Terowongan Kebasen
Terowongan Kebasen (KBS) adalah terowongan kereta api di utara Stasiun Kebasen, yang berada pada wilayah Gambarsari, Kebasen, Banyumas. Terdapat dua terowongan, yaitu terowongan lama yang berada pada jalur tunggal dan terowongan baru yang berada pada jalur ganda. Keduanya memiliki nomor bangunan hikmat (BH) 1464. Terowongan baru ini terdiri atas dua bagian. SejarahEra jalur tunggal (1915–2019)Pembangunan lintas Prupuk–Kroya merupakan paket baru pembangunan jalur kereta api yang dilakukan oleh Staatsspoorwegen. Dekade 1910-an menjadi awal pembangunan lintas ini, karena merupakan bagian dari rencana penyambungan jalur yang saat itu telah sampai di Cirebon menuju Kroya. Pembangunan jalur ini juga mengalami beberapa kendala, seperti derasnya arus Kali Serayu dan harus didukung pembangunan jembatan dan terowongan mengingat jalurnya merupakan lintas pegunungan dengan kontur yang tak kalah ekstrem dengan jalur-jalur kereta api di wilayah Bandung Raya. Terowongan Kebasen, sebagaimana yang ada pada angka tahunnya, dibangun pada tahun 1915 oleh SS dan kemungkinan dari angka tahunnya yang hanya satu ini, terowongan dikerjakan dalam jangka waktu beberapa bulan saja sudah tembus. Panjangnya hanya 79 meter dan mulai beroperasi tanggal 1 Juli 1916, bersamaan dengan pembukaan segmen Patuguran–Kroya.[1][2] Era jalur ganda (2019–sekarang)Perencanaan pembangunan jalur ganda antara Purwokerto–Kroya sepaket dengan pembangunan jalur ganda Cirebon–Kroya yang nantinya terhubung juga dengan jalur ganda lintas tengah Jawa. Lokasi terowongan Kebasen baru berada di sebelah terowongan yang lama serta memuat dua jalur sekaligus. Terowongan ini dibangun oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian dengan menggandeng kontraktor BUMN. BUMN yang turut serta menggaet proyek ini adalah Indra Karya selaku konsultan supervisi dan Adhi Karya selaku kontraktor pelaksana.[3][4] Terowongan ini terdiri atas dua bagian yang terpisah. Terowongan Kebasen Baru I memiliki panjang 109 meter, sedangkan terowongan II memiliki panjang 183 meter.[5] Diharapkan dengan adanya terowongan baru ini, kelajuan kereta api dapat dinaikkan hingga mendekati kecepatan maksimum kereta api Indonesia, 120 km/jam.[6] Setelah proses switch-over di lintas Purwokerto–Kroya ini selesai, Terowongan Kebasen dan Notog lama ditutup per 15 Februari 2019 dan dijadikan cagar budaya. Terowongan yang lama kemudian ditutup dengan pintu gerbang berterali untuk menghindari vandalisme di dalam terowongan.[7] Catatan kaki
|