Wiratmo Soekito
Wiratmo Soekito (lahir di Solo, Jawa Tengah, 28 Februari 1929) adalah seorang akademisi, sastrawan, aktif di penyiaran radio, dan budayawan Indonesia. Merupakan anak dari Wirosoepatmo yang pernah jadi kepala perpustakaan Mangunegaran.[1] BiografiLahir di Solo, Jawa Tengah, 28 Februari 1929. Pengajar mata kuliah sejarah drama klasik Barat di Akademi Teater LPKJ/IKJ, sejak tahun 1976 dan pengajar mata kuliah apresiasi drama dan sastra di Akademi Teater Nasional Indonesia/ATNI, Jakarta (1960-1962) ini, pada masa remaja pernah menjadi Anggota Pemuda Pelajar Indonesia (IPPI) dan pernah mengikuti kursus politik. Ia juga pernah menempuh pendidikan di Jurusan Filsafat Fakultas Sastra dan Filsafat Universitas Nijmegen, Belanda (1954-1955). Sekembalinya ke Indonesia, ia memulai karier sebagai karyawan Radio Republik Indonesia (1957-1972). Selain sebagai penyiar, ia juga terjun menjadi jurnalis. Ia banyak menulis di mingguan Siasat, Indonesia Raya, Star Weekly, yang dipimpin P.K. Ojong, dan Keng Po, yang kemudian menjadi harian Kompas. Kariernya sebagai jurnalis terus meningkat. Ia pernah menjadi redaktur majalah Gadjah Mada (1954-1960), Buku Kita (1955), Indonesia (1958-1960), dan anggota redaksi majalah Kebudayaan Indonesia (1965 dan 1969). Namanya sempat menjadi perbincangan di antara tokoh pemuda yang aktif di bidang kebudayaan setelah ia menjadi konseptor ‘Manifes Kebudayaan’ pada tahun 1963, bersama Goenawan Muhamad, Bur Rasuanto, Arief Budiman. Namun, Manifes Kebudayaan yang di dengungkannya di larang oleh pemerintah pada tahun 1964. Mantan anggota Badan Pekerja BMKN (1958-1960), anggota DPRGR/MPRS (1968-1971), dan salah seorang Ketua Liga Pembela Hak-hak Asasi Manusia (1969-1972) ini, tak patah arang, ia terus aktif menulis dan menghasilkan banyak karya. Karya tulis yang di hasilkannya antara lain Renungan tentang Sejarah (1960), Kesusastraan dan Kekuasaan (kumpulan esai, 1984) dan Manusia Utopia (1993) yang diterbitkan oleh Yayasan Sumber Agung. Ia juga menulis pengantar untuk bunga rampai Aswab Mahasin & Ismet Nasir (ed.), Cendikiawan dan Politik (1983). Wiratmo pernah menjadi anggota kelompok kerja sosial budaya Lembaga Pertahanan Nasional (1981). Ia menikah dengan Sri Widoyati, hakim perempuan pertama yang diangkat menjadi Hakim Agung di Indonesia. Ia wafat di Jakarta pada 14 Maret 2001.[2] PendidikanRiwayat Pendidikan Wiratmo Soekito[3]
Karya tulisBeberapa karyanya telah diterbitkan dan diunggah online:[4]
Pranala luar
Referensi
|