Telaga Sarwandori

telaga sarawandori

Telaga Sarawandori bagaikan mutiara indah yang masih tersembunyi di Papua. Pantai biru bercampur hijau. Keasriannya masih benar-benar asli dan cantik. Lautan nan biru disambut dengan air tawar dari telaga. Telaga Sarawandori merupakan perpaduan antara air laut dan air tawar.[1]

Telaga berwarna biru dengan panorama yang sangat indah ini terletak di desa Sarawandori, sekitar 30 km dari kota Serui, ibukota kabupaten kepulauan Yapen,[2] Papua. Di sini dibangun sebuah objek wisata yang ramai dikunjungi oleh masyarakat kota Serui pada hari Minggu dan hari-hari libur lainnya. Selain sebagai objek wisata, juga tersedia rumah-rumah untuk tempat istirahat melepas lelah sambil bermalam. Objek wisata ini dikelola oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Yapen Waropen di Serui. Jauh dari keramaian dan masih sangat alami.

Untuk menuju ke Kabupaten Kepulauan Yapen, pengunjung bisa menggunakan dua alternatif yaitu transportasi udara dan transportasi laut. Jika menggunakan transportasi udara membutuhkan waktu sekitar 1 jam 20 menit. Sedangkan jika menggunakan kapal, butuh waktu 16 jam terombang-ambing diatas laut sebelum sampai di Serui.

Perjalanan menyeberang pulau menghadirkan pemandangan menarik. Pulau-pulau kecil bertebaran seperti puzzle. Mata akan dimanjakan dengan campuran biru laut, putih pasir pantai, dan hijaunya pepohonan. Pemandangan paling menakjubkan adalah air laut yang terjebak di antara pulau. Menghadirkan gradasi warna yang epik.[3]

Telaga Sarawandori menyimpan potensi wisata bahari yang menarik wisatawan, karena telaga ini keasriannya masih benar-benar asli, masih belum tersentuh, cantik, bening dan berwarna biru. Pemerintah Kabupaten Kepulauan Yapen membangun pondok-pondok istirahat dimana para pengusaha membuka rumah makan, restoran, kafetaria hingga karaoke, serta apabila pengunjung ingin menyusuri telaga sarawandori, masyarakat sekitar menyediakan penyewaan perahu dengan membayar 60 ribu rupiah saja, pengunjung dapat menyusuri telaga sarawandori selama 45 menit.

Pada dasarnya Telaga ini bernama Pamoi tetapi lebih terkenal dengan sebutan Telaga Sarawandori yang mengacu pada nama kampung yang wilayahnya mencakup telaga. Telaga ini menyatu dengan Teluk Mioka. Dua tanjung yang menjepit teluk dan menyisakan celah dengan lebar sekitar 50 meter ini memang menjadi keajaiban tersendiri. Sebuah jukung tampak membelah wajah telaga hingga menarik garis air yang berlapis-lapis warna mulai dari hijau muda, hijau lalu biru.

Air jernih dari berlapis-lapis warna memang menjadi pesona tersendiri yang jarang dijumpai ditempat lain. Dasar telaga yang biasa dihuni oleh ikan serta beberapa bintang laut dapat terlihat jelas dengan mata telanjang. Tak heran jika berenang dan menikmati jernihnya air menjadi pilihan beberapa pelancong yang berkunjung ke Telaga ini.

Telaga yang diapit dua tanjung di bagian Barat Kota Serui ini pernah menjadi tempat persembunyian kapal perang tentara sekutu pimpinan AS ketika perang dunia ke-II melawan Jepang dimana pasukan sekutu dibawah komando McArthur membumi-hanguskan Kota Hiroshima dan Nagasak[4] i.

Menikmati Sarawandori juga dapat dilakukan dengan mendayung disekitar telaga. Suasana hening disertai pemandangan yang indah dan sejuk menjadi sensasi tersendiri. Ditambah dengan keramahan penduduk sekitar, Sarawandori seakan lengkap dan mencerminkan betapa Indonesia memiliki surga dunia di dalamnya.

Referensi

  1. ^ Ernowo, Pasha (2010-12-24). "Telaga Sarawandori, Mutiara Tersembunyi Papua". Okezone.com. Diakses tanggal 2020-03-14. 
  2. ^ kabupaten kepulauan yapen (2020-02-22). "Kabupaten Kepulauan Yapen". Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. 
  3. ^ teluk sarwandori (2019-06-17). "Indahnya Teluk Sarawandori Papua, Warna Airnya Unik Terlihat Berlapis-lapis". iNews.ID. Diakses tanggal 2020-03-14. 
  4. ^ ciscarenata, renata (2016-03-05). "Telaga Sarawandori". ciscarenata (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-03-14. 
Kembali kehalaman sebelumnya