Vaksin rabies
Vaksin rabies adalah vaksin yang digunakan untuk mencegah rabies.[1] Vaksin ini dapat digunakan sebelum atau beberapa saat sesudah terpapar dengan virus ini, seperti setelah digigit anjing atau kelelawar yang terinfeksi.[1] Kekebalan yang diperoleh dapat bertahan lama.[1] Vaksin ini biasanya disuntikkan ke dalam kulit atau otot.[1] Jika diberikan setelah terpapar, vaksin ini biasanya diberikan bersamaan dengan imunoglobulin rabies.[1] Orang-orang yang berisiko terkena rabies disarankan agar divaksinasi sebelum terkena rabies.[1] Vaksin sangat efektif terhadap manusia dan hewan lainnya.[1] Anjing-anjing juga perlu divaksinasi agar dapat mencegah penyebaran rabies pada manusia.[1] Vaksin rabies aman untuk semua kelompok usia.[1] Pada sekitar 35 hingga 45 persen orang akan muncul merah-merah dan rasa sakit di tempat penyuntikan vaksin.[1] Sekitar 5 hingga 15 persen akan mengalami demam, sakit kepala, atau mual.[1] Setelah terpapar dengan rabies, tidak ada kontraindikasi terhadap penggunaan vaksin ini.[1] Sebagian besar vaksin tidak mengandung timerosal.[1] Vaksin yang dibuat dari jaringan saraf digunakan di beberapa negara, khususnya di Asia dan Amerika Latin, tetapi kurang efektif dan lebih banyak efek sampingnya.[1] Penggunaannya tidak disarankan oleh Organisasi Kesehatan Dunia.[1] Vaksin rabies pertama kali diperkenalkan pada tahun 1885, dan kemudian versi yang lebih baik diciptakan pada tahun 1908.[2] Jutaan orang di seluruh dunia sudah divaksinasi dan tindakan ini diperkirakan telah menyelamatkan lebih dari 250.000 orang setiap tahunnya.[1] Vaksin ini masuk ke dalam Daftar Obat-Obatan Esensial Organisasi Kesehatan Dunia.[3] Biaya grosiran di negara berkembang pada tahun 2014 diperkirakan berkisar antara 44 hingga 78 dollar Amerika untuk satu sesi penanganan.[4] Di Amerika Serikat vaksin rabies dapat menghabiskan 750 dollar Amerika Serikat untuk satu sesi penanganan.[5] Catatan kaki
|