Walden
Walden (diterbitkan pertama kali dengan judul Walden; or, Life in the Woods) oleh Henry David Thoreau adalah salah satu buku nonfiksi paling terkenal di dunia yang dikarang oleh seorang penulis asal Amerika Serikat.[1] Buku ini berisi tentang kehidupan penulis selama 2 tahun, 2 bulan dan 2 hari di sekitar Walden Pond.[1] Isi buku ini sebagian besar adalah kritik sosial untuk dunia Barat.[1] Hal ini dapat di lihat dari ungkapan Martin Luther King yang menyiratkan isi buku ini, "Masalah yang kita hadapi sekarang adalah kita telah memperbolehkan apa yang ada dalam diri kita hilang oleh dunia di luar kita. Hal ini seperti apa yang dikatakan Thoreau sebagai perkembangan yang semu."[2] Gaya PenulisanBuku ini menggunakan sudut pandang orang pertama dan penulis menjadi penceritanya.[3] Buku ini pada intinya bertema seputar kemandirian, hidup yang sederhana dan kemajuan zaman.[3] Buku ini sering dikarakteristikkan sebagai hasil dari usaha Thoreau untuk menuai hidup yang sederhana.[3] IsiWalden, or Life in the Woods adalah sebuah buku berdasarkan kisah hidupnya selama 2 tahun di Walden Pond di tanah Ralph Waldo Emerson.[4] Buku ini mengekspresikan perhatian penulis terhadap industrialisasi dan peperangan yang terjadi di dunia dan berhubungan dengan pandangan generasi muda yang menentang militer dan industri demi mencapai kehidupan yang sederhana.[5] Dia membangun sebuah rumah kecil untuk dia tinggali pada tahun 1845-1847. Setelah pengalaman tersebut, dia menghabiskan waktu selama 9 tahun untuk menulis buku tersebut.[4] Ide dari karya tersebut adalah sebuah metafora untuk kehidupan manusia yang berhubungan dengan perawatan alam, keharmonisan, keindahan dan menguhubungkannya dengan kemasyarakatan, kebudayaan dan politik.[4] Thoreau mencanangkan ide-ide seputar kewaspadaan sebagai sebuah keutamaan yang membuat seseorang untuk mampu mencapai pencerahan, pencerahan yang bisa dicapai melalui sikap hidup disiplin.[4] Karya ini tidak memiliki genre yang jelas.[4] Buku ini tidak bisa digolongkan sepenuhnya sebagai sebuah puisi, novel, tulisan filsafat atau sebuah otobiografi karena semua unsur dari masing-masing genre tersebut ada dalam buku ini.[4] Karya ini penuh dengan kontradikisi, penuh akan pemaparan ide daripada mempunyai satu ide pokok.[4] Buku ini penuh dengan campuran dialog paradoks dengan aliran filsafat barat dan sebuah permohonan untuk kesederhanaan.[4] Buku ini tidak memilki banyak peminatnya ketika zaman Thoreau (edisi kedua dan terakhir untuk dicetak hanya terjual 2000 cetak) namun sekarang menjadi sebuah karya klasik Amerika Utara.[4] Rujukan
|