Tanah longsor Gjerdrum 2020
Tanah longsor Gjerdrum 2020 adalah bencana longsor yang terjadidi Ask, pusat administratif munisipalitas Gjerdrum di distrik tradisional Romerike, Viken, Norwegia pada dini hari tanggal 30 Desember 2020. Tanah longsor mencakup area seluas 300 kali 700 meter (980 kali 2.300 kaki) dan menghancurkan beberapa bangunan, sebagian besar berupa rumah dan gedung apartemen. Pada 3 Januari 2021, tujuh orang telah dipastikan tewas akibat tanah longsor, sementara tiga lainnya masih hilang.[1] Operasi pencarian dan pemulihanTanah longsor dilaporkan terjadi pada pukul 03.51 waktu setempat di tanggal 30 Desember 2020. Sepuluh orang terluka, dan lainnya dinyatakan hilang. Awalnya, jumlah orang yang hilang adalah 26. Kemudian diklarifikasi bahwa korban hilang berjumlah 10 orang.[2] Saat Tahun Baru, personel penyelamat dari Swedia diminta; 14 orang tim Pencarian dan Penyelamatan Perkotaan[3] dari Swedia bekerja di lokasi dan diterjunkan pada malam yang sama setelah tambahan tim penyelamat dari Norwegia didatangkan.[4] Pada 1 Januari 2021, nama, usia, dan foto dari sepuluh orang yang hilang itu diumumkan kepada publik oleh kepolisian. Pada 1 Januari, korban tewas pertama ditemukan. Pada awal 2 Januari 2021, jasad korban kedua ditemukan. Kemudian di hari yang sama, dua orang lainnya ditemukan tewas.[5][6] Pada 3 Januari, orang kelima dan keenam ditemukan tewas. Empat orang masih hilang, dan pencarian lanjutan sedang berlangsung.[7] Kematian ketujuh akibat tanah longsor dikonfirmasi pada hari itu juga, sehingga jumlah orang yang hilang berkurang menjadi tiga.[1] DampakSetelah bencana, beberapa berita mengungkapkan bahwa daerah yang terkena longsoran telah ditetapkan sebagai daerah rawan longsor pada awal tahun 2005 dan evaluasi direncanakan akan dilakukan pada tahun 2021 setelah meningkatnya jumlah proyek perumahan dan konstruksi di daerah tersebut. Beberapa ahli dan insinyur kemudian secara terbuka mengkritik pemerintah Norwegia dan pemerintah daerah setempat karena tidak menganggap serius daerah rawan dan membiarkan proyek perumahan terus berlanjut meskipun mereka telah memiliki "instruksi yang jelas tentang bagaimana menangani daerah tersebut selama lebih dari lima puluh tahun."[8] ReaksiPerdana Menteri Erna Solberg mengunjungi kawasan terdampak pada 31 Desember 2020, dan Raja Harald V dari Norwegia mendedikasikan sebagian dari Pidato Tahun Barunya kepada mereka yang terdampak bencana, lalu dirinya dan Ratu Sonja melakukan lawatan pribadi ke Ask pada 3 Januari.[9] Raja Swedia, Carl XVI Gustaf, juga secara terbuka mengungkapkan simpati keesokan harinya.[10] Presiden Finlandia Sauli Niinistö dan Perdana Menteri Sanna Marin juga menyampaikan belasungkawa kepada pemerintah dan rakyat Norwegia.[11] Pada tanggal 3 Januari, Raja Harald V, Ratu Sonja dan Putra Mahkota Haakon mengunjungi daerah bencana untuk berbincang dengan penyelamat, sukarelawan, pengungsi dan kerabat mereka.[12] Referensi
|