Teleteks

Teleteks level1 0 lebel2

Teleteks adalah sistem penyampaian informasi satu arah yang sistem pemancarannya dengan memanfaatkan garis televisi yang tidak dimanfaatkan dalam pengiriman sinyal gambar dan sinyal suara. Sinyal-sinyal teleteks ini ditumpangkan pada sinyal gambar televisi dalam bentuk digital, memproses informasi tersebut dan menampilkannya secara grafis di atas layar, berita, ramalan cuaca, dan informasi olahraga, harga saham, tinjauan acara, dan teks keterangan adegan untuk orang-orang yang sulit mendengar adalah contoh-contoh dari banyak layanan yang bisa disediakan melalui teleteks. Biasanya dapat ditampilkan pada saluran 888 atau 777.

Sejarah teleteks

Seiring perkembangan zaman, teknologi komunikasi semakin mengalami kemajuan dalam penyampaian informasi kepada khalayak. Media-media informasi seperti koran, majalah, dan buku mengalami perkembangan menjadi suatu media elektronik seperti teleteks. Teleteks ini disediakan oleh televisi-televisi tertentu yang berfungsi sebagai surat kabar.

Awalnya teleteks dirancang di Inggris pada tahun 1970an. Inggris memiliki dua pelayanan teleteks, yaitu Ceefax (1972) yang dikendalikan oleh Britain Broadcasting Corporation (BBC) dan Oracle (Optional Reception of Announcements by Coded Line Electronics) oleh Independent Broadcasting Authority (IBA). Pada tahun 1976, sistem teleteks diperkenalkan pertama kali oleh ITV dan BBC di Inggris. Akhirnya, banyak negara yang mengadopsi system teleteks ini sebagai layanan tambahan acara-acara televisi pada stasiun televisi tertentu, salah satunya adalah Indonesia.

Pada awalnya, Ceefax dan Oracle memiliki perbedaan pada tampilan informasinya. Ceefax ditampilkan 24 baris dari 32 karakter, sedangkan Oracle menampilkan 22 baris dari 40 karakter. Pada tahun 1974 semua layanan yang disepakati standar untuk menampilkan informasi. IBA, BBC, dan British Radio Equipment Manufacturers Association menerbitkan “The Broadcast Teletext Spesifikasi”. Standar teleteks direvisi pada tahun 1981 berubah menjadi CEPT1 dan juga “World System B” (yang dikenal sebagai WST atau World System Teletext).

Sayangnya, perkembangan teknologi teleteks ini tidak berkembang dengan baik di Amerika Serikat dan Amerika Utara. Pada tahun 1980an, Departemen Perhubungan Kanada mengembangkan sistem yang sama seperti teleteks, yaitu Telidon. Sistem Telidon kemudian dikembangkan menjadi NAPLPS, tetapi tidak ada satupun yang berhasil. Adanya televisi kabel dan televisi berlangganan membuat peminatan terhadap teleteks semakin berkurang. Namun, sistem teleteks ini juga mengikuti perkembangan kecanggihan televisi, dari televisi analog hingga berubah menjadi televisi digital.

Di Indonesia, RCTI menjadi stasiun televisi pertama yang memperkenalkan teleteks. RCTI bekerja sama dengan PT Amcol Graha, perwakilan Sony di Indonesia saat itu, untuk meluncurkan teleteks pada April 1994. TVRI juga meluncurkan teleteks TVRI-Text pada Agustus tahun yang sama, bekerja sama dengan PT Pilar Kumalajaya.[1][2] Per tahun 2002, kedua layanan ini diduga sudah tidak beroperasi.[3] BeritaSatu juga pernah memberikan layanan teleteks digital pada pengguna HomeCable (kini First Media).[3]

Dasar sistem teleteks

teleteks merupakan suatu sistem yang menggunakan gelombang-gelombang sinyal yang tidak terpakai untuk mengirimkan informasi yang ditampilkan pada layar televisi sebagai tanggapan terhadap sinyal-sinyal digital yang diterima. Apabila terjadi suatu gangguan pada sinyal-sinyal ini, akan menghasilkan kesalahan informasi yang diterima. Hal ini berbeda dengan gangguan yang diterima pada gambar televisi normal. Penangkapan sinyal dari sistem teleteks ini hanya dapat diakses apabila televisi yang dimiliki mempunyai potensi dan alat dekoder untuk menerima sinyal tersebut. Metode teleteks menggunakan kapasitas cadangan sinyal televisi untuk memberikan informasi yang secara terpisah dari layanan siaran televisi yang biasa dan bisa terus untuk diperbarui. Pada saat kemunculan teleteks, diperkirakan akan menjadi akhir dari surat kabar dan majalah karena ditampilkan seperti lembaran-lembaran teks pada layar televisi dan informasi yang disusun menyerupai majalah ataupun surat kabar. Pada kenyataannya, sampai saat ini kehadiran teleteks tidak mengesampingkan adanya surat kabar.

Layanan Teleteks

Dalam layanan pada teleteks terdiri dari halaman-halaman, yang pada setiap halaman penuh oleh informasi. Halaman-halaman informasi ini memiliki alamat-alamat tertentu dalam data teleteks yang ditujukan kepada dekoder dalam menerima halaman apa dan baris apa dari alamat yang diminta. Informasi yang tertera pada baris diisi berurutan dari kiri ke kanan. Teleteks memiliki sistem penerbitan seperti majalah melalui sinyal televisi yang ditransmisi ke televisi. Layanan teleteks ini terbagi menjadi delapan majalah. Setiap majalah dapat terdiri dari sampai 100 halaman. Setiap halaman mempunyai sub-kode yang terkait. Kode-kode ini ditujukan untuk membawa informasi waktu sehingga alamat yang diinginkan dapat dikodekan.


Tampilan teleteks

Tampilan teleteks terdiri dari teks-teks berupa huruf, angka, dan lain-lain, serta berbentuk grafis yang sederhana. Di dalamnya, juga terdapat sejumlah kode-kode pengontrol untuk pemilihan grafis atau teks layar berwarna dan fitur-fitur lain yang disebut sebagai atribut. Setiap karakter atau tampilan grafis menempati suatu area dari layar yang disebut character rectangle. Pada saat perancangan sistem teleteks, komputer menggunakan tampilan minimal 80 kolom per baris. Namun,resolusi televisi dalam negeri tidak memungkinkan banyak karakter yang ditampilkan dengan baik sepanjang satu baris. di samping itu, apabila seseorang melihat sebuah layar teleteks dari rata-rata jarak menonton gambar televisi akan kesulitan untuk membaca teks pada kolom 80. atas pertimbangan ini, maka diputuskan untuk menggunakan 40 karakter per baris dan nilai dari 24 sudah ditentukan, meskipun yang akan dilihat adalah 25 baris tambahan yang digunakan pada perangkat tambahan baru untuk spesifikasi.

Tampilan karakter

Karakter yang tersedia untuk ditampilkan dalam sistem teleteks adalah huruf A sampai Z dan a sampai z, angka 0-9, dan tanda baca umum serta simbol (tanda-tanda mata uang dll). Seperti yang telah disebutkan, sistem juga memungkinkan untuk menampilkan sejumlah bentuk grafis secara sederhana dan gambar yang akan dibuat. Resolusi bentuk-bentuk ini tidak besar dan hanya berupa gambar-gambar kasar dengan garis persegi panjang yang dapat diciptakan. Awalnya, sistem ini dirancang hanya untuk menampilkan informasi berupa teks, dan gambar-gambar grafis tidak begitu dianggap penting karena hanya untuk memungkinkan tampilan pos besar dan diagram-diagram sederhana, yang disebut blok grafis. untuk mendapatkan bentuk blok grafis ini, karakter persegi panjang terbagi menjadi matriks 2 X 3 persegi panjang kecil. Masing-masing empat persegi panjang kecil ini dapat menjadi terang (hitam) atau kosong (putih), dan ada korespondensi langsung antara layar persegi panjang kecil dan keadaan bit itu sendiri dalam mentransmisi kode. Karena sistem ini dirancang ketika warna televisi yang ada (meskipun pada awal hari) berwarna teleteks menampilkan yang dipenuhi sejak awal. ada tujuh warna tersedia – warna dasar seperti merah, hijau, dan biru, bersama dengan tiga kombinasi dari dua warna ini (kuning, magenta dan cyan) dan putih.

Perkembangan teleteks

Teleteks mengalami perkembangan dari sistem yang sederhana hingga digital seperti saat ini. Selama tiga dekade lebih, format dasar teleteks tidaklah berubah hanya saja mengalami penambahan dan perbaikan.

  • Standar Electronic Programme Guides (EPG)
  • Programme Delivery Control signals, digunakan oleh video recorder untuk memulai atau menghentikan rekaman pada waktu yang tepat bahkan selama perubahan dalam pemrograman yang dikirim sebagai paket teleteks.
  • Teleteks digital, dikenal ketika televisi analog berubah menjadi televisi digital. Meskipun memiliki standar teleteks digital asli, tetapi memiliki standar yang berbeda sama sekali dengan format teleteks dasar, seperti MHEG-5 dan Multimedia Home Platform.

Kegunaan

Terdapat beberapa kegunaan dari sistem teleteks yang dapat dimanfaatkan.

  1. Memberikan informasi berita-berita aktual dalam bentuk teks (huruf dan angka) dengan berbagai warna.
  2. Menjadi media pemasangan iklan-iklan pemasaran secara sederhana.
  3. Dapat berinteraksi dengan sistem untuk meminta dan menerima informasi dan layanan yang spesifik.
  4. Mendapatkan informasi mengenai prakiraan cuaca setiap hari.
  5. Dapat mengikuti perkembangan informasi harga-harga saham

Lihat pula

Referensi

  • Graziplene, Leonard R. (2000). Teletext: its promise and demise. Lehigh University Press.
  • Rubin, A. M. (1981). An Examination of Television Viewing Motives. Communication Research, 8, 31-45.

Pranala luar

  1. ^ Kompas, 5 Juni 1994, disarikan dari MrRyanBandung (2012). "Teletext, Kiat Baru Menjual TV Tahun 1994". detikcom. Diakses tanggal 16 November 2020. 
  2. ^ Administrator (28 Mei 1994). "Mau diskon? tekanlah tombol txt". Tempo.co. Tempo. Diakses tanggal 14 Agustus 2021. 
  3. ^ a b inBaliTimur, Ya, saya (2015). "BeritaSatu teletext". Diakses tanggal 14 Agustus 2021. 
Kembali kehalaman sebelumnya