The Selfish Gene

The Selfish Gene
PengarangRichard Dawkins
SubjekBiologi evolusioner
PenerbitOxford University Press
Tanggal terbit
1976
Halaman224
ISBNISBN 0-19-857519-X
OCLC2681149
Diikuti olehThe Extended Phenotype 

The Selfish Gene adalah buku mengenai evolusi karya Richard Dawkins. Buku ini dibuat berdasarkan teori George C. Williams dalam bukunya Adaptation and Natural Selection.

Dawkins menggunakan istilah "gen egois" sebagai cara untuk mengekspresikan pandangan evolusi berpusat-pada-gen yang menentang pandangan yang terfokus pada organisme dan kelompok, mempopulerkan ide-ide yang dikembangkan pada 1960-an oleh WD Hamilton dan lain-lain. Dari pandangan berpusat-gen, makin terkait secara genetis dua individu, makin masuk akal (pada tingkat gen) bahwa mereka berperilaku kurang egois satu sama lain. Oleh karena itu konsep ini sangat baik untuk menjelaskan banyak bentuk altruisme. Istilah ini tidak boleh dirancukan dengan istilah gen keegoisan.

Dalam bukunya, ia menjelaskan:

Individuals are not stable things, they are fleeting. Chromosomes too are shuffled to oblivion, like hands of cards soon after they are dealt. But the cards themselves survive the shuffling. The cards are the genes. The genes are not destroyed by crossing-over; they merely change partners and march on. Of course they march on. That is their business. They are the replicators and we are their survival machines. When we have served our purpose we are cast aside. But genes are denizens of geological time: genes are forever.[1]

Individu-individu bukanlah hal yang stabil, mereka berubah-ubah. Kromosom juga diacak sampai terlupakan, sama seperti sekumpulan kartu yang telah dibagi-bagikan. Namun kartu-kartu tersebut sendirinya bertahan dari pengacakan. Kartu-kartu tersebut adalah gen. Gen tidak dihancurkan melalui penyilangan; gen hanya mengubah pasangannya dan terus ada. Tentu saja gen akan terus ada. Itulah urusan mereka. Gen adalah replikator dan kita adalah mesin pertahanan hidupnya. Ketika kita telah menunaikan tugas kita, kita dikesampingkan. Namun gen merupakan penduduk waktu geologis: gen akan ada selamanya.

Suatu organisme ini diharapkan untuk berevolusi memaksimalkan kesesuaian yang inklusif—jumlah salinan gen yang diwariskan secara global (bukan oleh individu tertentu). Akibatnya, populasi akan cenderung ke arah strategi evolusi yang stabil. Buku ini juga mengenalkan istilah "meme" untuk unit evolusi budaya manusia sebagai analogi untuk gen, menunjukkan bahwa replikasi "egois" demikian juga dapat memodelkan budaya manusia, dalam arti yang berbeda. Memetika telah menjadi subyek banyak penelitian sejak penerbitan buku ini.

Catatan kaki

  1. ^ (Dawkins 1976, hlm. 35)

Pranala luar


Kembali kehalaman sebelumnya