Menginjak remaja perannya sebagai penari berubah. Kalau semula ia lebih banyak memainkan peran pembantu sesuai dengan umurnya, setelah duduk di bangku SMA ia menjadi salah seorang penari inti. Selain tetap belajar sebagai penari, Wiwiek pun, oleh Bagong, dipercaya menjadi pengajar. Pendidikan formal tarinya ia selesaikan di Akademi Seni Tari Indonesia (ASTI), Yogyakarta (1973-1977). Kemudian di lanjutkan di Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta (kini IKJ) sampai tahun 1979, sambil menjadi pengajar tari di Dinas Kebudayaan DKI Jakarta. Selain sebagai penari, ia juga di kenal sebagai koreografer. Karya tari ciptaannya, Tapak Topeng (1978) berhasil meraih juara pertama. Tahun berikutnya, (1979), ia kembali menjadi juara pertama melalui tari Ronggeng Blantek. Sejak saat itu namanya selalu diidentikan dengan tari-tarian lepas khas Betawi. Nama Wiwiek tercatat beberapa kali mengikutsertakan tarian ciptaannya ke berbagai festival tari di luar negeri antara lain Italia, Jerman, dan Austria. Agar tari ciptaannya bisa dinikmati penonton mancanegara, tak segan-segan dia berkeliling kota Jakarta mencari sponsor. Berapa banyak tarian yang telah diciptakannya, ia tak bisa mengingatnya lagi. Namun sebagian tari Betawi yang dimodifikasinya, kini sering kali ditampilkan di sejumlah perhelatan antara lain Ronggeng Blantek, Ngarojeng, Topeng Gong, Lambang Sari, dan Cokek. Wiwiek Widiyastuti pernah menjadi Anggota Komite Tari Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) periode tahun 1985-1988, Kepala Seksi Tari Puslat Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, serta menangani Laboratorium Tari Indonesia. Kegiatan lainnya adalah menangani tari-tarian massal untuk acara seperti Pembukaan PON dan Pekan Raya Jakarta. Karya
Penghargaan
Referensi
|