W
W adalah huruf Latin modern yang ke-23. Dalam bahasa Indonesia, huruf ini bernama we. Dalam Alfabet Fonetik Internasional, huruf W mewakili bunyi konsonan hampiran langit-langit belakang terbibirkan bersuara. Sejarah
Bentuk huruf W pada dasarnya merupakan dwihuruf VV. Huruf V berasal dari huruf upsilon dalam alfabet Yunani. Upsilon berasal dari huruf Fenisia waw, yang berasal dari huruf Proto-Semitik dengan fungsi yang sama. Sesungguhnya waw melambangkan bunyi /v/, tetapi bangsa Yunani mengadaptasinya untuk lambang bunyi /u/. Oleh bangsa Romawi, bentuk upsilon diubah menjadi V tetapi nilai bunyinya tetap dipertahankan (/u/). Bunyi /w/ (dieja ‹V›) dan /b/ (dieja ‹B›) dalam bahasa Latin Klasik berkembang menjadi bunyi konsonan desis dwibibir bersuara (/β/) antara bunyi vokal dalam bahasa Latin Awal Zaman Pertengahan. Oleh karena itu, ‹V› tidak lagi melambangkan bunyi konsonan hampiran langit-langit belakang terbibirkan bersuara (/w/) dalam fonologi bahasa Jermanik. Kemudian fonem /w/ dalam bahasa Jermanik ditulis ‹vv› (v yang digandakan), atau, sama dengan (‹u› menjadi berbeda dari ‹v› pada masa Modern Awal) ‹uu› (u yang digandakan) pada abad ke-7 atau ke-8 oleh para juri tulis bahasa Inggris Kuno dan bahasa Jerman Hulu Kuno.[1] Sebaliknya, dalam alfabet Goth digunakan huruf Υ (upsilon) dari Yunani untuk bunyi yang sama. Dari dwihuruf ‹uu› itulah nama "double U" pada masa kini berasal. Dwihuruf itu biasanya digunakan pada ejaan kata-kata bahasa Jerman Hulu Kuno, tetapi hanya bersifat sporadis pada bahasa Inggris Kuno, yang biasanya menggunakan huruf Rune wynn (‹Ƿ›) untuk mewakili bunyi /w/. Pada bahasa Inggris Pertengahan awal, tak lama setelah Penaklukan Normandia di Inggris pada abad ke-11, ‹uu› menjadi terkenal dan pada tahun 1300-an, dwihuruf itu menggantikan penggunaan wynn pada umumnya. Ortografi bahasa Inggris Modern secara historis masih konsisten dengan ortografi bahasa Britania (Welsh, Kernowek, Breton) yang akhirnya diambil dari bahasa latin, dan berbeda dengan tetangganya yang satu benua, seperti Prancis dan Jerman yang menggunakan double vee.
Bentuk dari dwihuruf ‹vv› menjadi huruf ‹w› yang berbeda terjadi secara bertahap, dan tampak jelas pada abecedarium, pengurutan eksplisit seluruh huruf individual. Huruf itu dianggap sebagai huruf yang berbeda pada abad ke-14 dalam ortografi bahasa Inggris dan Jerman Pertengahan, meskipun terasa asing dan tidak dianggap sebagai bagian dari alfabet Latin yang sesungguhnya, seperti yang diungkapkan oleh Valentin Ickelsamer pada abad ke-16, yang mengeluh bahwa:
Dalam bahasa Jerman Hulu Pertengahan (dan mungkin sudah ada pada akhir Jerman Hulu Kuno), fonem Jermanik Barat /w/ direalisasikan menjadi [v]; maka dari itu ‹w› di Jerman sekarang melambangkan bunyi [v]. Tidak ada perbedaan fonologi antara [w] dan [v] dalam bahasa Jerman dan bunyi [w] masih terdengar secara alofon pada ‹w›, khususnya pada kluster ‹schw›, disamping [kw] pada ‹qu›. Dalam bahasa Belanda huruf itu menjadi lambang konsonan hampiran bibir-gigi (/ʋ/; pengecualian pada kata-kata dengan -‹eeuw›, dibaca /eːβ/, atau diftong lainnya yang mengandung -‹uw›). Secara dialek, pada berbagai wilayah penutur bahasa Belanda seperti Flanders dan Suriname, pelafalan /β/ digunakan setiap saat. PenggunaanCuma ada beberapa bahasa Eropa masa kini yang memakai huruf W dalam kata-kata aslinya, yaitu bahasa Belanda, Breton, Frisia, Inggris, Kashubia, Kernowek, Jerman, Jerman Hilir, Polandia, Wales, dan Walloon. Dalam bahasa Inggris bunyinya /w/, dalam bahasa Jerman dan Polandia bunyinya /v/ (bahasa Poland memakai huruf Ł bagi /w/), sementara dalam bahasa Belanda bunyinya /ʋ/. Bahasa Wales dan Kernowek juga memakai huruf W untuk menandakan bunyi vokal dan konsonan, tetapi tidak seperti bahasa lainnya, mereka menggunakan W untuk melambangkan vokal /u/ yang erat kaitannya dengan konsonan hampiran /w/. Bahasa Inggris juga mengandung beberapa kata-kata bermula dengan w tidak diucapkan sebelum pelafalan r (dalam beberapa dialek), sisa bahasa Anglo-Saxon yang melafalkan w: wreak, wrap, wreck, wrench, wroth, wrinkle, dan sebagainya. Dalam bahasa Jermanik, termasuk bahasa Jerman, huruf ini dilafalkan seperti huruf V dalam bahasa Inggris ([[Bantuan:Pengucapan|[v]]]).[3] Dalam bahasa Spanyol Amerika Latin, huruf ini disebut doble ve, dan dalam bahasa Spanyol disebut uve doble, secara harfiah keduanya berarti double vee, 'vi ganda'.[4] Dalam Alfabet Fonetik Internasional, /w/ melambangkan konsonan hampiran langit-langit belakang terbibirkan, yaitu seperti "w" pada kata "wayang." Dalam bahasa Arab, "W" dialihaksarakan menggunakan huruf kedua dari akhir abjad, و (wau). Bahasa Belarusia menggunakan analog "W", "Ў", dilafalkan seperti /w/ dalam bahasa Indonesia. Dalam alfabet bahasa Finlandia, "W" dipandang sebagai variasi dari "V" dan bukan huruf yang berbeda. Huruf itu diakui dan masih dipakai pada beberapa ejaan nama-nama kuno, mencerminkan standar ejaan Jerman sebelumnya, dan pada beberapa kata serapan. Pada semua keadaan huruf itu dilafalkan /v/. Bahasa Jepang menggunakan "W", dibaca daburu, sebagai ideogram yang bermakna "ganda".[5] Dalam sistem tulisan sebagian besar bahasa-bahasa Roman masa kini (kecuali di penghujung Prancis Utara dan bahasa Walloon), W jarang digunakan, dan sering ditemukan pada nama-nama asing dan kata-kata pinjaman (le week-end, il watt, el kiwi). Saat ejaan untuk bunyi /w/ pada kata-kata asli dari bahasa tersebut diperlukan, ejaan dari alfabet Latin aslinya, seperti V, U, atau OU, dapat dipakai menggantikannya. Hal yang sama ditemukan pada alfabet bahasa Denmark dan alfabet bahasa Swedia, masing-masing sampai tahun 1980 dan 2006, saat huruf itu secara resmi diakui sebagai huruf tersendiri. Huruf W juga digunakan dalam beberapa cabang ilmu pasti. Dalam Kimia, W adalah simbol kimia untuk Wolfram (Tungsten). Dalam Fisika, W (huruf besar) dipakai sebagai simbol usaha sedangkan w (huruf kecil) simbol berat. W merupakan singkatan dari unit daya dalam sistem Satuan Internasional: watt. Kode komputasiRepresentasi alternatif huruf W
Lihat pulaWikimedia Commons memiliki media mengenai W. Catatan kaki
|