TrinititTrinitit, juga dikenal dengan nama atomsit atau kaca Alamogordo, adalah residu kaca yang tertinggal di dasar gurun setelah pengujian bom nuklir Trinity berbasis plutonium pada tanggal 16 Juli 1945 dekat Alamogordo, New Mexico. Kaca ini terbuat dari pasir arkosik yang terdiri dari butiran kuarsa dan feldspar (keduanya mikroklin dan sejumput plagioklas disertai sedikit kalsit, hornblende, dan augit dengan matriks tanah liat berpasir)[1] yang mencair akibat ledakan atom. Trinitit biasanya berwarna hijau muda, namun warnanya bisa bervariasi. Kaca ini mengandung radioaktif ringan, tetapi aman jika dipegang.[2][3] Pada akhir 1940-an dan awal 1950-an, sampel trinitit dikumpulkandan dijual kepada kolektor mineral sebagai batuan baru. Jejak-jejak materialnya dapat ditemukan di Trinity Site sampai sekarang, walaupun sebagian besar wilayahnya sudah dikeruk dan ditimbun oleh United States Atomic Energy Commission tahun 1953.[4] Masyarakat sudah tidak diperbolehkan lagi mengambil material tersisa dari situs tersebut. Akan tetapi, material yang diambil sebelum larangan diterapkan masih beredar di kalangan kolektor. KharitonchikKharitonchiki (kata tunggal: kharitonchik [харитончик]), seperti trinitit, adalah batuan cair yang tersisa di situs ledakan setelah pengujian nuklir atmosfer Sovet di Situs Pengujian Semipalatinsk di Kazakhstan. Batu hitam berpori-pori ini diberi nama kharitonchik untuk menghormati ilmuwan senjata nuklir Rusia, Yulii Borisovich Khariton.[5] FulguritJika trinitit dan bahan serupa bersifat antropogenik atau buatan manusia, fulgurit yang ditemukan di gurun pasir atau kawasan berpasir lainnya terbentuk secara alami akibat sambaran petir. Fulgurit berbentuk tabung kaca kosong yang terdiri dari pasir kuarsa, silika, atau tanah. Lihat pulaReferensi
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Trinitite. |