Tutur Tinular IV: Mendung Bergulung di Atas Majapahit

Tutur Tinular IV: Mendung Bergulung di Atas Majapahit
SutradaraJopijaya Burnama
ProduserHasok Soebroto
Ditulis olehS. Tidjab
PemeranMurti Sari Dewi
Benny G. Rahardja
Remy Sylado
Hesty Syani
Fitria Anwar
Baron Hermanto
Agyl Shahriar
Sawung Sembadha
Devi Permatasari
Eddy Susanto
Retno Kusumo
Tanase
Anna Setyawaty
Linda Yanoman
SinematograferDjarot Bintoro
PenyuntingErmis Thaher
Tanggal rilis
1992
Durasi79 menit
NegaraIndonesia

Tutur Tinular IV: Mendung Bergulung di Atas Majapahit adalah film Indonesia tahun 1992 dengan disutradarai oleh Jopijaya Burnama dan dibintangi oleh Murti Sari Dewi dan Benny G. Rahardja.

Sinopsis

Mpu Bajil (Wingky Haroen) dibunuh Ramapati (Remy Sylado) yang dendam pada Kamandanu (Benny G. Rahardja), karena yang terakhir ini lebih dipercaya raja. Dan berita yang tersiar, Kamandanulah yang membunuh Mpu Bajil. Ramapati ingin menggulingkan Kamandanu, sekaligus membunuh raja. Dia ingin Jayanegara (Agyl Shahriar), putra mahkota, yang naik menjadi raja boneka bagi dirinya. Untuk melicinkan jalan dia minta bantuan Dewanggi (Fitria Anwar) yang memberi syarat tak ada korban. Dewanggi terpaksa meluluskan permintaan Ramapati, karena rahasianya ada di tangan Ramapati. Ia istri seorang pemberontak. Dewanggi memaksa Sambi (Hesty Syani), istri Bajil, untuk mencari racun dengan menculik bayinya yang baru lahir. Begitu rencana dijalankan, Ramapati menjalankan intrik sendiri. Ia juga mendatangi Sambi dengan permintaan sama. Imbalannya, yaitu kepala Kamandanu. Raja teracuni. Kamandanu mencari obat penawar. Ramapati juga meracuni Kamandanu, lewat Panji (Sawung Sembadha), anak Dwipangga (Baron Hermanto), kakaknya, yang diasuhnya. Kamandanu berhasil memperoleh penawar racun, begitu juga cucu Ramapati yang bersahabat dengan Mei Shin (Linda Yanoman), yang kini mewarisi ahli obat dan ternyata belum mati. Usaha Mei Shin dan Kamandanu berhasil mengobati raja.[1]

Referensi

  1. ^ Laman Tutur Tinular IV[pranala nonaktif permanen], diakses pada 16 Februari 2010

Pranala luar


Kembali kehalaman sebelumnya