Teori keadaan tetap
Dalam kosmologi, teori keadaan tetap adalah model asal usul alam semesta yang kini sudah tidak digunakan lagi. Dalam permodelan ini, materi baru terus menerus dibuat ketika alam semesta mengembang, sehingga sesuai dengan asas kosmologi sempurna. Akibatnya, walaupun alam semesta mengembang, alam semesta tidak berubah dan tidak ada awal ataupun akhir. Walaupun populer pada awal abad ke-20, teori ini kini ditolak oleh sebagian besar kosmolog profesional dan ilmuwan lain karena bukti pengamatan menunjukkan kebenaran model ledakan dahsyat dan usia alam semesta yang terbatas. Bukti yang dianggap meruntuhkan teori ini adalah radiasi latar gelombang mikro kosmis yang diprediksi oleh model ledakan dahsyat. LandasanTeori keadaan tetap dilandasi oleh pemikiran bahwa alam semesta selalu ada. Kondisi alam semesta selalu tetap sama dalam skala yang besar.[1] Karenanya, alam semesta tidak memiliki awal dan akhir. Proses pembentukan alam semesta berlangsung secara terus-menerus tanpa dibatasi dimensi ruang dan waktu.[2] DukunganPemikiran yang dicetuskan dalam teori keadaan tetap, memperoleh dukungan dari para ahli astronomi modern pada pertengahan abad ke-20 M.[1] Beberapa di antara pendukung teori keadaan tetap ialah Fred Hoyle, Herman Bondin dan Thomas Gold.[2] KegagalanTeori keadaan tetap mulai tidak didukung setelah diketahui fakta bahwa alam semesta bersifat tidak tetap dan mengalami kecenderungan untuk mengembang.[2] Rujukan
|