Wen TianxiangWen Tianxiang (hanzi: 文天祥)(1236-1283) adalah seorang pahlawan Tiongkok di akhir Dinasti Song selatan yang terkenal karena kesetiaannya pada negara. Dia lahir di Luling (sekarang Ji’an, provinsi Jiangxi). Tahun 1256 lulus ujian kerajaan dengan nilai terbaik dan belakangan menjabat sebagai perdana menteri Song dan mendapat gelar Adipati Xingguo. Tahun 1278, setelah kekuatan Song di daratan tersapu bersih, Wen ditangkap pasukan Yuan (Mongol) di bawah pimpinan Kubilai Khan. Dia lalu dibawa ke Beijing dan dikenai tahanan rumah. Di sana Wen diperlakukan baik dan diberi hadiah-hadiah karena Kubilai menginginkan Wen bekerja padanya, dia menjanjikan jabatan penting dalam pemerintahannya, selain itu Kubilai menganggap Wen sebagai orang yang berpengaruh sehingga dapat dipakai untuk mengambil hati orang Han dan sisa-sisa tentara Song agar tunduk pada Mongol. Namun tawaran ini ditolak mentah-mentah oleh Wen. Selama masa tahanan rumahnya, Wen menulis puisinya yang terkenal “Lagu Kebenaran” dan “Melewati Lingdingyang”. Setelah empat tahun dibujuk dengan berbagai cara tanpa hasil, suatu hari pada awal tahun 1283, Kubilai secara pribadi mengunjungi Wen dan menanyakan apa yang diinginkannya. Wen menjawab tegas bahwa dia tidak akan pernah melayani dua tuan dan yang dia inginkan hanyalah kematian. Habis kesabaran, Kubilai memerintahkan hukuman mati untuknya keesokan harinya. Namun belakangan dia menyesal karena keputusannya yang terburu-buru menghukum mati Wen, dia menunjukkan dukacitanya terhadap Wen dengan berpuasa. Wen sebenarnya mempunyai dua orang putra, tetapi keduanya mati muda, maka dia mengadopsi ketiga putra adiknya. Dia berpesan pada ketiganya agar tetap meneruskan perlawanan terhadap Dinasti Yuan dan membentuk kelompok perlawanan. Wen Tianxiang dianggap sebagai salah satu simbol kesetiaan dan patriotisme bagi orang Tiongkok. Tulisan-tulisan dan pemikirannya banyak dipakai sebagai bahan pengajaran di sekolah-sekolah hingga kini. Keturunan
Monumen Wen Tianxiang
|