The Lottery
The Lottery adalah sebuah cerita pendek yang dikarang oleh Shirley Jackson, diterbitkan pertama kali pada tanggal 16 Juni 1948 di majalah The New Yorker.[1] Cerita pendek ini dianggap sebagai "salah satu cerita pendek yang paling terkenal dalam sejarah sastra Amerika",[2] dan digambarkan sebagai "kisah yang mengerikan dan gila".[3] Respon untuk cerita ini negatif, yang berdampak pada Jackson dan The New Yorker. Pembaca berhenti berlangganan majalah dan mengirim surat kebencian kepada Jackson di sepanjang musim panas.[4]Cerita ini dilarang terbit di Uni Afrika Selatan.[5] Sejak saat itu, cerita ini mulai diterima sebagai salah satu cerita pendek klasik Amerika Serikat, yang menjadi subjek interpretasi kritis dan adaptasi media. The Lottery juga telah diajarkan di sekolah menengah dan sekolah tinggi selama puluhan tahun sejak penerbitannya. SinopsisCerita pendek ini mengisahkan suasana suatu desa yang akan mengadakan lotere yang diadakan setiap tanggal 27 Juni. Mulai dari anak-anak hingga orang tua berkumpul di suatu tempat seperti balai desa untuk melakukan rutinitas tradisi desa tersebut dari zaman nenek moyang mereka. Para anak-anak bermain sambil mengumpulkan batu-batu kecil di tangan mereka, beberapa menumpuknya di satu sisi seperti gunung kecil. Para orang tua mengawasi sambil menunggu semua orang berkumpul hingga acara dimulai. Tradisi untuk selalu mengadakan pengundian memilih seorang nama dari seluruh warga desa ini dipercaya oleh tetua mereka yang dipanggil dengan Old Man Warner harus dilakukan, walaupun beberapa desa tetangga sudah meninggalkan kebiasaan tersebut. Postmaster, atau pelaksana lotere yang bernama Mr. Summer melaksanakan acara mulai dari mempersiapkan kotak kayu tua yang berisi nama-nama warga tersebut dan membuat metode baru untuk mempercepat pemilihan nama warga yang terpilih dengan beberapa carik kertas. Sudah banyak ritual dan metode dalam melakukan lotere tersebut dari waktu ke waktu yang semakin dipersingkat karena makin banyaknya jumlah warga di desa tersebut. Loterepun dimulai, nama-nama mulai dipanggil. Akhirnya satu nama keluarga, Hutchinson yang harus mengundi siapa di antara mereka yang “beruntung”. Hutchinson terdiri dari ayah yang bernama Bill, istrinya Tessie, dan ketiga anaknya Bill Jr., Nancy dan Dave. Sang istri, Tessie sempat marah karena merasa saat suaminya mewakili keluarga mereka dalam mengambil kertas lotere tersebut tidak diberi kesempatan waktu yang lebih banyak dibanding yang lain. Tetapi, lotere tetap dilanjutkan. Mrs.Hutchinson tak diduga memenangkan lotere. Tak berapa lama, tempat Tessie berdiri langsung diberi ruang dan dikelilingi warga desa. Beberapa orang mengambil batu yang telah dikumpulkan. Beberapa anak yang sudah memegang batu di tangan mereka memberikan kepada anak-anak Hutchinson sendiri dan mulai melemparnya ke arah Tessie Hutchinson. Old Man Warner berteriak kepada warganya untuk mengikutinya melempar batu lebih banyak karena beberapa warga masih terdiam. Tessie hanya bisa berteriak. Referensi
Sumber
Pranala luar
|