Tiktaalik (/tɪkˈtɑːlɪk/; Inuktitutᑎᒃᑖᓕᒃ[tiktaːlik]) adalah sebuah genus punah monospesifik hewan sarcopterygii yang berasal dari periode Devon Akhir, sekitar 375 juta tahun lalu, yang memiliki banyak ciri tubuh yang mirip tetrapoda.[1] Hewan ini diperkirakan memiliki total panjang yaitu 1,25–2,75 meter (4,1–9,0 ft), bedasarkan berbagai spesimen.[2]
Pertamakali ditemukan di Pulau Ellesmere di Nunavut, Kanada, Tiktaalik adalah sebuah anggita Osteichthyes (ikan bertulang) non-tetrapoda, dengan sisik dan insang. Namun Tiktaalik juga memiliki kepala yang pipih dan berbentuk mirip segitiga, dan memiliki sirip mirip parang. Siripnya memiliki tulang pipih untuk mengayuh seperti kebanyakan ikan, namun mereka juga memiliki tulang dalam yang kokoh, yang dapat membuatnya mendorong dirinya sendiri di perairan dangkal dan menggunakan lengannya sebagai alat tunjang, seperti kebanyakan tetrapoda. Ciri sirip tersebut, bersamaan dengan ciri campuran lainnya, menandakan Tiktaalik sebagai sebuah fosil transisi yang sangat penting; menjadikannya sebuah penghubung evolusioner dari ikan perenang ke vertebrata berkaki empat.[3] Hewan ini, bersamaan dengan lainnya yang mirip, barangkali merupakan leluhur bersama semua fauna vertebrata darat: amfibi, reptil, burung dan mamalia.[4]
Galeri
Dalam spesiasi vertebrataDevon Akhir, keturunan pelagikIkan bersirip lobus – seperti Eusthenopteron – urutan adaptasi: * Panderichthys, beradaptasi untuk pantai lumpur; * Tiktaalik dengan sirip mirip tungkai yang dapat mengangkatnya ke darat; * Tetrapoda awal dalam rawa penuh tumbuhan, seperti: * Acanthostega yang memiliki kaki dengan delapan jari, * Ichthyostega dengan kaki. Keturunan juga termasuk ikan sirip daging laut lepas seperti spesies coelacanth .
Tengkorak Tiktaalik menunjukkan lubang bernapas di atas matanya
Sirip dari Tiktaalik
Neil Shubin, salah satu penemu Tiktaalik, memegang bagian tengkorak ikan tersebut
