Vulvovaginal candiasisCandidiasis vulvovaginal (vulvovaginal candiasis) merupakan infeksi pada bagian tubuh yang lembap seperti mulut, organ intim, dan saluran pencernaan yang di sebabkan oleh jamur Candida albicans yang dimana infeksi ini bisa dialami oleh siapa saja, namun apabila orang yang mengidap penyakit seperti diabetes, HIV/AIDS, atau kanker biasanya lebih beresiko terkena infeksi ini, apalagi yang memiliki daya tubuh yang lemah.[1] Penyebab kandidiasisAda beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kandidiasis yaitu sebagai berikut :
Gejala kandidiasis vaginalKandidiasis vaginal dapat terjadi karena beberapa gejala yaitu sebagai berikut :
Komplikasi kandidiasis vaginalKomplikasi sekunder yang terkait dengan kandidiasis vagina jarang terjadi, tetapi dalam kasus yang parah, dapat menyebabkan kemerahan luas pada vulva, pembengkakan, luka lecet, dan retakan pada vagina atau vulva. Efek samping yang mungkin timbul akibat pengobatan antijamur meliputi nyeri perut, mual, muntah, diare, kembung, sakit kepala, gangguan sistem saraf pusat, gangguan otot dan tulang, ruam, reaksi alergi, gangguan menstruasi, dan kerontokan rambut. [2] Cara mengatasi dan mencegah gatal akibat kandidiasisSelain diatasi dengan menggunakan obat-obatan, infeksi ini dapat dicegah dengan beberapa cara yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Menggunakan pakaian yang nyaman dan dapat menyerap keringat Hal pertama yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan pakaian yang dapat menyerap keringat, hindari menggunakan pakaian yang berbahan sintetis, karena bahan tersebut tidak dapar menyerap keringat. Sebaiknya menggunakan pakaian berbahan katun karena mudah untuk menyerap keringat. 2. Hindari penggunaan cairan pembersih kewanitaan Hal kedua yang dapat dilakukan yaitu dengan menghindari penggunaan cairan pembersih vagina, karena apabila seseorang sering menggunakan cairan itu dapat menghilangkan bakteri baik yang melindungi vagina. 3. Membersihkan vagina dengan benar Hal ketiga yang dapat dilakukan yaitu dengan membersihkan vagian dengan benar yaitu dapat menggunakan sabun yang berbahan kimia yang tidak menyebabkan iritasi dan menggunakan air bersih. 4. Jalani perilaku seks aman Hal terakhir yang dapat dilakukan yaitu dengan menghindari hubungan seks yang berisiko dengan tidak berganti pasangan seksual atau menggunakan alat pengaman saat berhubungan intim.[3] Referensi
|