TrilogiTrilogi adalah kesatuan gagasan atau pokok pikiran yang dituangkan dalam tiga bagian yang saling terhubung. Dalam ranah kesusastraan, istilah ini memiliki arti seri karya yang terdiri atas tiga satuan yang saling berhubungan dan mengembangkan satu tema. Trilogi juga dapat diterapkan dalam industri film, hiburan televisi, manajemen organisasi, tata kelola pemerintahan, dan kepentingan lain.[1][2][3] Trilogi dalam karya seniIstilah trilogi kebanyak muncul ketika seri pertama dari suatu karya sastra memiliki sambungan, dan sastrawan ingin melanjutkan ke seri berikutnya, dengan tetap menjaga tema melalui karakter-karakter yang dimunculkan sebelumnya. His Dark Materials karya Philip Pullman, yang terdiri dari The Golden Compass, The Subtle Knife, dan The Amber Spyglass adalah contoh trilogi karya sastra. Noveli Amerika Serikat, Veronica Roth, juga pernah menerbitkan trilogi Divergent dengan judul Divergent (2011), Insurgent (2012), dan Allegiant (2013). Sastrawan Indonesia, Ahmad Tohari pun pernah menulis trilogi untuk judul-judul novel Ronggeng Dukuh Paruk (1982), Lintang Kemukus Dini Hari (1985), dan Jentera Bianglala (1986) yang meraih hadiah Yayasan Buku Utama tahun 1986. Trilogi PembangunanIstilah Trilogi Pembangunan muncul ketika Soeharto menjadi presiden ke-2 Republik Indonesia. Berbeda dengan trilogi dalam karya sastra, trilogi pembangunan tidak terpancang kepada kemunculan gagasan secara berurutan, melainkan penuangan tiga pokok pikiran secara langsung dalam bentuk wacana pembangunan nasional yang dicanangkan oleh pemerintahan Orde Baru sebagai landasan dalam menentukan kebijakan politik, ekonomi, dan sosial dalam melaksanakan pembangunan negara. Trilogi tersebut meliputi:
Lihat pulaReferensi
|