Toshiko Kishida
Kishida bersama para aktivis feminis lainnya memusatkan perhatian kepada status perempuan di Jepang. Mereka meyakini jika kemajuan teknologi diterima oleh kaum perempuan maka kemajuan akan sangat penting. Kaum reformis menegaskan bahwa kesejajaran dan kebebasan harus diberikan kepada perempuan Jepang agar Jepang bisa berkompetisi dengan kekuatan dunia. Perempuan Jepang mendapat kesempatan memperoleh hak dan kebebasannya karena adanya reformasi yang terjadi di Jepang. Di Jepang perempuannya sangat melekat dengan istilah "istri yang baik, ibi yang bijak" yang diartikan oleh Toshiko sebagai "agar menjadi warga negara yang baik, perempuan harus berpendidikan dan mengambil bagian dalam kegiatan publik". Toshiko Kishida bersama dengan feminis gerakan pertama berbicara melawan ketidaksejajaran perempuan Jepang.[1] Referensi
|