Tripitaka Tionghoa
Tripitaka Tionghoa atau Kanon Buddhis Tionghoa, juga dikenal sebagai Tripitaka Cina atau Kanon Buddhis Cina, merujuk pada keseluruhan literatur Buddhis berbahasa Tionghoa yang dianggap kanonis dalam Buddhisme Tionghoa di Tiongkok, Jepang, Korea, dan Vietnam.[1][2][3] Sebutan tradisional untuk kitab ini adalah "Penyimpanan Kitab Suci yang Besar" (Hanzi Tradisional: 大藏經; Hanzi Sederhana: 大藏经; Pinyin: Dàzàngjīng; bahasa Jepang: 大蔵経; Rōmaji: Daizōkyō; bahasa Korea: 대장경; Romaja: Daejanggyeong; bahasa Vietnam: Đại tạng kinh).[4] Konsep Tripitaka Tionghoa dipengaruhi oleh konsep Tripitaka pada aliran Buddhis di India, yang secara harfiah berarti 'tiga keranjang'—Sutta, Vinaya, dan Abhidhamma. Namun, umat Buddhisme Tionghoa secara historis tidak memiliki akses terhadap Tripitaka versi Buddhisme India.[5] Akhirnya, teks-teks individual dibawa ke Tiongkok secara individu atau dalam jumlah kecil dan diterjemahkan satu per satu. Hal ini menyebabkan terciptanya versi Tripitaka Tionghoa atau Kanon Buddhis Tionghoa yang strukturnya berbeda.[6] VersiVersi standar:
Versi terdahulu:
Penjelasan versiTerdapat berbagai versi kanon di Asia Timur pada tempat dan waktu yang berbeda. Sebuah versi yang awal adalah Sutra-sutra Batu Fangshan (房山石經) dari abad ke-7 Masehi.[8] Versi cetak pertama dari Tripitaka Tionghoa adalah Kanon Kaibao (開寶藏), yang dicetak atas perintah Kaisar Taizu dari Song pada tahun keempat era Kaibao (971).[9] Balok-balok yang digunakan untuk mencetak Kanon Kaibao hilang pada jatuhnya ibu kota Song Utara, Kaifeng pada tahun 1127 dan hanya ada sekitar dua belas salinan yang masih ada. Namun, Kaibao menjadi dasar bagi versi cetak masa depan yang masih utuh. Versi-versi awal Tripitaka Qianlong (青龙尊) dan Tripitaka Jiaxing (九兴尊) ada dalam bentuk cetakan buku. Tripitaka Zhaocheng Jin yang merupakan Tripitaka Tionghoa paling awal terlengkap juga masih bertahan hingga saat ini.[10] Terdapat juga versi Tripitaka Koreana atau Palman Daejanggyeong yang diukir antara tahun 1236 dan 1251 pada masa Dinasti Goryeo; berupa 81.340 cetakan blok kayu yang berisi 52.382.960 aksara tanpa kesalahan satu huruf pun. Versi ini disimpan Kuil Haeinsa, Korea Selatan.[11] Versi yang paling sering digunakan adalah Taishō Shinshū Daizōkyō (Taishō Tripiṭaka, 大正新脩大藏經),[12] yang dinamai berdasarkan zaman Taishō. Sebuah versi standar modern diterbitkan di Tokyo antara tahun 1924 dan 1934. Versi ini merupakan versi tripitaka satu-satunya yang menggunakan tanda baca,[13] tersusun atas 100 volume. Versi Zokuzokyo (Xuzangjing) (卍續藏), yang merupakan pelengkap dari versi kanon lain, sering digunakan sebagai tambahan untuk naskah-naskah Buddhis yang tidak dikumpulkan dalam Tripitaka Taishō. Tripitaka Jiaxing merupakan sebuah tambahan dari naskah-naskah Buddhis Dinasti Ming dan Qing yang tidak dijilid,[14] dan Dazangjing Bu Bian (大藏經補編) yang diterbitkan pada tahun 1986 merupakan tambahan lainnya.[15] Manuskrip Tionghoa dalam Tripitaka Sinica (中華大藏經–漢文部份 Zhonghua Dazangjing: Hanwen bufen), sebuah jilidan baru dari teks-teks kanonikal, diterbitkan oleh Zhonghua Book Company di Beijing pada tahun 1983-1997, tersusun atas 107 volume literatur, merupakan fotokopi dari versi-versi yang lebih awal[16][17] serta memuat kitab-kitab suci yang baru ditemukan di Dunhuang.[18] Versi-versi tersebut merupakan proyek-proyek yang lebih baru dari Tripitaka Sinica.[19] StrukturTripitaka Tionghoa mencakup teks Āgama, Vinaya, dan Abhidharma dari aliran Buddhis awal, serta sūtra dan kitab suci Mahāyāna dari Buddhisme Esoterik. Tripitaka Taishō Daizōkyō adalah edisi modern standar yang disistematisasikan oleh para sarjana Jepang, diterbitkan di Jepang dari tahun 1924 hingga 1929. Tripitaka Taishō memiliki 55 volume dan 2.184 teks, dalam kategori berikut:
Suplemen untuk Tripitaka Taishō Daizōkyō diterbitkan pada tahun 1934. Berisi empat puluh lima jilid dengan 736 teks lainnya, termasuk teks Jepang, teks yang baru ditemukan di Dunhuang, teks apokrif yang disusun di Tiongkok, ikonografi dan bibliografi.[20] BahasaKitab-kitab Buddhis Tionghoa kebanyakan ditulis dalam bahasa Tionghoa Klasik. Tripitaka Mi (蕃大藏經; pinyin=fāndàzàngjīng; lit. "Tripitaka Koreana non-Tionghoa") merupakan kanon berbahasa Tangut.[21] Eric Grinstead pada tahun 1971 mempublikasikan sebuah koleksi naskah Buddhis Tangut dengan judul "Tripitaka Tangut" di New Delhi. Edisi Taishō mengandung karya-karya berbahasa Jepang klasik. Edisi Dunhuang mengandung beberapa karya dalam bahasa kuno Wilayah Barat.[22] Tripitaka Sinica yang disebut di atas menampilkan sebuah bagian Tibetan. Karya-karya di luar koleksiSejumlah sutra apokrif yang disusun di Tiongkok tidak dimasukkan ke dalam kanon, seperti novel Perjalanan ke Barat dan berbagai kitab kepercayaan tradisional Tionghoa,[23][24][25][26][27] serta Sutra Raja Agung Avalokitesvara. Karya-karya modern kaum religius dan pelajar juga tidak dimasukkan tetapi dipublikasikan dalam seri buku yang berbeda. Galeri
Lihat pula
Referensi
Pranala luarUmum
Naskah-naskah
Karya-karya di luar kanon
|