The Lost World Castle
The Lost World Castle merupakan salah satu objek wisata di kawasan lereng Gunung Merapi yang terletak di Dusun Petung, Desa Kepuharjo Cangkringan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Objek wisata ini dibangun menyerupai Benteng Takeshi dan dibangun di atas lahan 1,3 hektare pada tahun 2016.[1] Pengunjung yang ingin memasuki kawasan The Lost World Castle akan dikenakan biaya sebesar Rp 25.000 tiap orang dan belum termasuk biaya parkir. Biaya parkir mobil sebesar Rp5.000,00, sementara biaya parkir untuk sepeda motor sebesar Rp2.000,00.[2] AtraksiDi dalam The Lost World Casle, pengunjung disuguhkan potret gagahnya Gunung Merapi. Selain itu, di dalam objek wisata ini terdapat berbagai latar untuk mengambil foto yang menarik, di antaranya taman koboi, awan putih, sepeda motor terbang, sayap bidadari, dan lain-lain.[3] Selain itu, ada juga latar foto trik tiga-dimensi berupa air terjun, permadani terbang, dan beberapa bunga sakura tiruan yang turut menghidupkan suasana.[4] Sejarah pembangunan dan polemikPemberian nama The Lost World Castle dimaksudkan untuk mengingatkan masyarakat akan dahsyatnya letusan Gunung Merapi pada tahun 2010 yang telah menyapu bersih kawasan Desa Kepuharjo dan sekitarnya. Hal tersebut menyebabkan membuat perekonomian masyarakat desa tersebut terpuruk. Berdasarkan hasil bertukar pikiran dengan sesama masyarakat desa, tercetuslah pembangunan desa wisata, dengan The Lost World Castle sebagai tujuan wisata utamanya.[5] Pihak desa kemudian menggandeng Ayung, pengusaha lokal, untuk membangun tempat wisata ini.[6] Letak The Lost World Castle berjarak sekitar 6 kilometer dari puncak Gunung Merapi.[7] Kawasan wisata ini pun masuk ke dalam kawasan rawan bencana yang ditetapkan Pemerintah Provinsi DIY.[8] Lantaran menyalahi aturan, pihak pemerintah setempat mengancam akan menutup tempat wisata ini.[9] Pada Februari 2017, The Lost World Castle ditutup sementara untuk menyelesaikan sengketa perizinan pembangunan.[10][11] Terlepas dari sengketa perizinan pembangunan yang membuat tempat wisata ini berdiri secara ilegal,[12] tempat wisata ini terus buka sampai sekarang.[13] Referensi
Pranala luar |