Ting-tingEnting enting gepuk merupakan makanan ringan yang terbuat dari kacang tanah, gula pasir, air, dan vanili. Berbentuk prisma segitiga sama kaki dan dibungkus dengan kertas, merupakan ciri khas oleh-oleh asal Salatiga ini. Sejarah Enting-enting GepukAwalnya, pembuatan enting-enting gepuk ini dimulai oleh seorang imigran asal Fukikian China bernama Khoe Choeng Hok. Khoe Choeng Hok memulai usahanya pada tahun 1920-an dan proses pembuatannya pertama kali dilakukan di Klenteng Hok Tek Bio, No.13, Salatiga. Klenteng ini dipilih sebagai tempat produksi karena Khoe Choeng Hok berperan sebagai juru kunci di Klenteng Hok Tek Bio tersebut. Oleh karena produksinya awalnya terjadi di dalam klenteng, merek dari enting-enting gepuk tersebut menggunakan nama "Klenteng & 2 Hoolo" dengan tulisan "Khoe" pada hoolo kanan dan tulisan "xiong di jie mai" pada hoolo kiri. Ini melambangkan hubungan saudara (kakak, adik) antara Khoe dan Xiong Di Ji Mai, yang mencerminkan produksi dari keluarga Khoe. Hoolo sendiri merupakan istilah masyarakat Tionghoa untuk kendi berbentuk labu. Setelah wafatnya Khoe Tjong Hok, produksi enting-enting gepuk tidak lagi diperbolehkan di dalam klenteng. Anak-anak Khoe Tjong Hok kemudian melanjutkan usaha tersebut secara mandiri. Khoe Tjong Hok meninggalkan empat orang anak yang saat ini mengelola usaha enting-enting gepuk dengan merk yang sama. Warga Salatiga mungkin akan menemui produk dengan merek "Klenteng & 2 Holoo" di berbagai tempat. Perkembangan Enting-enting GepukPada awalnya, kemasan enting-enting gepuk masih menggunakan klobot (kulit jagung) dan penjualannya dilakukan secara sederhana dengan menggunakan tampah dan blek atau kaleng. Penjualan pun terbatas hanya di kampung dan sekitarnya. Ini sangat berbeda dengan zaman sekarang di mana enting-enting gepuk dikemas dengan kertas dan dipasarkan ke berbagai pusat oleh-oleh. Enting-enting gepuk kini telah merambah ke berbagai kota di sekitar Salatiga, termasuk Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kabupaten Boyolali, dan bahkan hingga ke Solo.[1] Proses PembuatanBahan baku primer dari enting-enting gepuk ini adalah kacang tanah, sehingga pemilihan kacang tanah menjadi proses yang sangat penting untuk menjaga cita rasa dan menjamin kualitas enting-enting gepuk yang diharapkan. Proses pembuatan enting – enting gepuk dari tahun 1929 sampai sekarang belum mengalami perubahan, hal ini dilakukan untuk menjaga dan menjamin cita rasa yang tidak berubah sebagai warisan resep dari Khoe Tjong Hook. Perubahan proses produksi hanyalah pada alat yang digunakan dalam proses produksi karna meningkatnya permintaan pasar yang memesan makanan ringan asli Salatiga ini. Secara garis besar besar, proses awal dari enting-enting gepuk adalah melakukan pemilihan kacang yang terbaik, dan kemudian dilakukan pengayakan, yang bertujuan untuk memisahkan antara kacang dengan kulit ari. Proses selanjutnya adalah penyangrai kacang, yang bertujuan untuk mengurangi kadar minyak yang terkandung didalam kacang. Proses ini sangat penting untuk untuk menghasilkan tingkat kematangan kacang yang sesuai, karenanya suhu panas api dengan kacang yang disangrai harus tepat dan sesuai sehingga perlu sebuah rasa dan pengalaman dalam melakukan proses ini. Setelah matang sempurna, kacang kemudian didinginkan dan dibagi menjadi 2 bagian. Bagian pertama kacang digunakan untuk bagian kulit enting-enting yang akan melalui proses penggepukan. Sedangkan bagian yang kedua, kacang akan dijadikan sebagai bahan isian enting – enting. Selanjutnya membuat adonan karamel dengan memasak gula pasir dan air hingga berubah warna menjadi kekuningan. Kacang yang telah disangrai lalu dicampurkan dengan adonan gula yang telah dimasak, kemudian didinginkan sebelum dilakukan pengepukan. Tahapan berikutnya adalah proses mencetak enting-enting menjadi bentuk segitiga, proses pencetaknya masih manual yaitu dengan menggunakan dua kayu seperti penggaris panjang yang disatukan dengan memiringkan satu dengan yang lain, sehingga membentuk segitiga. Setelah itu, dipotong kecil-kecil sesuai dengan ukuran dari kemasan kertas yang telah ditetapkan.[2] Referensi
|