The Perks of Being a Wallflower
The Perks of Being a Wallflower adalah sebuah novel karangan Stephen Chbosky yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1999 oleh Pocket Books.[1] Chbosky memakan waktu sekitar 5 tahun sebelum akhirnya dapat menyelesaikan novel ini.[2] Novel ini mengandung unsur-unsur yang kurang cocok untuk anak-anak seperti introversi, seksualitas, penggunaan obat-obatan terlarang, pemerkosaan, dan kesehatan jiwa, membuatnya menjadi dilarang di beberapa sekolah di Amerika.[3] Ringkasan ceritaCerita dimulai dari seorang anak bernama Charlie yang baru memasuki jenjang SMA. Charlie adalah eponim sesungguhnya dari wallflower, seorang anak yang pendiam dan penyendiri namun sebenarnya selalu memperhatikan sekitarnya dan memiliki pemikiran yang dalam. Cerita diceritakan dari "buku harian" Charlie yang berisi surat-suratnya yang ditujukan kepada seorang "teman" yang tidak pernah diungkap identitasnya hingga akhir dan tidak pernah memberikan balasan pada Charlie.[4] Surat Charlie dibuka dengan dirinya yang mengalami trauma atas kematian 2 orang terdekatnya yaitu satu-satunya teman dekatnya dari SMP yang meninggal bunuh diri dan bibinya, Bibi Helen, yang meninggal karena kecelakaan mobil. Ia merasa gugup saat akan masuk ke SMA barunya. Namun, ternyata itu tidak seburuk yang ia bayangkan. Yang pertama, disana ia bertemu dengan guru Bahasa Inggrisnya, Bill Anderson, yang menyadari bakat Charlie di bidang tulisan dan membawa Charlie ke dalam naungannya. Yang kedua, Charlie berhasil mendapatkan beberapa teman baru disana, Patrick dan Sam, yang merupakan kakak-beradik tiri. Patrick adalah seorang gay dan menjalin hubungan dengan seorang siswa dari tim sepak bola di sekolah mereka. Charlie memiliki perasaan terhadap Sam dan mengungkapkan hal itu pada Sam. Sam memperlakukannya dengan penuh perasaan dan mencium Charlie, mengatakan agar ciuman pertamanya dapat bersama orang yang mencintainya.[4] Masalah-masalah muncul di sekitar Charlie, seperti Charlie yang akhirnya mendapatkan kekasih seorang kakak kelas cantik dan pintar bernama Mary Elizabeth. Namun pada sebuah permainan truth or dare, saat Charlie dikenai dare untuk mencium perempuan paling cantik, ia mencium Sam, membuat Mary Elizabeth yang melihat hal itu sangat marah. Semua orang berpihak pada Mary Elizabeth dan mengecam Charlie. Kemudian, ada juga hubungan Brad (kekasih gay Patrick) dan Patrick yang ketahuan oleh ayah Brad yang suka bermain tangan. Brad langsung dikirim ke pusat rehabilitasi oleh ayahnya. Setelah itu, hubungan Patrick dan Brad menjadi retak. Brad bahkan membuat Patrick dipukuli oleh teman-teman satu timnya. Kemudian, Patrick memergoki Brad mencium pria lain di taman dan akhirnya memutuskan untuk move on dari Brad.[4] Selain itu, masalah juga muncul di keluarga Charlie saat kakak perempuan Charlie memiliki pacar yang suka bermain tangan. Secara tidak langsung Charlie mengadukan hal tersebut ke orang tua mereka yang membuat kakaknya menjadi sangat marah. Namun, pada akhirnya peristiwa tersebut justru membuat mereka dapat lebih saling memahami satu sama lain dan memperdalam hubungan persaudaraan mereka. Saat kakak Charlie hamil dan memutuskan untuk mengaborsi kandungannya, ia mempercayai Charlie untuk mengantarkannya.[4] Di penutup cerita, Charlie menulis kepada "temannya" bahwa orang tuanya menemukannya dalam keadaan telanjang dan tidak responsif di atas sofa. Orang tuanya pun membawanya ke rumah sakit jiwa. Di situ ia menyadari bahwa Bibi Helen pernah memperkosanya saat ia kecil, tetapi ia mengunci semua ingatan tersebut. Ia mengatakan bahwa kini ia telah memaafkan Bibi Helen. Charlie juga mengatakan bahwa ia akan berhenti menulis surat dan mulai menjalani hidupnya dengan penuh.[4] Latar belakang penulisanKisah dari The Perks of Being a Wallflower terinspirasi oleh kehidupan Chbosky sendiri di dunia nyata, dengan Charlie didasarkan oleh dirinya sendiri[5] dan tokoh-tokoh pendukung lainnya didasarkan pada orang-orang yang pernah ia kenal atau temui di hidupnya.[6] Adaptasi filmTidak lama setelah novel The Perks of Being a Wallflower diterbitkan, Stephen Chbosky, menulis naskah dari novel tersebut.[5] Ia berkata bahwa mendapatkan adaptasi film dari novelnya adalah mimpinya dan ketika perusahaan produksi film Mr. Mudd membeli hak cipta dari novelnya untuk diangkat menjadi film, Chbosky meminta agar dirinya menjadi penulis naskah sekaligus produser adaptasi film tersebut, agar ia dapat "memberikan sebuah film yang layak untuk cinta para penggemarnya terhadap bukunya".[7][8] Penulisan naskah untuk adaptasi film tersebut memakan waktu 1 tahun, tiga kali lebih lama dari penulisan novelnya yang hanya memakan waktu 4 bulan.[9] Film tersebut dibintangi oleh Logan Lerman sebagai Charlie dan Emma Watson sebagai Sam, gadis yang disukai oleh Charlie.[10] Proses syuting film dimulai pada bulan Mei 2011 dan berlangsung selama kurang lebih 50 hari.[11] Kemudian dirilis di beberapa kota terpilih pada tanggal 21 September 2011.[12] Adaptasi film ini dilaporkan sukses besar dengan perolehan keuntungan bersih mencapai $20 juta dolar.[13][14] Referensi
Pranala luar
|