Vilvoorde
Vilvoorde (pelafalan dalam bahasa Belanda: [ˈvɪlvoːrdə], bahasa Prancis: Vilvorde, atau secara historis dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Filford atau Filfurdo[1] adalah munisipalitas Belgia di kawasan Flandria yang berasal dari Provinsi Brabant Flandria. Munisipalitas ini terdiri dari kota Vilvoorde dengan dua wilayah terpencilnya, yaitu Koningslo[2] dan Houtem, juga kota kecil Peutie. Para penduduk Vilvoorde memiliki julukan Pjeirrefretters yang berarti 'pemakan kuda' karena daging kuda, khususnya steik, adalah makanan favorit di Vilvoorde.[1] Para penduduk di Vilvoorde menggunakan Bahasa Belanda sebagai bahasa resminya, dengan minoritas penutur Bahasa Perancis sekitar 33.7% dari total penduduk,[3][4] dan berpusat terutama di daerah Koningslo yang seperempat wilayahnya berbatasan dengan Brussel.[5] Minoritas penutur Bahasa Perancis ini diwakili oleh 3 anggota dari 33 kursi dewan lokal. Kota ini juga menjadi rumah bagi minoritas keturunan Spanyol yang besar. Di pusat kota, 1 dari 10 penduduk berkebangsaan Spanyol. Bahkan proporsi orang-orang Belgia yang memiliki akar keturunan Spanyol jumlahnya lebih besar. Sebagian besar dari mereka berimigrasi dari Peñarroya-Pueblonuevo di Andalusia setelah peristiwa Perang Dunia II. Ada juga komunitas besar orang-orang Maroko dan komunitas-komunitas yang lebih kecil dari para imigran yang lebih baru termasuk orang-orang Turki, orang-orang Makedonia, dan orang-orang Portugis. Sejak tahun 2000 hingga 1 Agustus 2007, walikota Vilvoorde adalah mantan Perdana Menteri Belgia, yakni Jean-Luc Dehaene. Sedangkan yang menjabat sebagai walikota sejak tahun 2013 adalah Hans Bonte[6] yang juga seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Federal. SejarahAwalBangsa Nervii, kemudian orang-orang Roma, kemungkinan sudah mendiami wilayah strategis yang dekat dengan Sungai Zenne ini. Istilah Filfurdo pertama kali disebutkan dalam sebuah dokumen dengan 779 halaman dimana Pippin of Herstal menyerahkan wilayah ini kepada Biara Chèvremont yang terletak di dekat Liège. Nama ini diduga berasal dari padanan kata villa di sepanjang jalur perlintasan sungai. Abad PertengahanPada abad ke-12, sebuah kota kecil mulai tumbuh yang dengan cepat berubah menjadi target ambisi para Duke of Brabant dan para Lord of Grimbergen. Henry I, seorang Duke of Brabant, segera memberikan kota Vilvoorde penghargaan atas haknya setelah tahun 1192 terutama untuk memastikan dukungan yang kuat dari penduduk terhadap tetangga wilayahnya, yakni Flandria. Hak untuk membangun tembok pertahanan dan mengekspor hasil-hasil produksinya memberikan Vildoorde dorongan ekonomi yang besar dan mayoritas digerakkan oleh industri pakaian. Pada abad ke-14, berkat posisinya dengan Sungai Zenne, Vildoorde menjadi sebuah pusat militer yang penting serta mampu berkompetisi melawan Leuven dan Brussel untuk gelar Kota Paling Penting di Brabant. Abad Ke-15 Hingga KiniSejak abad ke-15 hingga ke-19, Vilvoorde mengalami masa perubahan yang panjang, terutama disebabkan oleh adanya kompetisi dengan Brussel hingga menyebabkan merebaknya kesulitan besar dalam industri tekstil serta hasil dari epidemi dan perang, baik dalam bidang politik maupun agama. Penerjemah Al-Kitab ke dalam Bahasa Inggris, William Tyndale, dieksekusi di tempat ini pada bulan Oktober 1536. Pada tahun 1597, Anna Utenhoven, seorang Anabaptist yang dituduh sesat dan dikubur hidup-hidup di Vilvoorde, adalah seorang Protestan terakhir yang mengalami mati syahid karena keteguhan iman mereka yang pernah tercatat dalam sejarah Habsburg Belanda. Anthony van Stralen, seorang Lord of Merksem, dan Jan van Casembroot keduanya dieksekusi di Vilvoorde. Munculnya Revolusi Industri pada akhir abad ke-18 bagaikan anugerah bagi Vilvoorde yang dapat dengan cepat memanfaatkan kedekatannya dengan Brussel dan infrastruktur transportasinya yang baik, yakni dengan adanya pendalaman kanal sekitar tahun 1830 dan pengadaan rel kereta api pada tahun 1835. Tidak lama, bangunan-bangunan abad pertengahan juga memberikan jalan bagi struktur konstruksi yang lebih baru dan lebih baik. Pada tahun 1489, gedung Balai Kota digantikan oleh bangunan Neo-Klasik yang dapat dilihat hingga kini. Pada tahun 1920an, diadakan perluasan dan pendalaman kanal kembali yang sejalan dengan zona industrial yang baru, serta pelabuhan di daerah pedalaman juga dibangun untuk menerima kapal barang yang lebih besar. Setelah dimerdekakan oleh Inggris pada tahun 1944, wilayah Vilvoorde kemudian dikelola oleh kota madya gabungan antara Inggris dan Belgia dengan walikota Inggris dan Belgia sementara, yakni Letnan Kolonel (dahulu Walikota) J.M.E. Howarth Esq. dan (kemudian Professor) Robert Senelle sebelum dipindahkan kembali pada administrasi sipil. Sejak itu, Vilvoorde kemudian menjadi (dan tetap) menjadi salah satu wilayah industri terbesar yang ada di sekitar Brussel dengan populasi yang terus tumbuh hingga mencapai lima kali lipat dari jumlah populasinya 150 tahun yang lalu. Krisis ekonomi baru-baru ini telah menghantam kota ini dengan keras, terutama saat Renault menutup pintunya pada tahun 1997. Pada abad ke-21 kini, industri jasa adalah industri yang memimpin dan menjadi penopang utama kehidupan di Vilvoorde. Pemerintah LokalDaftar Walikota yang pernah menjabat di Vilvoorde
Situs Kota
Rangkaian AcaraGambaran suasana di Vilvoorde
Penduduk yang Terkenal
Kota Serupa
Lihat JugaDistrik pemilihan Brussels-Halle-Vilvoorde Referensi
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Vilvoorde.
|