Warih Wisatsana


Warih Wisatsana (lahir 20 April 1965) adalah sastrawan berkebangsaan Indonesia. Sejak muda sudah mengakrabi dunia sastra. Karya-karyanya dalam bentuk puisi banyak dimuat oleh media massa dan antologi. Atas dedikasi dan prestasinya, Warih menerima beberapa penghargaan, salah satu di antaranya adalah Bung Hatta Awards (1994).[1][2][3]

Latar belakang

Saat duduk di bangku SMP dan SMA, ia sudah menulis puisi. Pergaulannya dengan puisi terus berjalan seiring dengan dihabiskannya masa remaja di beberapa kota, Pontianak dan Klaten. Ketika memasuki Bali awal tahun 1980-an, kecintaannya pada puisi makin bertumbuh. Sebagai penyair yang lahir di Cimahi, tapi kepenyairannya lahir di Bali. saat ia bergabung bersama Komunitas Sanggar Minum Kopi yang membuatnya lebih dekat dengan dunia sastra. Di sanggar itulah ia bergaul dengan para seniman. Dari merekalah ia memperoleh pengalaman mengeksplorasi diri, sekaligus menjadikan sebagai kesadaran bersama. Spirit tradisi dan seni di Bali yang pada saat bersamaan harus berhadapan dengan tawaran modernisasi disadari Warih menjadi kekuatan baginya untuk menempa kepekaannya terhadap dunia, sekaligus mempertegas keinginannya untuk memberikan diri sepenuhnya menjadi seorang penyair.[4][5]

Sekitar tahun 1983-1984, Warih menentukan pilihan hidupnya sebagai penyair. Pertemuannya dengan penyair senior Umbu Landu Paranggi ketika masih bekerja sebagai wartawan di Bali Post semakin memantapkan pilihannya pada puisi yang menjadi bekal pada penciptaan karya-karyanya. Puisi-puisi Warih memiliki kekuatan diksi dan rima pada tiap-tiap bagiannya. Ia mempublikasikan karya-karyanya ke berbagai massa, jurnal, serta beberapa antologi.[6]

Kiprah Kepenyairan

Sebagai penyair, Warih meraih Taraju Award, Borobudur Award, Bung Hatta Award, Kelautan Award, SIH Award, dan pada tahun 2020 menerima Anugerah Bali Jani Nugraha dari Pemerintah Provinsi Bali. Diundang sebagai pembicara dan membaca karya pada festival nasional dan internasional, semisal; Istiqlal International Poetry Reading (1995), Pesta Sastra Utan Kayu Internasional Literary Biennale (2003 dan 2009), Winternachten Den Haag (1997), Inalco Paris (1998), Ubud Writers and Readers Festival, Printemps des Poetes (Indonesia-Perancis), Surabaya Festival Internasional, Poetry and Sincerity (Festival Puisi Internasional Dewan Kesenian Jakarta), Jakarta International Literary Festival (JILF), Bersama Joko Pinurbo di Utan Kayu (2002), Tegal Mas Island International Poetry Festival (2020), Puisi Cinta untuk Indonesia persembahan Balai Pustaka dan Titimangsa Foundation (2020),Festival Sastra Internasional Gunung Bintan (FSIGB) 2020 di Tanjungpinang, Bintan, dll. Memberi opening speech pada gala opening KEMBALI 2020: A Rebuild Bali Festival, sebuah festival virtual yang menyatukan elemen-elemen terbaik dari Ubud Writers & Readers Festival dan Ubud Food Festival.

Puisinya diterjemahkan dalam bahasa Belanda, Italia, Inggris, Jerman, Portugal, dan Perancis. Buku kumpulan puisi tunggalnya; Ikan Terbang Tak Berkawan (Kompas, 2003), May Fire and Other Poems (Tiga Bahasa, Lontar, 2015), Batu Ibu (KPG, 2019) meraih Lima Besar Kusala Sastra Khatulistiwa 2018 dan Buku Puisi Rekomendasi Tempo 2018, Kota Kita (Sahaja Sehati, 2018) merupakan Lima Besar Buku Puisi Pilihan Anugerah Hari Puisi 2018. Kelananya di Paris dibukukan dalam Rantau dan Renung II (KPG dan Forum Jakarta – Paris, 2002) bersama 20 seniman dan budayawan lainnya, antara lain: Toeti Heraty, Sitor Situmorang, Rahayu Supanggah, Slamet Abdul Syukur, dll.

Pada tahun 2016, tergabung sebagai Anggota Pleno Tim Kerja Kongres Kesenian Indonesia (KKI) III. Ia juga editor buku, semisal: Pariwisata Budaya dan Budaya Pariwisata (Michel Picard), Waktu Tuhan - Made Wianta (2008), Buna: Suka Duka Sang Kelana, dan lainnya. Tim penulis buku pelukis Srihadi Soedarsono, pelukis Van Oel, pelukis Affandi, perupa Agus Budiyanto dan pelukis Koempoel, pelukis Paul Husner, pelukis Hanafi, biografi Ristra Cosmetics, Museum Pasifika, Biografi pelukis Tedja Suminar, Kumpulan Tulisan BBM 2019 (Kemendikbud RI), penulis liputan Europalia Indonesia 2018 (Belgia, Belanda, Prancis) dll. Pernah berkolaborasi dengan perupa seperti Made Wianta, Nyoman Erawan, koreografer Nyoman Sura, koreografer Miroto dan lainnya, serta sebagai sutradara pertunjukan, antara lain: Odipus Sang Raja bersama koreografer Nyoman Cerita dan Nyoman Wenten. Sempat menjadi koordinator budaya Lembaga Kebudayaan Perancis, Alliance Francaise (AF) Denpasar, kini sebagai kurator Bentara Budaya.

Sebagai Kurator dan Penulis Seni Rupa

Kuratorial :
Tahun Peristiwa
2012 Pameran Seni Lukis Kilas Balik Tedja Suminar
2014 Pameram Seni Fotografi “50 Tahun Berkarya D. Tjandra Kirana”
2014 Pameran Seni Rupa “Artist from Elsewhere – Two Art Brut Artist from Indonesia”
2014-2019 New Music for Gamelan di Bentara Budaya Bali, bersama Wayan Gde Yudane, Dewa Ketut Alit dan Wayan Sudirana
2015 Pameran Fotografi “60 Solusi Untuk Perubahan Iklim” Yann-Arthus Bertrand (kuratorial Bentara Budaya)
2016 Pameran “Mahendradatta: Jejak Arkeologis dan Sosok Historis”
2016 Pameran Mural Serangkaian World Culture Forum di Bali
2016 Pameran Seni Rupa dan Fotografi “Imajinasi Diri T. Hartono”
2016 Pameran Fotografi “Tiga Dasa Warsa, Tiga Sisi Rupa” Ida Bagus Putra Adnyana
2017 Pameran Seni Lukis Kaca Nagasepaha dan Batu Belah
2017 Pameran Seni Lukis Tiga Generasi Padangtegal “Sedulur Air”
2018 Pameran Tunggal perupa Dr. I Wayan Kun Adnyana di Museum NEKA
2019 Pameran Kolosal Bali Megarupa serangkaian Festival Seni Bali Jani
2019 Bali Internasional Literary Simposium
2019 Bali Internasional Literary Simposium
2017-2019 Ubud Writers and Readers Festival
2018 Pameran Topeng dan Pertunjukan Tari “Samadi dan Luh Menek”
2019 Pameran Nasional Apresiasi Perupa Muda Indonesia “Utusan Sosial: Kilat Darurat” di Bentara Budaya Bali
2019 Pameran Seni Rupa Dosen dan Pengajar FSRD ISI Denpasar “Panca Maha Bhuta” di ARMA Museum
2019 Pameran Seni Rupa “Ibu Rupa Batuan” (kuratorial Bentara Budaya) di Bentara Budaya Bali
2019 Pameran Lukisan Lintas Generasi “Kawitan” di Bentara Budaya Bali
2019 Pameran Seni Rupa “Sacred Energy I Made Sumadiyasa” di Bentara Budaya Bali
2019 Pameran Seni Rupa “Semesta Kita” di Bentara Budaya Bali
2020 Pameran Bali Megarupa serangkaian Festival Seni Bali Jani II
2021 Pameran Kolosal Bali Kandarupa serangkaian Pesta Kesenian Bali XLIII Tahun 2021
2021 Ubud Writers and Readers Festival

Puisi, cerpen, dan tinjauan seninya dimuat di Kompas, Majalah Horizon, Kalam, Tempo, Bali Post, Tribun Bali, Le Banian, Jentayu, majalah ESENSI terbitan Badan Bahasa, juga Majalah KULTUR (Kemendikbud), dll. Bersama Jean Couteau menulis buku biografi Agung Rai (Museum ARMA). Sebagian esainya hadir pada laman: www.wisatsana.wordpress.com. Menekuni dunia jurnalistik sedini tahun 2003, mendirikan jurnal sastra budaya CAK, sempat mengelola ruang sastra sebuah koran di Bali, serta kini aktif pada laman seni Katarupa.Id. Ia pernah bergabung dalam Sanggar Minum Kopi (SMK) di Denpasar, aktif menyelenggarakan apresiasi sastra keliling Bali termasuk lomba menulis dan baca puisi. Warih juga selama puluhan tahun mengabdi sebagai guru ekstrakurikuler sastra dan jurnalistik di SMP Negeri 2 Denpasar. Serta sempat pula menjadi dosen luar biasa pengampu matakuliah Sanggar Sastra di IKIP PGRI Bali, dan sebagai dosen tamu di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

Sebagai penggagas dan menyelenggarakan program Festival Film Internasional Bentara Budaya Bali (2013), kerja sama antara Bentara Budaya Bali, Udayana Scince Club dan pusat-pusat kebudayaan negara sahabat, semisal Goethe Institut, IFI, Erasmus Huis, Japan Foundation, dll.

Karya

  • The Ginseng (1993)
  • Taksu (1993)
  • Sahayun (1994)
  • Puisi Pemuda Surabaya (1994)
  • Cerita dari Hutan Bakau (1994)
  • Buku Puisi WR Supratman (1995)
  • Takbir Para Penyair (1995)
  • The Poets Chant (1995)
  • Dari Negeri Bayang-Bayang (1996)
  • Bonsai’s Morning (1996)
  • Amsal Sebuah Patung (1997)
  • Gerbong (1998)
  • Utan Kayu Tafsir dalam Permainan (1998)
  • Bunga Rampai Puisi Bali (1999)
  • Managerie 4 (2000)
  • Horison Sastra Indonesia (2001)
  • Rantau dan Renung II (KPG dan Forum Jakarta – Paris, 2002)
  • Ikan Terbang Tak Berkawan (2003)
  • May Fire and Other Poems (Tiga Bahasa, Lontar, 2015)
  • Kota Kita (2018)
  • Batu Ibu (2019)
  • Sebelum Rupa Sesudah Barba: Kumpulan Esai (2021)

Penghargaan

  • Taraju Award (1994)
  • Bung Hatta Award (1994)
  • Piagam Penghargaan Menteri Lingkungan Hidup (1994)
  • Borobudur Award (1996)
  • Kelautan Award (1997)
  • Penghargaan Sih (2004)
  • Lima Besar Kusala Sastra Khatulistiwa (2018), Kumpulan Puisi "Batu Ibu" (KPG)
  • Buku Puisi Rekomendasi Tempo (2018), Kumpulan Puisi "Kota Kita" (Sahaja Sehati)
  • Lima Besar Buku Puisi Pilihan Anugerah Hari Puisi (2018), Kumpulan Puisi "Kota Kita" (Sahaja Sehati)
  • Anugerah Seni Bali Jani Nugraha, Pemerintah Provinsi Bali (2020)
  • Penghargaan Bali-Dwipantara Natha Kerthi Nugraha dari ISI Denpasar (2022)

Referensi

  1. ^ Website resmi Taman Ismail Marzuki Diarsipkan 2015-09-24 di Wayback Machine., diakses 28 Februari 2015
  2. ^ Literary Binnale Komunitas Salihara Diarsipkan 2015-04-02 di Wayback Machine.,diakses 28 Februari 2015
  3. ^ Website resmi Bung Hatta Awards
  4. ^ Puisi Kompas, diakses 28 Februari 2015
  5. ^ Karya Puisi Diarsipkan 2015-04-02 di Wayback Machine., diakses 28 Februari 2015
  6. ^ Sastra Indonesia, diakses 28 Februari 2015
Kembali kehalaman sebelumnya