Universitas Airlangga (sesuai STATUTA Universitas Airlangga disingkat UNAIR[12]; bahasa Jawa: ꦈꦤꦶꦮ꦳ꦼꦂꦱꦶꦠꦱ꧀ꦄꦲꦶꦂꦭꦁꦒ) adalah sebuah perguruan tinggi negeri yang terletak di Surabaya, Jawa Timur. Universitas ini didirikan pada tanggal 10 November 1954 bertepatan dengan hari pahlawan yang ke-9. Berdasarkan peringkat dari QS World University Ranking 2024, Universitas Airlangga menduduki peringkat keempat sebagai perguruan tinggi terbaik di Indonesia.[3][13] Sedangkan, peringkat internasional Universitas Airlangga berdasarkan QS World University 2025 berada pada posisi 308.[14]
Sejarah
Lahirnya Universitas Airlangga memiliki sejarah yang cukup panjang. Sebelum UNAIR resmi didirikan, pada tanggal 9 dan 11 Oktober 1847, disampaikan usul kepada Pemerintah Kolonial Belanda untuk mendidik pemuda-pemuda Jawa yang berbakat menjadi ahli-ahli praktik kesehatan. Pada tanggal 2 Januari 1849, melalui Keputusan Pemerintah No. 22, didirikan NIAS (Nederlandsch Indische Artsen School)[15] sebagai tempat pendidikan dokter di Surabaya. Sejak tahun 1913, pendidikan dokter di Surabaya berlangsung di Jalan Kedungdoro 38 Surabaya. Pada tahun 1923, gedung NIAS dipindah dari Jalan Kedungdoro ke tempat berdirinya Fakultas Kedokteran UNAIR di Jalan Mayjen Prof. Dr. Moestopo, Surabaya.
Kemudian Dr. Lonkhuizen, Kepala Dinas Kesehatan pada masa itu, mengajukan usulan untuk mendirikan Sekolah Kedokteran Gigi di Surabaya yang dirintis sejak bulan Juli 1928 hingga 1945.[16] Ia mendapat persetujuan dari Dr. R.J.F. Van Zaben, Direktur NIAS. Berikutnya, sekolah tersebut lebih dikenal dengan nama STOVIT (School tot Opleiding van Indische Tandarsten). Kala itu, STOVIT berhasil mengumpulkan 21 orang siswa. Dalam perjalanannya, STOVIT berganti nama menjadi Ika Daigaku Shika (sekolah kedokteran dan kedokteran gigi) dengan Dr. Takeda sebagai direktur pertamanya, menjabat antara tahun 1942–1945.
Dua tahun kemudian, pemerintah Belanda mengambil alih dan kemudian mengganti namanya menjadi Tandheelkunding Instituut. Pada tahun 1948 sekolah ini berubah status menjadi Universiteit Tandheelkunding Instituut (UTI). Di bawah otoritas Republik Indonesia Serikat (RIS), UTI kembali berganti nama menjadi Lembaga Ilmu Kedokteran Gigi (LIKG) selama 4 tahun masa studi, di bawah pimpinan Prof. M. Knap dan Prof. M. Soetojo. Pada tahun 1948, UNAIR merupakan cabang dari Universitas Indonesia yang memiliki dua fakultas, yakni Fakultas Kedokteran dan Fakultas Kedokteran Gigi.[17]
UNAIR secara resmi berdiri pada tahun 1954 berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 57/1954 dan diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 10 November 1954, bertepatan dengan perayaan hari pahlawan yang kesembilan. Pada tahun yang sama pula berdiri Fakultas Hukum yang dulunya merupakan cabang dari Fakultas Hukum, Ekonomi, dan Sosial Politik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Pada saat diresmikan, Universitas Airlangga terdiri dari lima fakultas, yaitu:[18]
Fakultas Sastra, yang berkedudukan di Denpasar, yang pada tahun 1962 fakultas ini memisahkan diri dari Universitas Airlangga untuk menjadi bagian dari Universitas Udayana;
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, yang berkedudukan di Malang, dan pada tahun 1963 memisahkan diri dari Universitas Airlangga menjadi Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Negeri Malang, yang sekarang telah berubah menjadi Universitas Negeri Malang (UM).
Nama dan simbol
Nama "Airlangga" diambil dari nama raja yang memerintah Jawa Timur pada tahun 1019 hingga tahun 1042 yaitu Rake Halu Sri Lokeswara Dharmawangsa Airlangga Anantawikramattungadewa atau dikenal dengan nama Prabu Airlangga.
Simbol Universitas Airlangga adalah "Garuda Mukti" dengan penunggang Batara Wisnu yang membawa guci berisikan air “amerta” yakni air kehidupan abadi. Simbol ini melambangkan Universitas Airlangga sebagai sumber ilmu yang senantiasa kekal.
Nama serta simbol Universitas Airlangga tersebut diwujudkan dalam sebuah patung Prabu Airlangga setinggi kira-kira tiga meter dan berdiri di depan Kampus A Universitas Airlangga. Patung tersebut dikerjakan pada tahun 1954 oleh Hendra Gunawan, pematung dari Pelukis Rakjat atau yang nantinya menjadi bagian Lembaga Kebudajaan Rakjat (Lekra).[19] Pengerjaan patung dilakukan oleh Hendra bersama lima orang anggota Pelukis Rakjat dan sepuluh pekerjaan lainnya serta memakan waktu lebih kurang tiga puluh hari dalam penyelesaiannya.[19]
Bendera Universitas Airlangga berwarna kuning dan biru. Warna kuning melambangkan keagungan, biru melambangkan kesatria dan jiwa yang mendalam. Warna-warna itu diambil dari warna selubung yang menutupi patung Wisnu pada upacara pendirian Universitas Airlangga oleh Presiden Pertama Republik Indonesia pada tanggal 10 November 1954.
Lokasi
Universitas Airlangga memiliki 14 fakultas dan 1 sekolah pascasarjana yang menempati tiga kampus yang tersebar di Surabaya, yakni:
Kampus Dharmahusada - A di Jalan Prof. Dr. Moestopo 47. Di kampus ini terdapat Fakultas Kedokteran (FK) dan Fakultas Kedokteran Gigi (FKG)
Kampus Dharmawangsa - B di Jalan Airlangga 4-6. Di kampus ini terdapat Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Fakultas Hukum (FH), Fakultas Psikologi (FPsi), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Fakultas Vokasi (FV), dan Sekolah Pascasarjana (SPs)
Kampus MERR - C di Mulyorejo, Surabaya Timur. Di kampus ini terdapat Fakultas Sains dan Teknologi (FST), Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM), Fakultas Kedokteran Hewan (FKH), Fakultas Keperawatan (FKp), Fakultas Farmasi (FF), Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK), dan Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin (FTMM)
Kampus Banyuwangi, kampus Fakultas Ilmu Kesehatan dan Ilmu Alam (FIKKIA) Universitas Airlangga yang bertempat di Gedung Kampus Giri Jalan Wijaya Kusuma No. 113 dan Kampus Sobo Jalan Ikan Wijinongko No.18a. Di FIKKIA ini terdapat 3 program studi, yakni S-1 Kesehatan Masyarakat, S-1 Kedokteran Hewan,dan S-1 Akuakultur.[20]
Kampus Jakarta terletak di Graha STR Kemang, Jakarta Selatan, ini khusus dibuka untuk Program Studi Magister Hukum, Magister Kenotariatan, serta Sains Hukum dan Pembangunan.[21]
Sumber daya manusia di Universitas Airlangga terdiri dari staf akademik dan staf kependidikan. Staf akademik terdiri atas staf akademik tetap sebanyak 1522 orang dengan rincian 1472 orang yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan yang berstatus Pegawai Non-PNS berjumlah 49 orang. Staf akademik tidak tetap dengan status dosen luar biasa sebanyak 223 orang dan dosen dengan status honorer sebanyak 113 orang.
Rekapitulasi jumlah staf akademik tetap berdasarkan pendidikan adalah sebagai berikut:[3]
Staf akademik dengan jenjang pendidikan sarjana (S-1) sebanyak 156 orang
Staf akademik dengan jenjang pendidikan magister (S-2) & spesialis 1 (Sp-1) sebanyak 885 orang
Staf akademik dengan jenjang pendidikan doktor (S-3) sebanyak 481 orang
Staf kependidikan berjumlah 2002 yang terdiri atas 1129 orang yang berstatus PNS, 7 orang berstatus Pegawai Tetap Non-PNS, dan 866 orang berstatus Honorer.
Rekapitulasi jumlah staf kependidikan berdasarkan pendidikan adalah sebagai berikut:
Staf kependidikan dengan jenjang pendidikan magister (S-2) sebanyak 43 orang
Staf kependidikan dengan jenjang pendidikan sarjana (S-1) sebanyak 591 orang
Staf kependidikan dengan jenjang pendidikan sarjana (S-1) Profesi sebanyak 32 orang
Staf akademik dengan jenjang pendidikan diploma sebanyak 326 orang
Staf akademik dengan jenjang pendidikan sekolah menengah atas (SMA) sebanyak 825 orang
Staf akademik dengan jenjang pendidikan kurang dari sekolah menengah atas (SMP dan SD) sebanyak 181 orang
Kegiatan administrasi
Kegiatan administrasi Universitas Airlangga (UNAIR) dipusatkan di Kantor Manajemen Universitas Airlangga yang terletak di Kampus C Mulyorejo, Surabaya.
^"Accredited Study Programme". Akkreditierungsagentur für Studiengänge der Ingenieurwissenschaften, der Informatik, der Naturwissenschaften und der Mathematik (ASIIN). Diakses tanggal 14 September 2021.