Todung Mulya Lubis
Prof. Dr. Todung Mulya Lubis, S.H., LL.M. (lahir 4 Juli 1949) merupakan seorang diplomat, ahli hukum penyelesaian sengketa, penulis, dan tokoh gerakan hak asasi manusia asal Indonesia. Pada 2018 Presiden Joko Widodo menunjuk Todung Mulya Lubis sebagai Duta Besar Indonesia untuk Norwegia. Selain dikenal sebagai praktisi hukum yang mendirikan The Law Office of Mulya Lubis and Partners (Lubis Santosa and Maulana Law Offices) sejak tahun 1991,[1] ia adalah penulis produktif yang telah menerbitkan beragam buku fiksi dan non-fiksi, yaitu sebuah novel (Menunda Kekalahan, 2021), tiga buku kumpulan puisi (Pada Sebuah Lorong ,1988; Sudah Waktunya Kita Membaca Puisi; 1999; Jam-Jam Gelisah, 2006); tiga jilid catatan harian, dan sebuah buku referensi akademik yang berasal dari karya disertasi (Mencari Hak Asasi Manusia; 2021). Tahun 2019, delapan puisi karya Todung Mulya Lubis dinyanyikan oleh duo Ari Malibu dan Reda Gaudiamo dalam sebuah album musikalisasi puisi berjudul Perjalanan (AriReda, 2019). Latar belakang pendidikanTodung dibesarkan di tengah keluarga yang menjunjung tinggi nilai disiplin dan demokrasi. Orangtuanya yang berprofesi wiraswasta dan sering berpindah-pindah tempat tinggal membuat Todung sering berpindah-pindah sekolah. Ia menyelesaikan SD di Jambi pada tahun 1963, SMP di Pekanbaru tahun 1966, dan SMA di Medan tahun 1968.[2] Ia lulus dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia (Sarjana Hukum) pada tahun 1974 dan mengikuti kursus hukum di Institute of American and International Law di Dallas (1977). Todung Mulya Lubis memperoleh gelar master (LL.M) dari University of California di Berkeley pada tahun 1978 dan Harvard University pada tahun 1987. Tahun 1990, ia menerima gelar Doctor of Juridical Science (SJD) dari University of California di Berkeley dengan disertasi berjudul In Search of Human Rights: Legal-Political Dilemmas of Indonesia's New Order 1966-1990. Tahun 2017, ia menerima penghargaan Elise and Walter A. Haas International Award dari University of California di Berkeley, yang khusus diberikan untuk alumni yang telah menorehkan kontribusi bermakna bagi masyarakat. Lubis aktif mengajar dengan menggunakan Bahasa Indonesia dan Inggris. Tahun 2014, ia mengajar sebagai Honorary Professor di University of Melbourne, Australia. Todung Mulya Lubis mengajar di Fakultas Hukum dan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Fakultas Hukum Universitas Atmajaya, Yogyakarta dan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Medan. Karier ProfesionalTodung Mulya Lubis adalah anggota dari Ikatan Pengacara Indonesia (IKADIN), Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal (Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal / HKHPM) dan International Bar Association (IBA). Ia juga Penerima dan Administrator berlisensi serta Konsultan Paten Terdaftar. Saat ini, ia adalah arbiter panel di Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) dan Kamar Dagang Internasional (ICC) Paris. Ia juga terdaftar dalam The International Who's Who of Business Lawyers sebagai pengacara terkemuka dalam penyelesaian sengketa di Indonesia. Asia Pacific Legal 500 - edisi 2006/2007 juga memilih Todung Mulya Lubis sebagai tokoh terkemuka dalam praktik penyelesaian sengketa di Indonesia. Chambers Global menilai Todung Mulya Lubis sebagai "advokat paling efektif di Indonesia" dan "pelobi yang tak ternilai dengan profil luar biasa dan pengaruh luar biasa." Todung Mulya Lubis sangat terlibat dalam semua praktik perusahaan dan komersial serta pekerjaan penyelesaian perselisihan perusahaan. Dia memimpin kelompok praktik perusahaan dan komersial perusahaan dalam jumlah transaksi besar. Dia juga secara intensif terlibat dan memimpin kelompok praktik penyelesaian sengketa perusahaan dalam litigasi profil tinggi perusahaan. Referensi
|