Tebu NXI-4T Toleran Kekeringan

Tebu NXI-4T Toleran Kekeringan adalah jenis tanaman tebu dengan sifat tahan terhadap kekeringan yang dikembangkan oleh PT Riset Perkebunan NusantaraPerkebunan Nusantara XI (Persero) yang bekerjasama dengan Ajinomoto Co, Inc dan Universitas Jember[1] dan telah disetujui oleh Kementerian Pertanian Republik Indonesia.[2] Tanaman ini telah lolos dari uji keamanan melalui keputusan Komisi Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetik (KKH PRG) Indonesia pada bulan Mei 2013.[2]

Morfologi

Sifat morfologi yang ditunjukkan oleh tebu transgenik ini, yaitu:

  • Pada batang yang berwarna ungu, terdapat ruas berbiku, silindris, bulat, dan susunan ruas yang tampak adalah berbiku.[3] Noda gabus jarang ditemukan, tidak ditemukan retak gabus.[3] Pada bagian batang terdapat lapisan lilin yang tipis sepanjang ruas, tidak memiliki warna, serta tidak ditemukan retak tumbuh dan memiliki alur mata sepanjang 3 mm mencapai tengah, dan dangkal.[3]
  • Pada buku ruas tebu ditemukan cincin tumbuh yang melingkar datar di atas puncak mata, warna cincin tumbuh yang berwarna ungu, dan memiliki mata akar sebanyak 3, dan baris paling atas melewati puncak mata.[3]
  • Daun yang dihasilkan oleh tebu transgenik ini berwarna hijau, dengan lebar daun sebesar 4-6 cm.[3] Daun melengkung kurang dari ½ helai daun, telinga daun memiliki tinggi kurang dari 2 kali lebarnya, dan tegak.[3] Daun tebu ini tidak memiliki bulu bidang punggung, dan sifat lepas pelepah yang sedikit mudah.[3] Warna pelepah yang dihasilkan adalah hijau tua, dan tidak memiliki rambut tepi pada bidang punggung.[3]
  • Mata tunas terletak di atas bungkus pangkal pelepah, tidak melampaui lingkar tumbuh.[3] Bentuk mata yang dihasilkan adalah bulat, bagian terlebar terletak pada tengah-tengah mata.[3] Sayap mata memiliki ukuran sama lebar, dan tepi sayapnya rata.[3] Tebu ini memiliki rambut jambul yang lebih dari 2 mm, serta pusat tumbuh terletak di puncak mata.[3] Tebu ini tidak memiliki rambut tepi basal, dan ukuran mata tunas yang dihasilkan besar.[3]

Agronomi

Sifat agronomi yang dihasilkan oleh tebu transgenik ini adalah

  • Perkecambahan yang sedang, memiliki diameter batang yang sedang, tidak berbunga, masak akhir, memiliki kadar sabut sebesar 12,9 – 14%, dan pada petumbuhannya tidak berlubang.[3]
  • Potensi produksi
Potensi produksi berbeda berdasarkan tekniknya:
  1. PC (Plant-Cane Crop): memiliki bobot sebesar 911 ± 355,08, rendemen yang dihasilkan sebesar 8,45 ± 1,44, serta memiliki hablur Gula (ku/ha) sebesar 77,67 ± 38,13.[3]
  2. Ratoon: memiliki bobot sebesar 756,25 ± 246,15, rendemen yang dihasilkan sebesar 8,08 ± 1,75, serta memiliki hablur Gula (ku/ha) sebesar 58,74 ± 12,61.[3]
  • Ketahanan hama dan penyakit
Untuk ketahanan terhadap hama, tebu transgenik ini agak tahan terhadap penggerek pucuk dan penggerek batang, dan tebu ini agak tahan terhadap penyakit mozaik dan penyakit karat daun.[3]
  • Kesesuaian lokasi
Tebu ini cocok dikembangkan pada tipologi lahan tidak berpengairan (tegal tadah hujan, terutama untuk pola tanam awal musim hujan).[3] Varietas tebu transgenik toleran kekeringan NXI-4T sangat sesuai dikembangkan pada lahan tegal tadah hujan dengan spesifik lokasi entisol dan inceptisol dengan iklim E4 dan D3, serta agak sesuai di lahan dengan spesifik lokasi grumosol dengan iklim C2.[3]

Teknik rekayasa genetika

A: Agrobacterium tumefaciens
B: Genom Agrobacterium
C: Plasmid Ti : a: T-DNA , b: Gen vir , c: Origin replikasi , d: Gen katabolisme opin
D: Sel tanaman
E: Mitokondria
F: Kloroplas
G: Nukleus

Tebu PRG transgenik kekeringan NXI-4T dihasilkan melalui metode transformasi genetik di Laboratorium Bioteknologi PTPN XI (Persero) sejak tahun 1999 bekerja sama dengan PT. Ajinomoto Company International.[3] Materi genetik yang digunakan untuk merakit tebu transgenik toleran kekeringan NXI-4T adalah gen betA yang menyandikan enzim choline dehydrogenase (CDH) dan dirancang dalam plasmid pMLH 2113.[3] Sekuen gen betA yang digunakan merupakan dari bakteri Rhizobium meliloti.[3] Dalam konstruksi tersebut terlihat bahwa gen betA dikendalikan oleh promoter DNA 35S-CaMV (Cauliflower Mozaic Virus) dan gen penanda ketahanan terhadap antibiotik higromisin (hptII).[3] Konstruk pMLH 2113 yang mengadung gen betA kemudian ditransformasikan ke sel bakteri Agrobacterium tumefaciens galur LBA4404 dan digunakan untuk transformasi genetik tanaman tebu.[3]

Transformasi

Agrobacterium tumefaciens merupakan bakteri Gram-negatif yang umumnya ditemukan pada tanah yang menyebabkan penyakit tumor mahkota empedu.[4] Agrobacterium sering digunakan dalam proses perakitan tanaman transgenik melalui proses transformasi.[4] Plasmid yang digunakan dikonstruksi dari Escherichia coli umumnya lalu dikonjugasikan ke dalam Agrobacterium.[4] Agrobacterium akan menghantarkan plasmid tersebut ke dalam sel tanaman melalui mekanisme tertentu sehingga sifat-sifat yang dikonstruksi dalam plasmid tersebut dapat diekspresikan oleh tanaman.[4] Agrobacterium LBA4404 merupakan jenis Agrobacterium komersial yang digunakan secara umum untuk proses transformasi.[5] Bakteri jenis ini dapat dibuat menjadi bakteri yang kompeten dengan teknik elektroporasi.[5] Elektroporasi merupakan salah satu cara untuk membuat membran sel lebih permeabel terhadap materi genetik dengan cara menggunakan arus listrik dalam waktu singkat.[6]

Referensi

  1. ^ http://tebutransgenik.student.unej.ac.id/index.php/penggagas-tanaman-tebu-transgenik-universitas-jember/ Diarsipkan 2014-12-05 di Wayback Machine. [28 November 2014]
  2. ^ a b (Indonesia) Rijzaani H. 2013. Tebu Biotek Toleran Kekeringan Disetujui untuk Dilepas [terhubung berkala]. http://biogen.litbang.deptan.go.id/index.php/2013/05/tebu-biotek-toleran-kekeringan-disetujui-untuk-dilepas/ Diarsipkan 2014-05-08 di Wayback Machine. [27 Apr 2014].
  3. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x (Indonesia) Johan. 2014. Mengenal Varietas Tebu NXI-4T Sebagai Produk Rekayasa Genetika Di PTPN XI [terhubung berkala]. http://www.ptpn-11.com/mengenal-varietas-tebu-nxi-4t-sebagai-produk-rekayasa-genetika-di-ptpn-xi-persero.html Diarsipkan 2014-10-27 di Wayback Machine. [28 Apr 2014].
  4. ^ a b c d (Inggris) Madigan MT, Martinko JM, Bender KS, Buckley DH, Stahl DA. 2012. Brock Biology of Microorganisms. Ed ke-14. Glenview: Pearson.
  5. ^ a b (Inggris) Wang K. 2006. Agrobacterium Protocol. New Jersey: Humana Press.
  6. ^ (Inggris)Hall RD. 1999. Plant Cell Culture Protocol. New Jersey: Humana Press.

Referensi untuk pengembangan tebu transgenik yang ditemukan oleh peneliti dari Universitas Jember, bisa anda lihat juga di website berikut:

  1. http://tebutranssgenik.student.unej.ac.id/ Diarsipkan 2014-12-05 di Wayback Machine.
  2. http://tebutransgenik.student.unej.ac.id/index.php/penggagas-tanaman-tebu-transgenik-universitas-jember/ Diarsipkan 2014-12-05 di Wayback Machine.
Kembali kehalaman sebelumnya