Upaya kudeta Seychelles 1981
Upaya kudeta Seychelles 1981 (kadang-kadang juga disebut Skandal Seychelles atau Operasi Angela) adalah upaya untuk melancarkan kudeta di negara kepulauan Seychelles yang disponsori oleh Afrika Selatan. Negara ini memperoleh kemerdekaannya pada tanggal 29 Juni 1976. James Mancham menjabat sebagai presiden dan France-Albert René sebagai perdana menteri, tetapi hubungan di antara keduanya memburuk. Pada tahun 1977, pendukung René dari sayap kiri melancarkan kudeta saat Mancham sedang berada di London. Walaupun René mengklaim bahwa ia bukan dalangnya, ia diangkat menjadi Presiden pada bulan Juni. Pada tahun 1978, Mancham yang baru saja dijatuhkan mencoba mendekati pemerintah Afrika Selatan untuk mencari dukungan. Mereka bersedia untuk memberi bantuan berupa pasukan khusus dalam jumlah kecil dan meminta utusan dari Mancham untuk bertemu dengan Mike Hoare. Hoare menyatakan kesediaannya untuk membantu upaya kudeta ini. Hoare berhasil mengumpulkan 54 pelaku kudeta kulit putih (termasuk dirinya).[1] 27 merupakan anggota Angkatan Pertahanan Afrika Selatan, 9 adalah mantan tentara Rhodesia, 7 mantan tentara bayaran Kongo, 1 agen intelijen Afrika Selatan, dan 3 warga.[2] Hoare dan 43 tentara bayaran terbang ke Bandar Udara Internasional Seychelles pada pukul 17:30 tanggal 25 November 1981.[3] Dua pelaku kudeta diperiksa oleh petugas keamanan dan mereka menemukan senapan AK-47.[4] Salah satu petugas berhasil membunyikan alarm dan lalu terjadi pertempuran selama enam jam di bandara.[5] Sekitar 70 persen petugas bandara disandera oleh para tentara bayaran.[6] Petugas keamanan Seychelles kemudian menanggapi dengan mengepung para pelaku kudeta di bangunan bandara. Di tengah-tengah pertempuran, Air India Penerbangan 224 (Boeing 707) dari Harare ke Bombay akan segera mendarat untuk mengisi bahan bakar. Para tentara bayaran yang telah menguasai menara pengendali memberi izin kepada mereka untuk mendarat. Kolonel Berlouis yang merupakan kepala Angkatan Pertahanan Seychelles merasa khawatir bahwa pesawat itu mengangkut bala bantuan untuk tentara bayaran, sehingga pasukan Seychelles menembaki pesawat tersebut. Para pelaku kudeta lalu naik pesawat tersebut dan meminta Kapten Umesh Saxena untuk membawa mereka ke Rhodesia. Setelah melakukan perunding, Saxena bersedia membawa mereka ke Durban, Afrika Selatan.[7] Lima tentara bayaran, satua gen NIS dan satu warga perempuan yang menjadi komplotan ditinggal dan lalu ditangkap.[4] Catatan kaki
Daftar pustaka
|