Takmung, Banjarangkan, Klungkung8°33′23″S 115°23′15″E / 8.556254°S 115.387483°E
Takmung adalah sebuah desa yang berada di wilayah Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali, Indonesia.[3] SejarahSejarah Desa Takmung berawal dari masa pemerintahan Dalem Waturenggong sebagai raja Gelgel (1460-1550). Ia mempunyai patih bernama Kyai Ularan (disebut juga I Gusti Ularan), anak dari Tumenggung Suta yang berkedudukan di Kuta Umung. Sebelum bernama Kuta Umung, tempat tinggalnya bernama Kaplung Macan, di sebelah baratnya bernama Alas Blatung dan Alas Pungut, di sebelah timur Alas Merak dan Alas Canigara. Kyai Ularan diberi wewenang mengatur masyarakat sebanyak 1.700 (sepe satus) orang. Selama menjadi pepatih, ia membangun tempat suci disebut pemerajan Ularan. Alas Belatung, Alas Pungut, Alas Merak dan alas Canigara dirabas dijadikan lahan pertanian dan diberi nama sawah Banjar Saren, sawah Pungut, sawah Merak dan sawah Canigara. Sampai sekarang lahan pertanian tersebut subur dan tidak kekurangan air sehingga terdengar gemuruh suara katak (Dok Maho). Masyarakat menyebut tempat itu Katak Maho(+ng), dari asal kata "katak Mahong" yang lama-kelamaan berubah menjadi "Takmung". Penamaan ini erat hubungannya dengan perginya I Gusti Ularan ke Den Bukit, menyebut dengan Kuta Umung, "Kuta" yang berarti kota atau tempat dan "umung" yang berarti kosong karena ditinggal pergi, lama-kelamaan menjadi juga Takmung.[4] DemografiPenduduk desa Takmung sampai dengan tahun 2015 terdiri dari 2.813 laki-laki dan 2.685 perempuan dengan rasio jenis kelamin manusia senilai 104.[1] Referensi
Pranala luar
|