Tentara Anti-Jepang Rakyat Malaya

Malayan Peoples' Anti-Japanese Army
馬來亞人民抗日軍
PemimpinLai Teck, Chin Peng
Waktu operasiDesember 1941 (1941-12)Desember 1945 (1945-12)
Wilayah operasiMalaya Britania, Singapura
IdeologiKomunisme
Marxisme-Leninisme
Anti-imperialisme
Posisi politikKiri jauh
LawanKekaisaran Jepang
PETA
Pertempuran dan perangPerang Dunia II

Tentara Anti-Jepang Rakyat Malaya (TAJRM) atau Malayan Peoples' Anti-Japanese Army (MPAJA) adalah sebuah gerakan bawah tanah saat Malaya diduduki Jepang pada Perang Dunia II. Gerakan tersebut awalnya terdiri dari para kader etnis Tionghoa dari Partai Komunis Malaya (PKM). Beberapa unit dilatih oleh Inggris. Kemampuan dan keahlian dalam persenjataan gerilya saat melawan Jepang membuat TAJRM bertarung dengan sangat baik saat melawan pasukan Persemakmuran pada masa pasca perang Darurat Malaya (1948–1960).

Asal mula

Lama sebelum Malaya jatuh ke tangan Jepang pada 1942, beberapa Tionghoa Malaya mengecam Jepang, karena Perang Tiongkok-Jepang Kedua (yang dimulai pada 1937). Pada 18 Desember 1941 tak lama sebelum Kejatuhan Singapura, Inggris dan PKM, yang awalnya bermusuhan, bersepakat untuk bekerjasama melawan Jepang di Malaya. Inggris membebaskan para anggota PKM yang mereka masukan ke penjara. Mereka juga memberikan beberapa anggota PKM pelatihan dalam persenjataan gerilya di Sekolah Pelatihan Khusus 101 di Singapura. Orang-orang tersebut bersembunyi di dalam negara tersebut untuk membentuk sebuah pasukan gerakan bawah tanah melawan Jepang. Meskipun berjumlah sedikit (sekitar 165), mereka merupakan salah satu bagian dari TAJRM yang dibentuk.[1] Kebanyakan prajurit TAJRM berasal dari penduduk umum di Malaya, yang secara keseluruhan diduduki oleh Jepang setelah kejatuhan Singapura pada 15 Februari 1942.

PKM juga berpartisipasi dalam mempertahankan Singapura; mereka membentuk kelompok terbesar di Dalforce, tentara sukarelawan tersebut dibentuk untuk bertarung bersama dengan para prajurit Inggris reguler.[2]

Untuk berbagai alasan, termasuk perselisihan China dan Jepang dalam sejarah terkini mereka, dan kebijakan rasial yang dikeluarkan oleh Jepang di Malaya (mereka lebih keras terhadap Tionghoa ketimbang Melayu), para anggota TAJRM menjadi kebanyakan Tionghoa, meskipun terdapat juga sejumlah signifikan dari etnis Melayu dan India. TAJRM sangat berkaitan dengan Partai Komunis Malaya (PKM), dan dipimpin oleh PKM, namun organisasi tersebut tidak identik dan kebanyakan anggota TAJRM bukanlah anggota partai tersebut. TAJRM bergabung dengan personel Sekutu yang terisolasi yang ditinggalkan di tempat perlindungan, atau yang melarikan diri dari kamp tahanan perang.

Referensi

  • Bayly, Christopher Alan and Harper, Timothy Norman, Forgotten armies: the fall of British Asia, 1941-1945, London: Allen Lane, 2004. ISBN 0-7139-9463-0
  • Chapman, F. Spencer, The Jungle is Neutral, Corgi Books: London, 1957
  • Chin Peng, My Side of History, as told to Ian Ward and Norma Miraflor, Singapore: Media Masters, 2003. ISBN 981-04-8693-6
  • Chin,C.C. and Karl Hack, "Dialogue with Chin Peng --- New Light on Malayan Communist Party",
  • Singapore University Press: Singapore, 2004
  • Tan Chong Tee, Force 136, Story of a WWII resistance fighter, Asiapac Publications, Singapore 1995, ISBN 981-3029-90-0

Sumber

  • Cheah Boon Kheng, Red Star Over Malaya, 1983, Singapore.
  • T. N. Harper, The end of empire and the making of Malaya, 1999, Cambridge.

Catatan

  1. ^ Cheah, pp. 58-59
  2. ^ Cheah, pp. 59,60.
Kembali kehalaman sebelumnya